Hari dimana yang ditunggu murid kelas 12 tahun sekarang telah tiba. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing. Seperti biasa untuk siswi di haruskan memakai kebaya dan untuk siswa memakai blazer resmi. Kini Inara tampil elegan dengan kebaya warna Gold yang terlihat simple dan elegan. Sedangkan untuk murid kelas X dan XI diliburkan. Namun, Chaira dan Zefanya tetap masuk sebagai kru acara. Zefanya sebagai MC dan Chaira sebagai kru dekorasi juga pemberi pertolongan pertama jika ada seseorang yang tidak enak badan, karna dia seorang ketua PMR maka tugas utamanya adalah pemberi bantuan P3K yang sudah siap di tangannya.
Acara berjalan lancar. Mulai dari penyambutan, amanat kepala sekolah untuk angkatan 17, dan beberapa urutan acara yg lumayan membuat lelah para siswa. Hingga akhirnya pemberian Ijazah juga gelar kepada siswa berprestasi. Inara mendapatkan gelar juga prestasi sebagai murid lulusan terbaik dan pringkat 1 paralel. Semua bertepuk tangan untuk Inara. Namun, hanya satu siswi yang memandang tak suka kepada Inara.
Acara pun selesai.. mereka semua mengucapkan perpisahan ntah itu murid kepada guru dan murid kepada murid seangkatan yang akan berpisah. Chaira dan Zefanya menghampiri Inara yg sedang berfoto ria bersama temannya.
"Ekhem.." Zefanya langsung memberi kode kepada Inara yang sedang bergaya untuk berfoto. Tanpa banyak bicara Inara langsung pamit pergi dari teman-temannya dan pergi dengan kedua sahabatnya. Sebelum itu, mereka mengucapkan selamat kepada Inara atas keberhasilannya. Lalu, saling berpelukan.
"CONGRATULATIONSSSSS MURID TELADAAAAAN. KITA BANGGA SAMA ELO. SEMANGAT TERUUUUUUS JANGAN PANTANG MENYERAH" ucap Zefanya bahagia.
"Makasiii" jawab Inara tak kalah bahagianya.
"Jangan lupa traktirannya yeeee.. ehehehe" ini Chaira yang tiba-tiba memeluk Inara. mereka saling berpelukan seperti kembar yang sangat bahagia.
***
Di sekolah lain, yang juga telah melaksanakan acara kelulusan. Ada 3 sejoli yang sedang duduk bertiga, Mereka sama bahagianya seperti apa yang di rasakan Inara dan sahabatnya. Namun, bedanya mereka bertiga sama lulus sedangkan persahabatan Inara, hanya Inara yang lulus."CONGRATULATIONS BROOOOOO... LO HEBAT BISA JADI MURID LULUSAN TERBAIK DI SEKOLAH TERBAIK PULA... GA NYANGKA GUE." Ucap Khaibar kepada sahabat sejak SMP-nya itu.
"MARI KITA FOYA-FOYAAAA... DAN AIMAN YANG TRAKTIR.. HAHAHAHA" ini adalah Danendra yang penuh semangat.
"YOK LAH GASSS!" Jawab Khaibar. Aiman hanya mengangguk meskipun nanti uangnya akan dikuras habis oleh dua sahabatnya ini. Namun, dia tak memikirkan hal itu. Melihat mereka bahagia saja, Ai sudah kenyang. Dalam pikirannya tanpa mereka berdua, Ai takkan bisa mengerti apa artinya pertemanan sesungguhnya. Sebenarnya mereka bertiga tak pernah memikirkan untung rugi. Mereka hanya ingin kebersamaan yang berlangsung lama dan tak akan berpisah karna sebab apapun.
Disaat Danendra masuk kedalam mobil Khaibar. Dia terkejut melihat bucket besar, bahkan bisa dibilang super besar berisikan uang ratusan sedang berdiri di tempat duduk bagian tengah.
"WOWOWOW.. INI APE NIH?" Danendra kagum,lalu keluar dan menunjukkan apa yg baru saja ia temukan dengan wajah seperti melihat sebuah berlian. Aiman yang melihat bucket sebesar itu.
"Buat siapa?" Tanya Aiman bingung.
"Adadeh.. makanya sebelum kita berangkat, kalian ikut gua dulu ngasih bucket itu keorangnya. Sekaligus kita nanti acara funnya gak cuma bertiga." Jelas Khaibar dengan senyum manis yang penuh kebahagiaan di dalamnya.
"Lo punya pacar?" Sambung Danendra tiba-tiba membuat Aiman dan Khaibar saling menatap.
"NGADI-NGADI" ucap mereka berdua kompak.
"Yaaa. Kan kali aja." kini Danendra seperti orang yang di pojokkan menggaruk belakang kepalanya yang padahal tak gatal.
"Fokus masa depan, gosah mikirin cewek. Itu kan prinsip kita dari dulu." Ucap Aiman lalu masuk ke dalam mobil di samping pengemudi. Diikuti Khaibar yg duduk di kursi pengemudi dan Nendra di kursi belakang berdampingan dengan bucket besar itu.
"Makanya kita jomblo.. Hahahaha.." Ucap mereka bertiga serentak dengan tertawa renyah di dalam mobil.
***
15 menit kemudian, mereka sampai di depan sekolah kejuruan di kota mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Minimum (AiRa) (End)
Random"Aighaaaaaaaam!" Teriak Chaira frustasi. Melihat Aigham tidur disaat belajar bersama di rumah Chaira. "Parah sih Aigham." Lirih Zefanya tersenyum miris. Chaira menggoyangkan tubuh Aigham yang tidur di atas buku. "Banguuuuuuuun." Aigham masih saja...