Bab 28
Hari IV
(14 Maret 2020 . Jam 11:00 – 21:00)
"Dean? Dane? Edan?", kata Anna dengan suara yang kecil, sambil kedua matanya mengamati keempat bola berwarna merah tua yang berada di dalam genggaman tangannya.
Anna sedang berbaring di atas sofa, di ruang tamu.
"Percuma kamu mencoba menyusun huruf-hurufnya. Kan ada 6 buah bola berwarna merah tua. Itu cuma hanya ada 4 buah saja", kata Yudi yang sedang duduk di atas kursi sambil menyembulkan asap rokok berwarna putih dari sela-sela bibirnya.
Anna tidak menjawab perkataan Yudi.
Jenny mendekam di dalam kamar tidur nomor 2.
Tidak ada suara yang terdengar dari dalam kamar tidur tersebut.
Mungkin Jenny sedang tertidur di dalam kamar tidur tersebut.
Yudi melayangkan pandangnya ke arah dinding-dinding ruang tamu ini.
TOLONG. ADA YANG MATI DI RUMAH INI.
Bulu kuduk di tengkuknya tiba-tiba berdiri semua ketika Ia membaca tulisan-tulisan itu di kertas-kerta tua yang menempel di seluruh dinding ruang tamu ini.
Anna tiba-tiba beranjak berdiri dari sofa dan berjalan menuju ke kebun rumah ini.
"Mau kemana kamu, An?", tanya Yudi.
"Aku ingin memeriksa seluruh ruangan dan lemari di dalam rumah ini. Aku sudah pasti bukanlah pembunuh Arya...atau Danny. Jenny...aku rasa Ia bukanlah seorang pembunuh. Jika kamu memang bukan pembunuh Arya dan Danny, maka pasti ada orang lain di dalam rumah ini", jawab Anna sambil tetap berjalan tanpa menolehkan wajahnya ke arah Yudi.
Yudi melemparkan puntung rokoknya ke bagian sudut ruang tamu.
Ia berjalan mengikuti Anna.
Mereka berdua memeriksa seluruh ruangan dan lemari-lemari tua di dalam rumah ini.
Dua jam berlalu.
Mereka menyadari bahwa tidak ada orang lain di dalam rumah ini.
Mereka berdua memutuskan untuk mencoba membuka pintu bangunan paling luar dan paling depan rumah ini.
Siapa tahu ada seseorang yang bersembunyi di dalam bangunan tersebut.
Bangunan paling luar dan paling depan rumah ini dulunya adalah toko yang bernama UD.XXXXX.
Bangunan ini dipakai sebagai gudang penyimpanan barang oleh penyewa rumah ini sejak sekitar awal tahun 2000an.
Sekarang, sejak rumah ini dibeli oleh Perusahaan XLIV.inc, bangunan paling depan dan paling luar ini dibiarkan kosong.
Pintu bangunan itu terkunci.
Ada gembok baja berukuran besar yang terpasang di bagian lubang gembok pintu bangunan tersebut.
Tidak ada alat atau barang apapun di dalam rumah ini yang bisa dipakai untuk membuka atau merusak gembok berukuran besar tersebut.
"An. Wait. Apakah kamu menyadari sesuatu?", tanya Yudi.
"Menyadari apa,Yud?", tanya Anna.
"Gembok besar ini dipasang oleh seseorang di lubang gembok bagian dalam pintu gedung ini. Bukan di lubang gembok bagian luar pintu gedung ini. Jadi, tidak mungkin ada orang lain yang bisa masuk ke dalam rumah ini, jika salah satu dari kita tidak membuka gembok tersebut. Tidak mungkin ada orang lain yang bisa masuk ke dalam rumah ini", jawab Yudi.
KAMU SEDANG MEMBACA
66 iblis , A "Rumah 9 Hujan" Story
HorrorKisah lanjutan dari "Rumah 9 Hujan" (Kali ini, kisahnya merupakan fiksi/bukan berdasarkan cerita nyata)