story by Cinta

7 1 0
                                    

Hari ini. Hari dimana (krisar, di mana) semua impianku tercapai, impian bisa masuk Universitas yang kuimpikan selama aku masih SMP dan ya ... walaupun aku harus masuk jalur mandiri dengan nilaiku yang pas-pasan, mestinya orang tuaku mengeluarkan uang yang banyak untukku. Aku berpikir aku akan kalah saing dengan orang-orang di sekitarku saat ini, ah sial ... sekali diriku, aku selalu bernegatif thinking. Aku mulai berjalan dengan santai sambil membawa totobag berwarna ungu. Dan asal kalian tahu aku saat ini sedang ingin mengambil jurusan Jurnalistik, entah kenapa aku sangat menyukainya. mungkin ... Aku ingin menulis dengan menulis otak ku berkerja saat itu juga. Dan Aku sudah sampai di kelasku, dimana aku melihat ada banyak yang sudah terduduk dan ada juga yang berkenalan-kenalan. Aku sangat takut berkenalan biarlah semuanya mengenalku atau tidak, terserah mereka. Aku seorang intovert kadang bisa menjadi ekstrovert. Aku mengeluarkan Novelku karena aku suka membacanya, terlebih cerita Romance, beberapa menit berlalu aku masih membaca novel itu, aku anggap aku pemeran utama yang ada di novel itu. Aku terkaget Karena suara deheman seorang yang ada didepan papan tulis.

"Kenapa semuanya melihatku?" ucapku saat ini. Aku melihatnya dan beralih kesamping-sampingku dan ternyata semuanya sedang melihatku saat ini. Aku lalu tersenyum, Dosen yang dipapan tulis itu bersedekap dada lalu terduduk di kursinya.

"Sudah hari pertama kamu tidak fokus, nyonya pembaca buku!" ucap Dosen itu, membuatku tertegun sejenak lalu menundukan kepalaku. Kukira dia mahasiswa sepertiku ternyata dia Dosenku saat ini juga. Kenapa muda sekali? Aku tidak bisa mengerti saat ini karena Dosen tersebut menerangkan dengan cepat membuat aku melirik keteman-temanku dan semuanya masih melihat Dosen itu dan ada yang mengangguk-anggukan kepalanya. Aku ingin menangis saat ini, biarkan kalian pikir aku cengeng tapi aku tidak paham apa-apa dari hari pertama aku memasuki kelas ini. Apakah aku salah jurusan? Pola pikirku memang sangat minim. Berjam-jam telah berlalu dan saat ini akhirnya aku bisa sampai dirumah dengan keadaan sehat wal-alfiat. Aku memeluk Bundaku dan menceritakan semua kejadian yang aku alami tadi, sesudah itu aku ingin memasuki kamarku. Malam pun tiba aku berjalan menuju dapur untuk mengambil makanan, karena seharian ini perutku belum terkosong nasi.

Aku berhenti sejenak ketika belum sampai dapur, ada suara bel yang mengganggu telinga pendengaranku, "Siapa?" tanyaku sambil berjalan dengan malas dan membukanya, dan apa yang aku lihat sekarang?

"Dosen kau-, " ucapanku terpotong karena Bundaku menyelanya dan berucap, "dia pembimbingmu saat ini sayang, " (pakai titik)

Aku mematung ditempat lalu Bundaku menyuruhnya masuk, kenapa jantungku selalu berdetak cepat. (Di tempat ✓)

Aku memasuki ruang tamu dan hanya melihat Dosenku saat ini dengan keberanian aku bertanya, "Bunda dimana Dosen?"

"Dia ada disana, " dia menunjuk dapurku. (Pakai titik, dan yang benar adalah di sana)

Dia bangkit dari tempat duduknya lalu menepuk kepalaku sebanyak 3 kali dengan cepat. Aku merasa termasuk cinta karena ini, karena hal sepele saja. Dia mendekatkan ketelingaku, "aku tahu kamu pintar." (Awal dialog pakai kapital)

By Cntaaptri_

Bukan Kepala Yang Kehilangan TubuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang