Shofi menuju ke lokasi yang dia yakini adalah keberadaan Satria. Entah mendapatkan dorongan motivasi dari mana, tanpa sadar Shofi sudah di depan gedung yang tak lain merupakan markas latihan para atlet renang. Shofi sedikit ragu saat kesadarannya pulih, tapi jika hendak berbalik pergi akan sangat sayang karena dia sudah terlanjur datang. Shofi melangkahkan kakinya, dia membuka pintu kaca itu dan masuk dengan berani.
“ASTAGHFIRULLAH” Shofi terkejut karena disambut pemandangan yang tak biasa, begitu ia masuk.
Shofi melihat kehadiran wanita yang fokus membaca sesuatu di meja dada yang ia bawa. Shofi berniat untuk menanyakan keberadaan Satria, yang mungkin saja wanita itu juga mengenalnya. Sambil menunduk untuk menjaga pandangannya, Shofi berjalan dengan sangat pelan dengan jantung berdebar. Ya Allah selamatkan aku dari ABS milik para cogan disini.
Bruuukkkkk....Shofi menabrak sesuatu. Ternyata seseorang.
“Maaf saya nggak sengaja” ucap Shofi masih menunduk.
Dia melihat sepasang kaki bersepatu tali. Lalu melihat perlahan lebih ke atas, sebuah kaki bercelana jeans pendek, hingga akhirnya Shofi berdiri normal melihat seorang remaja seusianya memakai baju dengan lengkap. Hufft untung saja, kirain pake sempak doang. Batin Shofi lega.
“Lo ngapain disini ? club cewek jadwal latihannya nanti sore” ucap remaja itu.
Shofi memiringkan kepalanya, dia merasa familiar dengan wajah seseorang di depannya itu. Siapa ya ? kayak pernah lihat. Apa mungkin satu kampus ?
“Anu, gue mau nyari Satria. Dia masih disini apa nggak ya” jelas Shofi.
“Oh. Ada. Dia masih di dalem. Mau masuk bareng gue sekalian ?” tawarnya.
“Boleh deh. Makasih” jawab Shofi.
Mereka berdua berjalan memasuki lorong panjang yang akan membawa mereka ke sebuah kolam renang besar yang begitu ramai dengan para cowok topless menggiurkan. Shofi berkomat-kamit lirih beristighfar mohon ampunan. Ia tahu saat ini telah berdosa karena zina mata melihat aurat-aurat cogan yang terekspos liar. Bagi kaum adam sudah menjadi hal yang biasa ketika melihat tonjolan di antara lengan wanita, tapi bagi kaum hawa apalagi yang lemah jantung seperti Shofi, melihat tonjolan di antara paha pria adalah sesuatu yang sangat vulgar dan berbahaya.
Kenapa malah gue yang ngerasa malu ? padahal mereka biasa aja.
“Lo ngapain jalan sambil nunduk gitu ?” tanya cowok di sebelahnya.
“Menjaga pandangan gue” jawab Shofi.
“Bukannya lo udah biasa ikut latihan bareng tiap minggu ?”
“Latihan apaan ?”
“Latihan renang lah. Lo gabung club cewek mana ?”
“Gue bukan anggota, gue kesini cuma mau nyari Satria.”
“Pantesan.” cowok itu akhirnya paham kenapa Shofi bertingkah malu-malu begitu.
“Itu Satria yang lo cari” tunjuknya pada seorang cowok yang tengah duduk istirahat di tribun penonton.
“Thanks udah bantuin gue.” ucap Shofi lalu menaiki tangga di depannya.
Satria menyemburkan air minum yang gagal melewati kerongkongannya. Dia terkejut melihat kedatangan Shofi yang berpakaian formal hitam-putih dan membawa paperbag cukup besar entah apa saja isinya, yang pasti ada buket bunga di dalamnya. Satria mengelap dagunya yang basah dengan handuk yang tersampir di bahunya.
“Lo ngapain datang kesini ?” tanya Satria.
“Salah sendiri lo ngeshare lokasi” jawab Shofi judes lalu duduk di sebelah Satria sambil meluruskan kakinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sailing With You [END]
RomantizmPerjalanan kisah cinta Gara seorang naval architect muda dengan Arunika mahasiswi magang yang bekerja membantunya. Siapa sangka pertemuan takdir itu mengungkap kisah masa lalu yang dipenuhi kesalahpahaman. Akankah bahtera Gara dan Arunika bisa terus...