kabar duka

4 2 0
                                    

Aiman dan Inara sedang menikmati makan siang di salah satu restoran halal di kota Cambridge. Aiman tersenyum gemas melihat Inara yang lahap memakan salah satu menu yang ia pesan.

"Hati-hati kalo makan." Ujar Aiman memperhatikan.

"Hah, uhuk, uhuk," Inara yang tak sadar akan tingkahnya itu, merasa kaget dan tersedak.

"Kan gue bilang hati-hati, minum nih!" Ujar Aiman menjulurkan Jus buah naga pesanan Inara.

Inara meminum jus itu sampai habis setengah.

"Alhamdulillah." Ucap Inara lega.

"Kenyang?"

"Ehehe, sorry. Gue ga sarapan tadi, makanya serasa lemah gitu. Trus menunya enak, jadi gue lahap banget makannya." Jelas Inara.

Aiman tersenyum melihat tingkah lucu Inara.

"Ai" panggil Inara.
"Iya?"

"Gue kangen sama Indo." Lirih Inara.

"Kangen sama negaranya, atau sama orang disana?" Ucap Aiman.

"Mmmm, Yaitu!"

"Fokus aja dulu sama tugas-tugas lu, sama skripsi, sama TA, dan lain-nya." Ujar Aiman.

"Iya, iya. Lo tuh kek Khaibar tau ga sih."

"Mmm, jangan samain aku sama Khaibar. Kita beda, cuman 1 yang sama." Ucap Aiman menggantung.

"Apa?!"

"Kita suka sama orang yang sama." Ujar Aiman datar.

"Siapa?" Tanya Inara penasaran.

"Orang itu, ga bakalan sadar. Mending lupain aja!"

"Aih, yaudah ga mau maksa." gerutu Inara menyendok eskrim yang dia pesan.

'Drrt, Drrt, Drrt.'

Handphone Aiman bergetar di atas meja. Mata Aiman dan Inara tertuju kepada benda pipih yang menampakkan sebuah konta yang bernama Nendra.

"Ada telfon tuh!" Ujar Inara, melirik benda itu.

"Iya, bentar ya."

Aiman menekan ikon hijau pada layar hp nya.

"Assalamu'alaikum, Ai!" Ucap Danendra dari sebrang.

"Wa'alaikumussalam." Jawab Aiman.

"Lo, lagi sama Inara?" Tanya Danendra pelan.

"Iya, kenapa?" Tanya Aiman bingung, melihat kepada Inara yang sedang menikmati es krim.

"Lo permisi aja dulu ke dia, bilang aja mau ke kamar mandi." Ujar Danendra lebih pelan.

Aiman masih diam, mencoba untuk mencerna apa yang di maksud Danendra. Tapi Aiman tak ambil pusing, dia berdiri.

"In, gue ke toilet dulu." Izinnya.

Tanpa rasa curiga, Inara mengizinkan Aiman untuk pergi.
Aiman menjauhi Inara dan pergi ke toilet khusus pria. Setelah sampai di toilet, Aiman duduk di closet yang tersedia, dan kembali berbicara dengan Danendra di sambungan telfon.

"Halo?" Ujar Aiman.

"Lo udah di toilet?" Tanya Danendra.

"Iya."

"Sob! Sahabat kita ninggalin kita." Suara Danendra mulai serak menahan isakan.

"Maksud lo?" Tanya Aiman bingung.

"Kha-Khaibar Sob. Hiks." Ujar Danendra, mulai menangis tak kuat.

"Lo becanda ga ngotak Nen. Pasti lagi ngumpul, trus pengen gue kangen ke kalian, kalian malah becandanya gini!" Ujar Aiman, berpikir bahwa Danendra sedang bercanda agar Aiman rindu untuk pulang.

Minimum (AiRa) (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang