“Mas” panggil Arun manja.
“Hmm” Gara berganti kaos oblong untuk tidur. Arun memeluk Gara dari belakang.
“Masa mau langsung tidur habis makan ?”
“Kenapa ? mau nonton film dulu ? mumpung besok libur” Gara berbalik memandang Arun.
“Nggak deh, nanti mas Gara usil lagi kayak kemaren” ingat Arun akan kejadian tempo hari.
“Kok usil sih. Itu namanya...” Gara berpikir hendak mengucap kata apa selanjutnya.
“Apa ? lebih seneng kalau aku bilang mesum ?”
“Itu namanya berbagi cintaaah” ucap Gara alay.
“Masak sih. Ada ya istilah gitu ?”
“Ada dong.”
“Besok jalan-jalan yuk mas. Aku pengen belanja” ajak Arun.
“Belanja kebutuhan bulanan ?”
“Boleh deh sekalian. Tapi aku lagi pengen beli baju. Aku kehabisan baju” pinta Arun dengan senyuman terlebarnya.
Gara menoleh ke belakang. Melihat almari berukuran sedang. Ingatan Gara langsung tertuju pada almari kayu berukuran cukup besar di kamar sebelah yang full terisi pakaian milik Arun. Sedangkan di kamar tersebut hanya ada satu almari berisi pakaian Gara, itupun masih banyak space di dalamnya. Emang bener, semua cewek itu sama.
“Mas ? kok ngelamun ?” tanya Arun.
“Iya, iya. Ayo besok belanja” Gara setuju.
Jarang-jarang Arun minta hal itu, mana mungkin aku tolak.
###
Lelah. Lelaaaah. Aku lelaaaah. Gara sudah tidak sanggup lagi mengikuti Arun berkeliling mall mengunjungi setiap toko baju yang ada. Sejak tadi mereka berkeliling, namun belum ada satu pakaianpun yang Arun minati untuk dirinya. Tapi jangan salah, mereka sudah belanja cukup banyak. Ada beberapa make up, kebutuhan sehari-hari, kemeja dan celana kerja untuk Gara.
“Sayang. Udah dong, kamu cari baju buat kamu aja. Aku nggak usah beli lagi” cegah Gara ketika Arun hendak masuk distro yang menjual baju khusus pria.
“Tapi kan baju mas Gara itu-itu aja. Apalagi buat ke kantor. Nanti dikiranya aku nggak merhatiin penampilan suami”
“Hadeuuuh. Nurut atau kita pulang ?” Gara benar-benar lelah.
“Iya deh iya.” Arun cemberut.
Tapi wajahnya menjadi sumringah ketika melihat produk yang ia minati ada di toko depan. Arun berjalan cepat menuju kesana. Gara masih mengekor.
“Astaghfirullah” Gara nyebut. Ia berhenti tak jadi ikut masuk ke dalam toko.
“Ngapain disitu ? ayo masuk” Arun memaksa Gara ikut.
Mata Gara menatap sekeliling. Semua produk pakaian dalam pria dan wanita tertata rapi, ada yang digantung ada juga yang dipajang di tubuh manekin. Baru kali ini Gara memasuki distro yang khusus menjual produk pakaian dalam.
“Mas Gara mau beli underwear juga ? mas ukuran apa ?”
Gara melotot mendengar pertanyaan frontal yang keluar dari bibir Arun. Ia melihat sekitar dengan was-was. Ada beberapa pramuniagawati yang berjaga disana.
“Sayang, jangan keras-keras” Gara membekak mulut Arun.
“Kenapa ? mas malu ? yaudah sini bisikin ?” Arun mendekatkan telinganya di bibir Gara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sailing With You [END]
RomancePerjalanan kisah cinta Gara seorang naval architect muda dengan Arunika mahasiswi magang yang bekerja membantunya. Siapa sangka pertemuan takdir itu mengungkap kisah masa lalu yang dipenuhi kesalahpahaman. Akankah bahtera Gara dan Arunika bisa terus...