Aduh, gue lagi Pms. Stok pembalut ada ga ya?" Ujar Chaira panik. Mencari stok pembalut yang memang sudah kosong.
"Aduh kosong! Gue harus beli dong, tapi kan, Ah masih jam segini. Ga mungkin kan Aigham kerumah Kak Albhar sekarang. Mungkin gue punya waktu bentar buat keluar." Pikir Chaira. Langsung bergegas keluar rumah menuju mini market.
***
Albhar masih diam, entah dia memikirkan apa. Mungkin dia kecewa dan hancur setelah mengetahui kenyataan pahit ini. Tiba-tiba Albhar berdiri."TANGKAP WILIAM!" Tukasnya memerintah kepada pasukan preman nya untuk menangkap Wiliam. Aigham dan bagiannya langsung waspada.
"ALBHAR! SETELAH LO TAU KEBENARANNYA, LO MASIH PENGEN BUNUH WILIAM?!" Sentak Aigham.
'DORR!' Albhar menembakkan pistolnya ke arah langit-langit rumahnya.
"DIEM LO! INI URUSAN GUE! LOB GAUSAH IKUT CAMPUR!" Sentak Albhar.
"BAWA DIA KE MOBIL!" Perintahnya lagi. Langsung di lakukan oleh preman itu.
"ALBHAR!" Teriak Aigham.
"DIEM LO! BUNUH MEREKA!" Albhar memerintahkan ke semua pasukannya untuk membunuh Aigham dan kawan-kawan. Untungnya, pasukan Reyko datang menghadang Albhar, dan melawan semua pasukan Albhar. Namun, Albhar dengan keji menembak mereka tepat di jantung. Albhar lolos dan berhasil menculik Wiliam.
"AIGHAM, MENDINGAN KAMU PERGI SAMA NICHOLE. BIAR PASUKAN PAPAH DAN POLISI YANG MENGURUS INI!" Titah Reyko tegas kepada anaknya. Aigham dan Nichole langsung pergi mengejar mobil Albhar.
***********
Di kasir mini market Khaibar bertemu dengan Chaira.
"Chaira!" Panggilnya.Chaira menoleh dan melihat sosok tinggi tampan di depannya.
"Kak Khaibar, ngapain kesini?" tanya Chaira.
"Beli ini." Khaibar menunjukkan minuman susu murni yang bergambar beruang putih.
"Ouuuuuu." Ujar Chaira mengangguk paham.
"Kamu sendiri?" Tanya balik Khaibar.
Chaira malu untuk mengatakannya, jadi Chaira memilih diam.
"Loh kok diem?"
"Kak pembalut Charm, total 150 Ribu Rupiah." Ucap mbak kasir.
Khaibar dan Chaira menoleh ke arah kasir. Sekarang Khaibar mengerti kenapa Chaira tak menjawab.
"Mbak, yang ini totalnya jumlahin sama punya saya ya. Saya yang bayar." Ucap Khaibar kepada mbak Kasir.
"Oke kak." Jawab ramah mbak kasir.
"Loh kak, gausah!" Tolak Chaira.
"Gapapa. Oh ya, pulangnya bareng siapa?" Tanya Khaibar lagi.
'Haduh, ni cowok udah cakep, baik lagi. Kenapa coba Inara ga klepek-klepek sama dia. Malah di jadiin sahabat doang lagi.' Pikir Chaira melamun.
"Chaira!" Panggil Khaibar melambaikan tangannya. Chaira langsung sadar.
"Ah, mmm, kenapa kak?" Kejut Chaira gagap.
"Haduuuuh, jangan sering ngelamun Ra."
"Kak totalnya jadi 350 Ribu Rupiah." panggil mbak kasir.
"Oh iya." Khaibar langsung membayarnya cash dengan uang pas.
"Makasih kak." Ucap mbak kasih ramah.
"Sama-sama." Jawab Khaibar dan Chaira bersamaan.
"Kamu pulangnya sendiri?" Tanya Khaibar lagi.
"Iya kak, bawa sepeda motor tuh." Tunjuk Chaira kepada motor scoopy nya.
"Ooh iya, aku anter sampek depan rumah ya?!" Tawar Khaibar.
"Gausah kak, aku bisa kok sendiri." Tolak Chaira malu.
"Gapapa, cewek ga boleh jalan sendiri malem-malem." Ucap Khaibar lagi.
"Mmmm, yaudah deh gapapa." Akhirnya Chaira menerima tawaran Khaibar.
Mereka pun pergi dari mini market. Khaibar mengikuti sepeda Chaira dari belakang dengan motor ninjanya.
'Ya Allah mimpi apa gue semalem.' Batin Chaira sumringah dan terharu.
Disaat Chaira ingin berbelok ke arah kiri, tiba-tiba mobil Avanza hitam menghantam tubuh dan motor Chaira kencang. Chaira terbanting jauh dengan motornya. Tubuh Chaira berbenturan keras dengan jalan Aspal. Kepala Chaira mengeluarkan cairan kental berwarna merah. Tubuh Chaira terbengkalai lemas di aspal dengan darah bercucuran.
Mata Chaira melihat buram Khaibar yang mendekat kepadanya.
"CHAIRAAAAA!" Teriak Khaibar.
Albhar keluar dari mobilnya. Aigham dan Nichole tiba di depan Mobil Khaibar yang tiba-tiba berhenti.
"MAU KEMANA LO BHAR!" Tukas Aigham.
Albhar dan Aigham pun beradu fisik dengan hebatnya. Nichole melawan dua preman suruhan Albhar, dan berhasil Mengalahkan mereka berdua. Nichole membuka pintu mobil Albhar dimana Wiliam di ikat.
"Albhar nabrak orang!" Tunjuk Wiliam dengan mata Nanar ke arah Khaibar yang sedang menangis.
Nichole menoleh ke arah jari telunjuk Wiliam, melihat Khaibar yang sedang menangis berusaha membuat seseorang yang bersimbah darah untuk sadarkan diri. Namun, Nichole mengenal wajah yang saat ini sedang di banjiri darah segar dari luka di dahinya. Nichole langsung berlari ke arahnya. Diikuti Wiliam di belakangnya.
"CHAIRAAAAAAAAAAA!" teriaknya sambil berlari.
Aigham yang mendengar teriakan Nichole menyebut nama yang tak asing di telinganya, langsung menghentikan acara memukulnya. Dia melihat ke arah Nichole dan Wiliam yang sedang berlari. Benar saja dia melihat seorang gadis yang bersimbah darah sedang terbaring lemah disana.
"CHAIRAAAAAAAAAAAAA!" teriaknya. Langsung berlari ke arah Chaira dan Khaibar.
Aigham lemas melihat wajah Chaira berlumuran darah, ia merebahkan kakinya ke tanah. Lalu merengkuh Chaira dan memeluknya.
"Ra, lo harus kuat Ra!" Ujar nya menahan isakan.
"Ai-Gham?" Tanya Chaira dengan suara serak dan terbata-bata.
"U-udah lo jangan banyak bicara. Gue bawa lo kerumah sakit."
"G-Gham, Maaf. Gue ga ne-nepatin janji." Ucap Chaira lemah.
"Diem!" Sentak Aigham.
'DOR, DOR, DOR' suara tembakan 3 peluru yang terdengar keras di belakang Aigham.
Aigham merasa peluru itu diarahkan kepadanya. Namun, dia tidak merasa ada peluru yang menembus dinding kulit dan tulang rusuknya."Kak kha-khaibar." Ujar Chaira menatap keatas, lalu menutup matanya dan tak sadarkan diri.
"ALBHAR!" Teriak Nichole, lalu menangkap tubuh Khaibar.
"ARRRRRRRRRRRRRGH." Teriak Aigham frustasi. Kedua temannya kini sedang sekarat dan terluka parah.
Pasukan Reyko datang. Reyko terkejut melihat Chaira dan Khaibar yang berlumuran darah.
"AYAH! HIKS, AKU GA BISA JAGA WANITA INI, DAN TEMANKU, DIA RELA BERKORBAN DEMI AKU YANG PAYAH INI. HIKS, HIKS." Ucap Aigham menangis sesenggukan.
Reyko memeluk Aigham yang masih merengkuh tubuh Chaira. Dia berusaha menelpon dua ambulance. Pasukan Albhar dan Albhar sudah di tangkap polisi.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Minimum (AiRa) (End)
Random"Aighaaaaaaaam!" Teriak Chaira frustasi. Melihat Aigham tidur disaat belajar bersama di rumah Chaira. "Parah sih Aigham." Lirih Zefanya tersenyum miris. Chaira menggoyangkan tubuh Aigham yang tidur di atas buku. "Banguuuuuuuun." Aigham masih saja...