Bab 30
Hari V
(15 Maret 2020 . Jam 09:00 – 20:45)
Yudi terlihat sedang berbaring di atas sofa.
Ia baru saja selesai "memasak" air dari bak kamar mandi, di dalam kaleng-kaleng bekas makanan siap saji, sekitar dua jam yang lalu.
Jenny terlihat berbaring terkulai di atas ranjang.
Ia tidak beranjak dari ranjang sedikit pun sejak subuh tadi.
Anna sedang berdiri di depan mulut sumur tua.
Ia terlihat melamun.
Sudah beberapa jam terakhir, Ia berdiri terpaku di depan mulut sumur tua itu.
Tidak jelas apa yang Ia lakukan di sana.
Tubuh mereka bertiga terasa sangat lemah dan lelah.
Mereka sudah tidak mengisi perut mereka dengan makanan sekitar 36 jam.
"Guys...aku menemukan...bola yang kelima", kata Anna dengan suara yang terdengar lemah.
Ia terlihat berjalan masuk ke dalam ruang tamu, dengan langkah kaki yang gontai dan lemah.
"Oya? Kamu...menemukannya dimana, An?", tanya Yudi dengan suara yang terdengar kecil.
"Aku menemukannya...di bagian dasar sumur tua...ketika aku mencoba mengambil air di dalamnya. Ternyata tidak ada air...di dalam sumur tua itu. Bola berwarna merah tua itu...tiba-tiba...melompat dengan cepat...ke dalam telapak tangan kananku....Aneh...sekali", jawab Anna dengan suara yang kecil.
"Mustahil...Dua hari yang lalu, aku melihat...masih ada air di dalam sumur tua itu", jawab Jenny dengan suara yang terdengar lemah.
"Aku tidak tahu. Mungkin...airnya mengering?", jawab Anna sambil membaringkan tubuhnya di atas ranjang.
Terlihat ada huruf "M", terukir di permukaan bola berwarna merah tua yang kelima tersebut.
Anna mengamati bola berwarna merah itu dengan pandangan matanya yang sudah mulai berpendar-pendar.
Ia tertidur di atas ranjang itu.
Yudi dan Jenny juga tertidur dengan lelap.
Hari sudah gelap.
Sudah sekitar jam 20:00
Yudi terbangun dengan tubuh yang menggigil kedinginan.
Tidak ada cahaya sedikitpun di dalam ruangan ini.
Gelap dan dingin sekali.
Sunyi.
Tidak terdengar ada suara apapun di dalam ruangan ini.
Yudi perlahan-lahan membangkitkan tubuhnya dari atas ranjang.
Ia tiba-tiba menyadari sesuatu.
Ia sedang berada di salah satu ruangan kamar tidur.
Aneh sekali.
Tadi, seingatnya, Ia tertidur di atas sofa, di ruang tamu.
Ia mengambil korek api gas nya dari dalam saku celananya.
Yudi dengan susah payah, mencoba menyalakan korek api gas nya.
Jari-jari tangannya bergemetaran.
Ia akhirnya berhasil menyalakan korek api gas nya setelah mencoba menyalakannya berkali-kali.
Di balik keremangan cahaya api korek api gas nya, Yudi bisa melihat bahwa ada koper milik Danny, yang tergeletak di bagian ujung kamar tidur ini.
"Aku ada...di dalam kamar tidur nomor 1", katanya di dalam hati.
Tiba-tiba, cahaya api di korek api gas nya padam.
Seperti ada yang meniup api itu dari belakang tubuhnya.
Yudi menolehkan kepalanya ke belakang dan melihat ada seseorang yang sedang berdiri di belakangnya.
Sosok misterius itu menusukkan bagian ujung pisau yang Ia genggam, ke bola mata kanan Yudi.
Ujung pisau itu menusuk bola mata kanan Yudi dengan cepat dan dalam.
Sosok misterius itu mencabut ujung pisau dari dalam rongga mata kanan Yudi.
Bola mata kanan Yudi ikut tertarik oleh ujung pisau tersebut.
Yudi berteriak kesakitan.
Darah segar menyembur dengan deras, dari dalam rongga mata kanan Yudi.
Sosok misterius itu mengambil bola mata kanan Yudi dari ujung pisaunya dan melemparkannya ke sudut ruangan kamar tidur itu.
"Sekarang...kamu sama kondisinya dengan pacarmu...si Rani...Matamu hanya tinggal 1 saja", kata sosok yang misterius itu.
Suaranya terdengar familiar.
Yudi tidak bisa melihat wajah sosok yang misterius itu.
Sosok misterius itu menggoreskan mata pisau yang digenggamnya dengan cepat ke arah bibir Yudi.
Bibir Yudi tersobek dengan lebar.
Yudi menjerit kesakitan.
Tubuhnya terjatuh dari ranjang.
Kepalanya membentur lantai dengan keras.
Sosok misterius itu menjambak rambut bagian depan Yudi dan menusukkan ujung pisau yang digenggamnya ke bagian bawah dagu Yudi, dekat dengan bagian atas tenggorokannya.
Ujung pisau itu menusuk bagian bawah dagu Yudi dengan sangat dalam.
Sosok yang misterius itu mencabut mata pisau itu dan menghujamkannya ke bagian perut Yudi.
Darah segar mengalir dari dalam mulut Yudi.
"Oh...My...God....blurrrppp....Ini...Tidak...blurrrppp....mungkin....uhuk...uhuk...Aku....uhuk...uhuk...blurpppp...tahu...siapa...blurrrp...kamu", kata Yudi sambil terbatuk-batuk dan mulutnya dipenuhi oleh aliran darah yang deras dari dalam kerongkongan Yudi.
Sosok misterius itu segera mencabut mata pisau itu dan menghujamkannya dengan cepat ke dalam bagian tenggorokan Yudi.
Tubuh Yudi mengejang-ngejang beberapa detik.
Darah segar menyembur keluar dengan deras dari dalam mulut Yudi.
Beberapa detik kemudian, tubuh Yudi berhenti mengejang.
Yudi tewas di dalam kamar tidur nomor 1 itu.
Sosok misterius itu menyeka pisaunya menggunakan kain pakaian Yudi dan segera berjalan meninggalkan kamar tidur nomor 1.
Ada sesuatu yang terjatuh dari dalam saku celana sosok misterius itu, ketika Ia berjalan meninggalkan kamar tidur nomor 1 itu.
Kartu Tanda Penduduk salah satu peserta acara ini.
Kartu Tanda Penduduk ...Kathy.
KAMU SEDANG MEMBACA
66 iblis , A "Rumah 9 Hujan" Story
HorrorKisah lanjutan dari "Rumah 9 Hujan" (Kali ini, kisahnya merupakan fiksi/bukan berdasarkan cerita nyata)