Tugasnya mira
SMA BAKTI JAYA
Jam Istirahat
Terlihat dua gadis kelas 10 yang menyusuri kantin
“Eh Van, kayaknya gak ada tempat kosong deh.” Kata Risa. Melihat kantin yang memang lebih ramai dari biasanya.
“Iya Ris. Balik ke kelas ajak yuk.” Ajak Vani. Dengan lesu, pasalnya iya tadi tidak sempat sarapan saat berangkat. Dan sekarang kantin full.
Poor untukmu Van
Batinnya
“Tapi aku lapar Van. Mau makan bakso setan!” pekik Risa
“Gue juga lapar kali. Tapi, lihat gak ada meja kosong.” Memang benar, hampir semua meja kantin terisi. Kecuali meja yang diduduki sang ketos si Arga dkk, entah kebetulan atau memang sudah terencanakn. Di meja mereka masi ada dua kursi yang kosong.
Tapi tidak mungkin bagi Vani mau bergabungg di sana, kembali ke kelas sepertinya pilihan yang tepat. Meski perutnya sudah keroncongan belum lagi cacing-cacing peliharaannya yang sudah konser.
Arga yang posisinya tidak jauh dari tempat mereka berdiri. Tanpa sengaja mendengar ucapan keduanya. Jangan salah faham, bukan Arga mengupin pembicaraan. Melainkan suara Risa yang seperti toak.
Dengan spontan iyapun berdiri
“Mending kalian gabung sama kita, karena emang gak ada tempat kosong lagi.” Tawarnya santai
Perkataan Arga sontak menjadi perhatian seisi kantin. Adit dan Gilang juga saling berpandangan. Sebab drama perihal tidak mendapat meja kosong sudah sangat lumrah. Tapi Arga selalu bersikap acuh. Tapi kehadiran Vani dan Risa yang merupakan adik kelas mereka mampu menggoyahkah keacuan Arga.
“Tidak usah.” Tolak Vani dengan nada ketus. Sungguh iya benci situasi seperti ini, dimana dirinya menjadi pusat perhatian orang-orang.
Penolakan Vani tentu mengundang bisik-bisik tetangga. Disaat semua kaum hawa Bakti Jaya berhalu makan satu meja dengan Arga, Vani justru menolak mentah-mentah.
“Van kali ini aja, gue udah lapar banget. Nanti keburu bel kalau kita mau ngantri.” Risa kembali memelas
“Iya gabung aja, kita gak gigitko, suer. Iya gak Lang” Kata adit menyenggol lengan Gilang yang sibuk dengan ponselnya.
“Iya. Santai aja, kapan lagi makan bareng cogan.” Timpal Gilang sambil menaik turunkan alisnya.
Merasa tidak ada pilihan lain akhirnya Vani menerima tawaran mereka, yang membuat Risa berbinar. Dan akhirnya keduanya duduk bergabung.
“Kalian mau pesan apa? Biar sekalian, kebetulan kita juga belum pesan.” Kata Adit memcah keheningan diantara mereka
“Gue bakso sama es teh aja Dit.” Kata Arga
“Gue yang kayak biasa aja Dit.” Timpal Gilang
“Oke mas bro.” Kata Adit mengacungkan jempol
“Kalian berdua?” Tanya Arga, sebab Vani dan Risa hanya diam menunduk.
“Eh aku bakso setan sama es jeruk kak.” Jawab Risa sedikit gugup
“Mau makan atau ke Rumah hantu.” Canda Gilang, menimpali Risa
“Aku samain aja sama Risa.” Ucap Vani saat Arga melirik kearahnya
“Tapi kamu gak makan pedes Van!” Risa mengingatkan. Membuat Vani menghembuskan nafas kasar, mengapa Risa sangat tidak bisa di ajak kompromi.
Sedangkan Arga dkk berusaha menahan tawa, melihat Vani yang terlihat kesal pada sahabatnya itu
“Aku lagi pengen aja.” Kata Vani menginjak kaki Risa di bawa meja, agar tidak berkomentar. Membuat Risa meringis tertahan.
“Ok bosqiu.”
Saat ingin berdiri, Adit ditahan oleh Arga. Membuat mereka menatap bingun.
“Biar gue aja Dit, mending lo pesan minumnya biar cepat.” Adit seperti dihipnotis hanya menangguk tak percaya.
“Sepertinya ada yang bucin sebelum waktunya Lang.” katanya lagi setelah Arga berlalu.***
Halte Sekolah
“Ekhem, senangya bisa narik perhatian Ketos! Aku bangga lo Van.” Bisik sesorang yang entah sejak kapan sudah duduk disamping Vani.
Tanpa menoleh Vani sudah tau siapa
“Kamu harus bangga Lang, itu tandanya pacarmu ini emang cantik. Pesonanya tidak dapat ditolak. Arga aja yang katanya anti cewek kecantol pesona aku, apalagi kamu.” Kata vani membanggkan diri dengan mengibaskan rambut serta memutar-mutar badan bak princes sya….i
Gilang yang gemas melihat tingkanya, tidak tahan untuk tidak menjitak kepala vani
“Ih…sakit tau.” Kata Vani juga membalas memukul bahu Gilang dengan tasnya
“Sapa suruh kecentilan, sok cantik, tebar pesona sana-sinilah. baru sehari lo Van kamu disini. Tapi lihat mereka udah ngincar kamu.” Katanya galak
Vani tau Gilang bercanda, tapi iya bisa merasakan kecemburuan Gilang saat ini
“Jahat banget si ngomong gitu, kamukan tadi liat bagaimana aku menghindar,bersikap cuek sama mereka. Eh kamunya malah buka peluang buat mereka.” Vani mengerucutkan bibirnya kesal
“Gak usah manyung, kamu udah jelek.”
“Gilang ih.” Pekik Vani
Tanpa menghiraukan kekesalan Vani Gilangpun berlalu menuju motornya yang tidak jauh dari Halte
“Malah ditinggal. Ih Gilang kamu nyebelin banget.” Walau mengumpat Vani tetap mengikuti Gilang yang ternyata sudah duduk syantik di atas motornya.
“Ayo naik, gak mau pulang?” heran Gilang kenapa pacarnya ini masi diam. Sekolah sudah sepi dari tadi. Hannya ada beberapa siswa yang juga tengah menunggu jemputan
“Pakein helmnya!” pinta Vani
“Dasar manja.” Meski begitu gilang tetap memasangkan helm untuk Vani
“Mau mampir makan dulu atau langsung pulang.” Tanya Gilang sebelum melajukan motornya
“Kata bunda jangan mampir-mampir. Lagian bunda tadi sms udah masak kesukaan aku.”
“Kalau gitu aku mampir makan di Rumah kamu aja.” Goda Gilang
“Gak mau, kamu suka gak tau diri kalau makan di Rumah.”Ujar Vani mengingat Gilang yang bertingkah seperti tuang Rumah apa lagi kalau ketemu bundanya. Mereka kompak. menyebalkan
Merekapun tertawa menyadari kekonyolannya.
Gilang kemudian melajukan motornya meninggalkan kawasan Sekolah. Dan tanpa mereka sadari ada sosok Arga yang mendengar pembicaraan mereka. Serta menyaksikan adegan romantic mereka.Arga maapkan akoh yang membuatmu sad
Untuk TANNAR JANGAN DI BACA KAMU JAHAT HIKS. AKU GAK BISA BIKIN YG ROMANCEEE nara gak jadi jahat
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Kepala Yang Kehilangan Tubuh
Historia CortaKumpulan tugas cerita pendek Mi Casa