Extra : Eternity

1.5K 78 0
                                    

Wajah cantik nan anggun itu seolah memantulkan sinar rembulan yang begitu terang. Meski terhalang dinding tebal bangunan, dinginnya malam di luar berhasil menembus ke dalam, membekukan relung hati yang tengah terluka. Amira mengamati langit malam yang indah berhiaskan bulan dan bintang.

Ia melihat tangannya yang terinfus sekaligus diperban. Apa yang tadi terjadi benar-benar tak terprediksi. Rasa yang dikiranya sudah sirna, ternyata muncul kembali saat sebuah tabir mengungkap cerita lama.

Ia menoleh. Menatap lekat gadis muda yang tertidur pulas di ranjang sebelahnya. Ia mendekat dan mengecup kening putrinya.

"Maafkan mama sayang. Mama tidak tahu akan begini jadinya" bisiknya lirih.

Merasakan sentuhan hangat, gadis itu menggeliat.

"Mama kok belum tidur. Udah malam ma" ucapnya dengan mata sedikit terbuka lalu terpejam kembali.

Dibelai lembut kepala itu perlahan agar ia terlelap dengan mimpi terindahnya.

"Maafkan aku mas, aku ingin menjadi istri yang baik untukmu"

"Tapi kenapa perasaan ini datang lagi tanpa diduga ?"

"Maaf, aku tidak bisa mengendalikannya" ucapnya pelan.

Amira menangis. Ia menahan sesak di dadanya. Ia tidak ingin membebani siapapun. Tapi dia bingung harus bagaimana.

Tuhan,
Jika memang hidup ini hanyalah senda gurau semata...

Kumohon,
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Aku sudah lelah bercanda...

Sailing With You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang