Bab 6

35 3 0
                                    


Bab 6

Danny

(8 Maret 2020)

"Suster Ayu, apakah masih ada pasien lagi untuk saya malam ini?", Tanya Danny kepada salah satu suster jaga yang sedang duduk di depan meja resepsionis rumah sakit tempat Danny menjalankan prakter kodekterannya.

"Tidak. Tidak ada, Dok", jawab suster tersebut.

"Ok. Kalau begitu, saya akan pulang sebentar lagi", kata Danny kepada suster tersebut.

Suster tersebut hanya menganggukkan kepalanya mendengar jawaban Danny.

Danny berjalan kembali ke ruangan prakteknya.

"Asyik. Tinggal 3 hari lagi, aku akan mendapatkan uang sejumlah 6 miliar Rupiah. Akhirnya, masa-masa kesialanku berakhir juga", kata Danny di dalam hatinya.

Mulutnya tersenyum menyengir ke atas.

Ia melihat jam arloji yang murahan dan kusam , yang Ia kenakan di tangannya.

Sudah jam 10 malam.

"Sebentar lagi, aku akan mengenakan jam arloji yang mahal. Hehehe...", katanya dalam hati sambil tertawa kecil.

Danny segera memasukkan barang-barangnya ke dalam tas ranselnya.

Tiba-tiba, Ia mendengar ada suara ketukan di bagian luar pintu ruangan prakteknya.

"Iya, masuk.", kata Danny sambil merapikan barang-barang di dalamn ranselnya.

Pintu ruangan prakteknya tetap tertutup rapat.

Tidak ada yang membuka pintu ruangan prakteknya.

Terdengar suara ketukan-ketukan yang pelan dari bagian luar pintu ruangan prakteknya.

"Iya...masuk saja.", kata Danny sambil memperhatikan pintu ruangan prakteknya dengan pandangan mata yang kesal.

Tidak ada yang mencoba membuka pintu ruangan prakteknya.

Danny segera berjalan ke arah pintu ruangan prakteknya dengan langkah yang terlihat tergesa-gesa.

Ia membuka pintu ruangan prakteknya dengan tarikan tangan yang cukup keras.

Danny melihat ada seorang perempuan berambut panjang, bertubuh sangat kurus, dan memakai pakaian seperti daster yang berwarna putih kekuning-kuningan ; sedang berdiri di bagian luar pintu ruangan prakteknya.

Wajahnya menunduk ke arah lantai.

Danny tersentak kaget.

"Kok malam-malam begini ada pasien menyeramkan datang ke ruangan praktekku?", Tanya Danny dalam hatinya.

"Ada yang bisa saya bantu, Ibu?", Tanya Danny kepada perempuan tersebut.

Perempuan itu tidak menjawab pertanyaan Danny.

Ia segera berjalan masuk ke dalam ruangan praktek Danny.

Wajah Danny terlihat kebingungan.

Namun, Ia memutuskan untuk menutup pintu ruangan prakteknya dan mencoba berbicara dengan perempuan tersebut.

Danny bertanya kepada perempuan yang sekarang sudah duduk di kursi di depan meja prakteknya tersebut,

"Ibu ada keluhan apa? Ceritakan kepada saya"

Perempuan tersebut mendongakkan wajahnya yang berwarna pucat dan berkata dengan suara yang terdengar sangat lemah,

"Dada saya...sakit"

66 iblis , A "Rumah 9 Hujan" StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang