Pagi sekali Aigham sudah rapi dengan crewneck coklat Gucci.
"Tunggu gue Ra, gue bakalan jagain Lo Sampek Lo sembuh. Gue janji!" Ujarnya di depan kaca panjang.Aigham keluar dari kamarnya menuju meja makan, namun hal yang tak pernah Aigham lihat sejak bertahun-tahun kini nampak jelas dimatanya. Ia melihat dua orang yang pernah menghilang kembali menjadi sepasang orang tua yang menunggu anaknya untuk sarapan bersama. Mereka tersenyum melihat kedatangan Aigham.
Entah kenapa Aigham merasa kikuk dan salah tingkah disaat dia duduk di kursi yang biasa ia gunakan untuk makan.
Sekar menyuguhkan segelas susu hangat untuk Aigham dan suaminya. Senyum Sekar terus merekah, membuat Aigham makin kebingungan. Ada apa sebenarnya? Apakah ada keajaiban dunia yang baru? Pikir Aigham.
Tak habis sampai disitu, Sekar sampai menyentongkan nasi untuk Aigham dan Reyko. Aigham makin dibuat penasaran.
"Aigham mau di tambah nasi nya?" Tanya Sekar.
Lamunan Aigham buyar saat mendengar ucapan Sekar yang biasanya jutek kini berubah drastis menjadi halus nan lembut.
Sekar menatap Aigham penuh tanya. "Kurang atau tidak?"
"Aigham mamah nanyain loh, kenapa ga di jawab?" Sela Reyko.
Aigham berusaha sadar, ini seperti mimpi. Apapun yang terjadi Aigham sangat terkejut. Apakah ini balasan dari doanya? Astaga Aigham pusing harus menanggapi seperti apa. Rasanya ingin sekali berteriak, tapi Aigham tak mau malu akan kelakuannya.
Aigham menatap keduanya bergantian, entah sejak kapan matanya bergelimang. Mungkinkah ini rasa yang telah lama hilang, astaga Tuhan, kejutan apa yang kau beri ini? Rasanya Aigham ingin meledakkan perasaan bahagianya.
"Aigham kamu kenapa?" Tanya Sekar khawatir. Sekr menghampiri Aigham yang kursinya di beri jarak oleh meja. "Aigham kamu baik-baik saja kan?" Periksa Sekar menyentuh kening anak tiri nya itu.
Aigham berdiri menatap haru Sekar, Reyko yang melihat tindakan Aigham merasa khawatir, takut Aigham melakukan hal yang tidak meng-enakkan kepada Sekar. Tapi, dugaan Reyko salah. Setelah terjadi acara tatap-tatapan, tindakan Aigham selanjutnya adalah memeluk erat Sekar. Bagai seorang anak yang ingin di manja oleh ibunya. Aigham memeluk erat tubuh Sekar, seakan-akan Aigham merindukan sosok yang sedang ia dekap sekarang.Buliran bening jatuh dari pelupuk mata Aigham. Tak tertahan akan rasa kerinduan, kini rasa itu sudah terbayarkan. Aigham tak mau melepaskan pelukannya. Sekar yang awalnya terkejut dan merasa takut, kini merasa nyaman. Ini yang Sekar mau, Sekar membalas pelukan hangat itu. Tak lupa ia mengecup puncak kepala anak tiri nya itu.
Reyko tersenyum bahagia, lama sekali dia tak melihat kehangatan di rumah besarnya ini.
"Maafin Aigham ya Mah. Selama ini Aigham ga pernah anggep mamah ada." Ucap Aigham tulus.
Sekar yang mendengar ucapan Aigham tersenyum bahagia. Ia mengeratkan pelukannya dan mengecup kening Aigham lebih manis. Tangis haru mengelilingi suasana pagi ini.
Aigham melepas pelukan rindu itu. Ia menatap Sekar, seakan-akan mengisyaratkan bahwa Aigham rindu kepada orang yang sedang berdiri di hadapannya.
Sekar menangkup wajah tampan anaknya itu dengan kedua tangannya. Menatap haru anaknya, lalu mengecup kening Aigham.
"Maafin mamah juga ya, selama ini mamah kurang ngasih kasih sayang ke kamu. Sekarang mamah janji! Bakalan selalu ada buat kamu, bakalan selalu sayang sama kamu, mamah bakalan jadi ibu yang kamu rindukan selama ini. Mamah janji!" Ujar Sekar tulus.
Semua orang yang berada di sana tersenyum bahagia, tak terkecuali beberapa asisten rumah tangga yang melihat peristiwa haru tersebut. Kini, Aigham sadar bahwa dia yang pernah ia pinta kepada Allah kabulkan melebihi dugaan Aigham. Betapa Subhanallah, Masyaa Allah, Alhamdulillah nya hati Aigham sekarang.
***
Aigham kini berada di rumah sakit cempaka dimana Chaira di rawat. Tak lupa dengan kumis tiruan yang dia pasang sebelum masuk ke rumah sakit. Terlihat sedikit berbeda, semoga tak dikenal, harap Aigham lalu memberanikan diri masuk kerumah sakit. Dia menemui resepsionis yang sedang bertugas. Rumah sakit ini memang sedang mencari seorang Office Boy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Minimum (AiRa) (End)
Random"Aighaaaaaaaam!" Teriak Chaira frustasi. Melihat Aigham tidur disaat belajar bersama di rumah Chaira. "Parah sih Aigham." Lirih Zefanya tersenyum miris. Chaira menggoyangkan tubuh Aigham yang tidur di atas buku. "Banguuuuuuuun." Aigham masih saja...