Siapa yang dibunuh, siapa yang membunuh?

46 14 3
                                    

A story by : MiladiaNurSafitri

Aku tak mengerti siapa yang salah dan siapa yang tidak bersalah disini. Semua saling tuding dan menusuk lawan, sembunyi tangan, menyogok aparat untuk bungkam. Warna yang dulu terhias dengan cerah nan indah menjadi suram nan suntuk.

Ruangan penuh akan kenangan dan cinta antara kita berdua telah penuh oleh genangan darahmu yang amis sekaligus amis. Oh Lydia kekasihku, kenapa kau harus mati secepat ini? Aku bahkan belum mencapai klimaks-nya.

Sekarang aku hanya bisa mengambil jantung milikmu dan meremas-remasnya menjadi segumpal bola daging. Sedikit sulit karena banyak pembuluh darah yang mengganggu. Namun, aku adalah chef yang ahli, kau melihat itu Lydia?

"Dulu kau itu ikon langka yang dibangga-banggakan oleh dewan hukum yang menaungi dirimu selama ini, namun kau tau, kau itu jahat Lydia, kamu mengkhianatiku dengan berselingkuh dengan Aldrich di belakangku. Bukankah kau terlalu tega, Lydia?" ujarku seraya mengelus penuh kasih wajah rusak Lydia, tapi bagiku ia semakin cantik, apa lagi dia mati ditanganku.

...

Alfred meneliti berkas didepannya lama, sepertinya New York Department tidak akan pernah bisa memberinya hari libur walau dalam kurun waktu satu hari.

Jika pada musim dingin semua orang akan menikmati suasana natal dan berkumpul dengan keluarga tersayang, maka tidak bagi Alfred dan beberapa detektif serta bagian forensik yang tengah bertugas untuk mencari pembunuh Lydia Stokes, anggota dewan yang namanya baru saja dielu-elukan oleh publik karena telah menjadi relawan dalam membantu ras rohing-nya yang terkena dampak diskriminasi dalam negara mereka sendiri.

Alfred tak terlalu terkejut jika nama Lydia Stokes akan meroket begitu cepat, para dewan anggota politik memang selalu seperti itu, pencari sensasi dan berlomba-lomba mengambil hati rakyat.

Entah Alfred harus muntah atau apa, ia rasa pembunuh Lydia Stokes adalah seorang kanibal. Dilihat dari kediaman mewah-nya, jika orang awam membandingkannya dengan kandang babi, maka Alfred akan mendukung hal itu seribu persen.

Namun Alfred tertuju pada penggorengan yang sudah dingin dan terdapat bola daging acak-acakan yang sepertinya dibuat tergesa. Aroma daging yang amis pekat disertai banyak saraf yang menggantung membuatnya tau, jika itu bukanlah daging manusia, dan ketika Alfred memeriksa mayat korban ia sudah tidak menemukan jantung Lydia ditempatnya.

Ah, kenapa kasus akhir-akhir ini semakin dipenuhi orang gila sih? Alfred tak habis pikir, apa mereka tak mengerti arti negara liberalis? Apa mereka berpikir jika selain kebebasan berpendapat itu artinya bebas untuk membunuh juga? Entahlah, walau teknologi yang semakin maju bukannya mencapai kedamaian, yang ada sekarang manusia semakin hilang kemanusiaan.

"Opsir Alfred, kami tidak menemukan sidik jari dan DNA sama sekali, tim medis mengatakan jika Lydia Stokes sebelum ia dibunuh dengan keji ia sudah diracuni oleh seseorang dan juga lubang besar pada dada Lydia Stokes dibuat dengan sangat rapi, mereka curiga jika yang melakukan adalah seorang dokter bedah." ujar salah seorang tim forensik dalam rapat yang diadakan untuk memecahkan kasus Lydia Stokes.

Dahi Alfred mengerut, diracun katanya? Berapa banyak musuh wanita malang ini sampai banyak yang ingin membunuhnya, Alfred membuka berkasnya lagi, ia mendapati beberapa orang terdekat Lydia

Aldrich Bale : Model, 27 tahun, kekasih Lydia.

Freya Aston : Chef, 24 tahun, sahabat Lydia.

Damian Bale : Dokter bedah, 27 tahun, mantan kekasih Lydia.

Jared Madison : Polisi, 26 tahun, tetangga Lydia.

Bukan Kepala Yang Kehilangan TubuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang