Bab 23
Hari II
(12 Maret 2020 . Jam 23:10 - 23:59)
Kathy tertidur dengan gelisah malam itu.
Keringat dingin terlihat membasahi bagian kening dan lengan Kathy.
Ia bermimpi sedang berjalan dengan cepat menuju ke gudang bagian belakang rumah ini, sambil membawa sesuatu di dalam genggaman tangannya.
Seperti ada yang mendorong dan menggerakkan tubuhnya.
Ia sedang memakai jaket hoodienya yang berwarna hitam pekat dan memiliki dua buah kantong yang sangat besar ukurannya.
Tangan kirinya menggenggam dua buah bola berwarna merah tua.
Tangan kanannya menggenggam...satu bilah pisau berukuran besar.
Kathy telah sampai di depan pintu gudang bagian belakang yang berwarna kuning cerah.
Tubuhnya terasa ada yang mendorong masuk ke dalam ruang gudang bagian belakang rumah tersebut, dari arah belakang tubuhnya.
Kathy tersentak kaget dan berteriak kecil.
Ia melihat sosok laki-laki bertubuh agak gendut yang sedang terbang dan tergantung di udara.
Kelihatannya, ada yang mencekik leher laki-laki bertubuh agak gendut itu.
Kathy berusaha memalingkan tubuhnya dan berjalan kembali, menuju ke pintu gudang bagian belakang rumah tersebut.
Namun, ada sesuatu yang sepertinya mengendalikan tubuhnya.
Ia tidak bisa memalingkan tubuhnya.
Ia tidak bisa berjalan kembali menuju ke pintu gudang bagian belakang rumah tersebut.
Tubuhnya serasa didorong oleh sesuatu menuju ke arah dimana laki-laki bertubuh agak gendut itu sedang melayang di udara.
Kathy dapat mencium bau yang sangat busuk, di dekat tubuh laki-laki bertubuh agak gendut tersebut.
Bau busuk kotoran binatang liar yang bercampur dengan bau busuk keringat laki-laki bertubuh agak gendut itu.
Tiba-tiba, ada sesuatu yang menggerakkan tangan kanan Kathy ke arah punggung laki-laki bertubuh agak gendut itu.
Ujung bilah pisau yang digenggam oleh tangan kanannya sudah sangat dekat letaknya dengan bagian punggung laki-laki bertubuh agak gendut tersebut.
Kathy berusaha melawan sesuatu yang menggerakkan tangan kanannya itu.
Sesuatu itu menggerakkan tangan kanan Kathy dengan kuat dan cepat.
Tangan kanan Kathy menghujamkan pisau di genggamannya ke bagian punggung laki-laki bertubuh agak gendut itu berkali-kali.
Dalam dan berkali-kali.
Kathy berusaha untuk melawan sesuatu yang menggerakkan tangan kanannya itu.
Namun, tidak berhasil.
Kathy berusaha untuk berteriak.
Namun, suaranya tidak bisa keluar dari dalam kerongkongannya.
Kathy mulai menitikkan air mata dari dalam kedua kelopak matanya.
Sesuatu itu menggerakkan tangan kanan Kathy ke arah leher bagian depan laki-laki bertubuh agak gendut itu.
Tangan kanan Kathy menggorok bagian depan leher laki-laki bertubuh agak gendut itu dengan satu kali sayatan yang sangat dalam.
Darah segar menyembur dengan deras dari bagian depan leher laki-laki bertubuh agak gendut itu dan mengenai telapak tangan kanan Kathy.
Kathy menjerit ketakutan di dalam hatinya.
Ia melihat tubuh laki-laki itu terjatuh di atas lantai dengan suara yang keras.
Tubuh laki-laki itu tergeletak dan mengejang-ngejang di atas lantai.
Kathy tidak bisa memalingkan wajahnya dari tubuh pria yang malang itu.
Ia tidak bisa mengedipkan kedua bola matanya.
Tubuh laki-laki yang agak gendut tersebut, tiba-tiba berhenti bergerak.
Tubuhnya terlihat ganjil dan kaku.
Laki-laki bertubuh agak gendut itu telah tewas.
Ada sesuatu yang menggerakkan tangan kiri Kathy menuju ke telapak tangan kiri laki-laki yang bertubuh agak gendut itu.
Kathy meletakkan dua buah bola berwarna merah tua ke atas telapak tangan laki-laki bertubuh agak gendut itu.
Ia mengamati mayat laki-laki bertubuh agak gendut, yang sedang tergeletak kaku di atas permukaan lantai, di depannya, selama beberapa menit.
Kathy tiba-tiba menyadari bahwa wajah mayat laki-laki bertubuh agak gendut itu terlihat tidak asing.
"Ya Tuhan!!!!"
Kathy berteriak kaget dan ketakutan di dalam hatinya.
"Danny...."
"Aku...menusuk...Danny"
"Aku...menggorok...Danny"
"Aku...membunuh...Danny"
Kathy segera memalingkan tubuhnya dan berjalan cepat-cepat menuju ke pintu gudang bagian belakang rumah itu.
Kali ini, Ia berhasil mengendalikan tubuhnya.
Kathy berlari dengan cepat meninggalkan ruangan gudang bagian belakang rumah yang menyeramkan itu.
Nafasnya terengah-engah.
Kepalanya terasa berkunang-kunang.
Pandangannya terasa berpendar-pendar.
Jantungnya berdegup dengan sangat kencang.
Dada nya terasa sakit sekali.
Kathy terbangun dari mimpi buruknya dan berteriak ketakutan.
Kepala dan lehernya terasa sakit sekali.
Ia segera memandangi kedua telapak tangannya.
Tidak ada percikan darah segar di atas telapak tangannya.
Tidak ada bekas noda darah satu pun di tanktop dan celananya.
Dan, Ia tidak sedang memakai jaket hoodie berwarna hitam.
Kathy bernafas lega.
"Itu hanyalah mimpi buruk yang menyeramkan. Bukan kenyataan", kata Kathy di dalam hatinya.
Kathy beranjak dari ranjang dan mengambil segelas air yang tadi Ia letakkan di dekat ranjang, sebelum Ia mencoba tidur, sekitar 2 jam yang lalu.
Ia meneguk air dingin di dalam gelas itu dan meletakkannya kembali di lantai, di dekat ranjang.
Kathy melihat sesuatu di bagian ujung kamar tidur itu.
Sebilah pisau berukuran besar.
Tergeletak di atas lantai.
Pisau itu berlumuran dengan darah.
Kathy berteriak ketakutan.
Ia menangis histeris.
Tubuh Kathy tiba-tiba terasa lemas.
Ia terjatuh dan tersungkur di atas lantai
Kathy menangis terisak-isak dan berkata di dalam hatinya,
"Aku...benar-benar...Aku...benar-benar...membunuh...Danny..."
KAMU SEDANG MEMBACA
66 iblis , A "Rumah 9 Hujan" Story
HorrorKisah lanjutan dari "Rumah 9 Hujan" (Kali ini, kisahnya merupakan fiksi/bukan berdasarkan cerita nyata)