Senja - Febby

28 2 4
                                    

Story by FebbyPradnya

Senja

"Cukup, ini sudah 3 tahun Diar, aku sudah memaafkan mu, apa lagi yang kau mau?" ucap Senja.

"Aku ingin kau kembali kepadaku Senja, kumohon," ujar Diar.

"Kau sudah membohongi ku, dan kau sudah menghamili sahabat ku! Apa kau tidak bisa berpikir?! bentak Senja.

Senja Erlia, dengan tubuh mungil, ternyata memiliki masa lalu yang menyedihkan, bagaimana mungkin tepat satu hari sebelum pernikahannya, sahabatnya sendiri memberi kabar bahwa dia hamil dengan calon suaminya sendiri, bahkan hubungan mereka sudah terjalin 6 bulan, ah waktu itu umur Senja 22 tahun, dia menikah muda, lantas ... kandas, hubungan yang Senja jalin dengan Diar sia-sia 5 tahun. Sekarang Senja memutuskan untuk pindah kota, bukan melarikan diri, dia hanya ingin hidup tenang, dan ingin lebih dekat dengan pasangan baru nya.

"Aku akan pindah besok, jadi kumohon jangan menggangguku," ujar Senja.

**

"Hei? Kau kenapa Senja? Apa mantan kekasihmu dulu mengganggu mu lagi hm?" ujar seseroang di telfon.

"Ah, aku sangat tidak menyukainya, bagaimana mungkin aku bisa kembali ke lelaki bejat itu," ucap Senja.

"Lupakan saja, oh iya apa kau besok jadi pindah kesini?" tanya laki-laki tersebut di telfon.

"Mungkin akan aku undur seminggu Rava, aku harus mengurus beberapa masalah," ucap Senja lesu.

"Ah baik lah, aku akan senang menunggu mu disini, ini sudah malam, lebih baik kau tidur, jangan sampai begadang dan makan yang pedas-pedas, selamat malam Senja," ucap Lelaki tersebut, lantas mematikan telfonnya.

Rava Erland, lelaki yang kini menjadi kekasih Senja, mereka sudah menjalin hubungan setahun lebih. Senja sangat bersyukur dipertemukan dengan laki-laki seperti Rava, tidak hanya baik, bahkan lelaki itu memperhatikan hal-hal kecil yang dilakukan Senja, tanpa harus diberitahu terlebih dahulu. Ah, bahkan kebiasaan Senja yang suka makan pedas saat malam hari, Rava tau saat mereka sedang telfonan, wakru itu menunjukkan pukul 03.00 dan Senja lembur karena pekerjaannya, lantas makan makanan yang pedas, yang tak lain adalah seblak.

"Bagaimana mungkin dia bisa langsung percaya aku undur seminggu huh," gumam Senja.

**

"Baik, Senja mengatakan bahwa ia akan kesini seminggu lagi, yang berarti kita bisa menyiapkan itu dari sekarang, Sekar apa kau bisa membantuku mengatur jadwalnya?" ucap Rava kepada seorang perempuan.

"Aku akan membantumu," ujar perempuan itu, Sekar.

"Baik. Untuk dekorasi ruangannya tolong warna abu dan cokelat, dan untuk makanan sebagian harus ada yang pedas," ucap Rava.

Sekar Ilia, yang tak lain adalah sepupu Rava, sedang membantu Rava untuk menyiapkan pernikahannya. Rava selalu berpikir, apakah calon pendamping nya akan kaget dengan pernikahan ini? Atau ... marah karena tidak menyiapkannya bersama? Ah, memikirkan itu saja Rava sudah pusing, mengingat bahwa calon istrinya itu cemburuan sekali, bisa menjadi masalah besar jika calon istrinya melihat dirinya berbicara dengan wanita lain, dan itu pun mengenai pernikahan.

**

"Aku tidak akan memberitahu Rava bahwa aku sekarang akan menemuinya," gumam Senja.

Senja, dengan semangat membawa semua barang yang bisa ia bawa, lantas Senja akan mengajak Rava terlebih dahulu untuk menikah. Bukannya Senja tidak mempunyai urat malu, hanya saja dia lebih berani mengatakan hal serius kepada Rava, bahkan jika Rava menolak rencana menikahnya.

"Sepertinya aku harus menelponnya, agar dia tidak curiga," ucap Senja.

"Holla Rava! Apa kau sudah makan hm?" tanya Senja.

"Halo Senja, ah ini aku baru selesai makan, bagaimana dengan pekerjaan mu? Apakah seminggu lagi kesini?" tanya Rava.

"Maaf kab aku Rava, jadwal nya aku undur, banyak masalah saat ini," ucap Senja terdengan lesu.

"Tidak apa Senja, aku akan senang menunggumu hingga waktunya tiba," ujar Rava.

"Baiklah Rava, aku matikan ya? Aku belum sarapan," ucap Senja.

"Baiklah selamat makan Senja," ujar Rava dan mematikan telfonnya

"Huh, semoga saja Rava tidak curiga," ucap Senja.

**

"R-rava? Dia siapa?" ucap Senja.

"Senja?! Apa yang kau lakukan disini?!" ujar Rava sedikit membentak.

"Kau membentak ku? Ah, pasti sebab wanita ini bukan? Rava, aku ingin
mengajak mu menikah, ah tapi sepertinya kau tidak beda jauh dengan mantan kekasih ku bukan?" ucap Senja dengan mata yang berkaca-kaca.

"Kau salah paham Senja, kumohon dengarkan penjelasan ku dulu," ucap Rava memohoh.

"APA?" teriak Senja yang sudah mennangis tersedu-sedu.

"Dia adalah Sekar, dia sepupu ku Senja," ucap Rava.

"Dan kau akan menikahi Sekar bukan?" ucap Senja menangis.

"Tidak Senja, kau salah paham," ucap Rava

"Hubungan kita akan berakhir sampai sini Rava, terimakasi, mungkin aku tidak akan mempercayai lelaki manapun lagi," ucap Senja menangis.

"Baik, hubungan kita sampai sini," ujar Rava.

"Baik aku akan pergi," ucap Senja dan mulai pergi dari rumah Rava.

"Bahkan aku belum menjelaskan apapun Senja, hubungan kita sebagai kekasih akan berakhir, karena aku akan menikahi mu, dan Sekar sudah membantu ku menentukan hari nya. ujar Rava mantap.

Krisar :

- ada kata -mu sama -ku yang kepisah, padahal harusnya di sambung.

- cerpennya terlalu banyak di skip timeline. tau kan? yg kamu skip skip waktu dikasi tanda ( ** ), nah. aku sendiri ga suka sm cerita begitu btw, kaya ... nulis diary. tapi gapapa

Bukan Kepala Yang Kehilangan TubuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang