Semua siswa sedang memperhatikan materi yang sedang ibu guru terangkan. Semuanya fokus, namun pelajaran sudah akan berakhir.
'Waktunya istirahat dimulai." Bel pun berbunyi.
"Baiklah materi ibu selesaikan sampai sini, jangan lupa untuk minggu depan!" Ujar ibu guru mengingatkan, lalu meninggalkan kelas.
"Laper ga?" Tanya Zefanya.
"Laperlah masa enggak." Jawab Chaira semangat.
Mereka langsung pergi meninggalkan kelas. Seperti biasa bangku kantin yang biasa mereka tempati dengan Inara.
"Ga ada Inara sepi yah."
"He em."
"Boleh gabung?" Tanya siswa laki-laki yang berdiri di kursi yang biasa Inara duduki. Chaira dan Zefanya langsung memperhatikan siswa itu. Siswa blasteran Bulgaria-Indo. Matanya yang kecoklatan dengan tubuh tinggi, rambut sedikit berwarna pirang kecoklatan.
"Boleh kan?" Tanya nya lagi. "Tinggal ini bangku kosong yang gue perhatiin."
"Lo siapa? Murid baru?" Tanya Chaira.
"Boleh duduk dulu?"
"Sok." Ujar Chaira mengizinkan. Zefanya masih memperhatikan siswa itu, karena bingung.
"Kenalin, Gue Nichole." Ucapnya ramah memperkenalkan diri.
'HAH NICHOLE?!' teriak batin Chaira, tak menyangka jika dia adalah Nichole.
"Gue Zefanya, dia Chaira."
"Oh, salam kenal. Gue sebenernya bukan murid baru. Gue cuman di D.O selama ini. Gue naik kelas karna tuduhannya salah orang." Jelasnya.
"Emang lo di tuduh ngapain?" Tanya Zefanya.
"Sorry, gue ga bisa kasih tau, karena ini privasi gue. Gapapa kan?!"
"Oh iya, gapapa." Jawab Chaira mengerti.
"Yaudah yuk makan!" Ajak Nichole.
"Btw, kalian jurusan apa?" Tanya Nichole mengunyah lontong sate ayam yang dia pesan.
"Akuntan." Jawab Chaira dan Zefanya bersamaan.
"Pantes, cantik." Bisik Nichole.
"Apa?" Tanya Chaira tak sengaja mendengar.
"Gapapa kok. Oh iya, Gue dari jurusan Desain Permodelan Bangunan."
"Oh arsitek." Ujar Zefanya menebak.
"Sama kek Inara yah?" Tanya Chaira kepada Zefanya.
"Yaa."
Setelah mereka selesai menghabiskan makanan, mereka masih saling bercerita. Entah itu sekedar untuk mengenal satu sama lain atau bertanya hal konyol. Tiba-tiba ada notifikasi chat dari handphone Chaira.
*Aigham*
Aigham : 'Kalo balik beliin gue Cimol ye.''Aigham.' Batinnya kaget. Setelah kejadian kemarin, Aigham meminta nomor what's app Chaira serta nama sosmed yang Chaira punya.
*Aigham*
Anda: 'Jangan ngadi-ngadi deh. Lu itu, lagi sakit. Bukannya istirahat malah mikirin cimol..punya masalah sama cimol?'
Aigham: 'Yaini, gue ada masalah sama si cimol, makanya gue lagi pengen makan si cimol. Beliin yah🙏, gue mohon😢'
Anda: 'Apaan sih lo.'
Anda: 'jangan kek anak kecil deh. Jijik gue😒'
Aigham: 'nanti gue ganti uang lu, 1M mau?😆😆'
Anda: 'uang masih minta ke Ayah sendiri bangga😒'
Aigham: 'maka karna itu, saya harus bangga.'
Aigham: 'Oh yaa mamah ngirim uang nih buat lu lewat gue, katanya buat nebus semua uang lu sama mau minta maaf atas kesalahannya tadi malem.'
Aigham: '50 jutaaaaaaa.... mau gaaa?'Chaira menutup mulutnya disaat dia membaca Pesan Aigham tentang uang kiriman Mamahnya, yang jumlahnya luar biasa.
"Kenapa, Ra?" Tanya Zefanya.
"Serius banget chattan-nya. Pasti chattan sama pacarnya ya?" Sahut Nichole.
"Ah, ng-enggak kok. Ini gua lagi baca twitter lucu banget. Hehe." Chaira beralasan.
"Kenapa di twitter?" Tanya Zefanya.
"Ga ada apa-apa, cuman baca komen lucu. Masak iya, minjemnya lima ratus ribu bayarnya lima pulu juta. Ngakak ga?"
"Waaaaaah, kaya ga sii." Takjub Zefanya.
"Sultan." Ujar Nichole.
Tiba-tiba, notifikasi pesan dari Aigham menjadi spam chat.
*Aigham*
Aigham: 'Ra, kok cuman di read si.'
Aigham: 'kirim nomor rekening lo.'
Aigham: 'Ayah juga pengen ngasih sesuatu buat lo. Jadi, nanti kesini yah!'
Aigham: 'Bales bolooooooooot. Gue spam lo!'
Aigham: 'P'
Aigham: 'P'
Aigham: 'P'
Aigham: 'P'
Anda: 'BERISIK'
Aigham: 'Kirim cepet.'
Anda: '37******15'
Aigham: 'Good👍 lo pasti kaget berapa uang yang bakalan gue transfer.'
Anda: 'Bodo.''35******17, telah berhasil mengirim saldo sejumlah 1 Miliar Rupiah.'
Chaira terkejut setelah melihat Notifikasi dari aplikasi bank online yang dia pakai.
"1M!?" Jerit Chaira. Membuat Zefanya dan Nichole ikut panik.
"Lo kenapa?" Tanya Zefanya khawatir.
"Mmmm, gue ke toilet dulu. Kalo kalian mo balik, balik aja gapapa. Gue nanti nyusul." Ujarnya gugup. Lalu, pergi meninggalkan mereka berdua.
"Aneh." Lirih Zefanya bingung.
Nichole hanya menggelengkan kepalanya pelan.
***
Bel pulang sekolah sudah berbunyi. Semua siswa dan siswi berhamburan keluar kelas untuk segera pulang atau hanya untuk nongkrong.
"Ra, gue mau jenguk adek lo boleh ga?" Tanya Zefanya.
"Hah, Gausah Zef, gausah!" Tolak Chaira panik.
"Lah, kenapa?"
"Adek gue udah sembuh kok. Dia cuman luka dikit doang kok, jadi lo tenang aja. Pokoknya tenang, adek gue udah sembuh." Jelas Chaira beralasan.
"Ya gapapa lah, gue juga lama ga kerumah lo."
"Gausah Zef, Bunda lagi sibuk di butik. Gue juga mau pergi keluar. Dirumah ga ada orang, ehe." Chaira tetap beralasan.
"Mau kemana lo?" Tanya Zefanya introgasi.
"Kerumah sepupu gue." Ujarnya berbohong.
"Mmmm, yaudah deh. Sebenernya gue ada janji sama kak Danendra. Ehe." Ujar Zefanya malu-malu.
"Kalian, pacaran?!"
"Belom!"
"Otw dong yeeee," goda Chaira.
"Gatau dah, ga terlalu berharap." Ujar Zefanya pasrah.
"Bagus."
"Yaudah, Eeeh-bener kan gapapa?" Tanya Zefanya lagi memastikan.
"Gapapa, tenang aja. Adek gue sembuh kok." Jawab Chaira mengangkat jempolnya.
"Gue pulang duluan gapapa kan?" Pamit Zefanya.
"Ga papa, semangat!"
"Makasiiiii." Ujar Zefanya senang, lalu memeluk Chaira gemas dan pergi.
"Hufttttt." Desah Chaira tenang.
"Ga pulang?" Ujar seseorang di samping Chaira.
"ALLAHU AKBAR!" teriak Chaira kaget. "ASTAGHFIRULLOH NICHOOOOOOOOOLE, KAMU TEH, NANTI KALO JANTUNG CHAIRA COPOT KUMAHA JADI NA!?" Jerit Chaira kesal.
"Ehehehe, maaf Ra." Cengir Nichole memohon.
"Lo ngapain disini? Kenapa masih belom pulang?" Tanya Chaira introgasi.
"Lo sendiri kenapa ga pulang?" Tanya balik Nichole.
"Ini gue mau pulang. Otw ke parkiran."
"Yaudah sama."
"Hadeh." Desah Chaira pasrah. Lalu pergi, diikuti oleh Nichole.
Setelah mereka berdua sudah sampai di parkiran. Ada tiga siswi yang masih menduduki sepeda, entah untuk bergosip atau karena ingin pulang paling belakang.
"Itu, Nichole kan?" Tebak cewek yang duduk di motor scoopy.
"Iya, itu Nichole. Ganteng banget dia, mana blasteran lagi." Sambung siswi lain takjub.
"Shuuuuuut, diem kalian berdua. Itu kan calon pacar gue." Ujar siswi yang duduk di motor PCX hitam.
"Tapi, yang bareng sama Nichole itu siapa?" Tanya siswi satunya.
"Itu, Chaira kan? Ketua PMR yang sok asik itu?" Ledeknya.
"Eh, iya bener."
"Ga bisa di biarin nih! Nichole cuman punya gue." Ujarnya tak mau kalah.
"Bener tuh."
"Gimana kalo gue pura-pura ga punya tebengan nanti lo yang makek sepeda gue. Trus gue pulang bareng Nichole deh." Siswi itu memulai rencana liciknya.
"Oke siap bos." Terima kedua temannya.
"Gue kesana dulu."
Siswi itu mendekati Chaira dan Nichole yang sedang bersiap untuk pulang.
"Hai Nichole, hai Chaira." Sapa siswi itu.
"Hai stev."Jawab Chaira ramah. Nama siswi itu adalah Stevany.
"Hai." Jawab Nichole.
"Mmmm, gue boleh minta bantuan ga?" Tanya nya sok lemah.
"Apa?" Jawab Chaira
"Lebih tepatnya ke Nichole sih! Bukan ke lo." Sela Stevany.
"Ooh, yaudah gue pulang aja. Gue ada urusan, dah." Pamit Chaira menarik pedal gas motor scoopy miliknya dan pergi. Nichole yang melihat Chaira pergi langsung menarik pedal gas dan melajukan motornya lebih cepat, tanpa pamit kepada Stevany.
"E-ehhhhhh, NICHOOOOOLE, NICHOOOOOOOOOLE. KOK GUE DI TINGGAL SIH!" Teriak Stevany memanggil Nichole. Namun, tak di indahkan oleh Nichole. Kedua teman Stevany langsung datang mendekati Stevany.
"Lo gapapa kan Stev?" Tanya Dian.
"Kurang ajar si Chaira. Sok sombong di depan gue, karena di kejar sama Nichole! Awas lo Ra, Gue gabakalan maafin lo!" Ujar Stevany kesal dan penuh dendam.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Minimum (AiRa) (End)
Random"Aighaaaaaaaam!" Teriak Chaira frustasi. Melihat Aigham tidur disaat belajar bersama di rumah Chaira. "Parah sih Aigham." Lirih Zefanya tersenyum miris. Chaira menggoyangkan tubuh Aigham yang tidur di atas buku. "Banguuuuuuuun." Aigham masih saja...