Bab 39
24 Maret – 25 Maret 2020
24 Maret 2020 , Jam 00:44
Tedja terbangun dari tidurnya di atas lantai, di dalam sel penjara sementara yang Ia tempati bersama ketiga narapidana lainnya.
Ia merasa ada telapak tangan yang dingin sekali, yang menyentuh bagian tengkuknya.
Penerangan lampu di dalam sel penjara sementara itu sangat lah minim.
Ketiga narapidana lainnya terlihat tertidur lelap di atas lantai sel penjara sementara tersebut.
Tedja melihat ada sosok perempuan yang menyeramkan, yang memakai pakaian berwarna hitam, berambut panjang, dan bertelanjang kaki.
Sosok perempuan itu sedang memandangi wajahnya dengan kedua bola matanya yang terlihat besar dan mengerikan.
Ia mengenali sosok perempuan tersebut.
Sosok perempuan itu adalah...istri pertama mantan majikannya...yang tewas bunuh diri...ketika Ia masih bekerja sebagai seorang sopir mobil pribadi.
Sosok perempuan tersebut mendekati tubuh Tedja dan berusaha mencekik leher Tedja.
Tedja berteriak ketakutan,
"Ampun...Nyonya...Ampuuunnnn..."
Ketiga narapidana lainnya terbangun dari tidur mereka karena mendengar teriakan Tedja.
Salah satu dari mereka berteriak,
"Hei!!! Kamu sudah gila ya!!! Ngapain kamu teriak-teriak seperti orang kesetanan, hah???"
Tedja tidak menghiraukan teriakan narapidana tersebut.
Sosok perempuan itu mencekik leher Tedja dengan erat-erat dan mengangkat tubuh Tedja ke atas.
Tubuh Tedja terlihat melayang di udara.
Sosok perempuan itu tiba-tiba berubah menjadi sosok Arjuna yang bagian perutnya terlihat terbuka lebar dan isi perutnya terburai kemana-mana.
Ketiga narapidana di dalam sel penjara sementara itu berteriak ketakutan melihat tubuh Tedja yang melayang di udara.
Terdengar suara tulang leher yang patah.
Tubuh Tedja terjatuh ke atas lantai dengan keras.
Darah segar mengalir dari dalam bagian belakang kepalanya.
Leher Tedja terlihat menekuk ke arah yang tidak wajar.
Tiba-tiba, tubuh Tedja bangkit dari atas lantai dengan gerakan tubuh yang terlihat aneh dan janggal.
Tedja segera membentur-benturkan kepalanya dengan keras ke permukaan dinding sel penjara sementara itu berkali-kali.
Bagian dahi Tedja terluka parah dan terlihat penyok.
Darah segar mengalir dari bagian dahi Tedja.
Ketiga narapidana lainnya berteriak-teriak memanggil petugas polisi yang menjaga sel penjara sementara itu.
Ketika petugas polisi tersebut membuka sel penjara sementara itu dan berjalan masuk ke dalamnya, Ia melihat tubuh Tedja sudah tergeletak di atas lantai dengan bagian kepalanya yang bersimbah darah.
Kedua bola matanya terbuka dengan lebar.
Darah segar mengucur dari dalam mulutnya.
Tedja tewas di dalam sel penjara sementara itu.
25 Maret 2020 , Jam 00:44
Ibunya Anna sedang melihat acara TV di kamar rumah sakit VIP khusus, tempat Anna sedang dirawat inap.
KAMU SEDANG MEMBACA
66 iblis , A "Rumah 9 Hujan" Story
TerrorKisah lanjutan dari "Rumah 9 Hujan" (Kali ini, kisahnya merupakan fiksi/bukan berdasarkan cerita nyata)