Bab 29
Hari V
(15 Maret 2020 . Jam 00:44 – 04:00)
Ada sesuatu yang menyentuh bagian tengkuk Jenny, terus-menerus.
Sesuatu yang dingin , basah , dan kasar.
Jenny segera membalikkan tubuhnya ke belakang.
Ia melihat ada sosok nenek-nenek bertubuh kurus, berambut putih acak-acakan, berpakaian warna hitam, berwajah pucat, berbola mata berwarna hitam ; sedang menjulurkan lidahnya yang panjang ke arah wajah Jenny.
Rupanya, lidah sosok nenek-nenek yang menyeramkan itu tadi menjilati bagian tengkuk Jenny.
Jenny berteriak ketakutan dan tubuhnya tersentak ke belakang.
Ia terjatuh dari ranjang dan punggungnya membentur lantai dengan keras.
Sakit sekali rasanya.
Yudi dan Anna terbangun dari tidur mereka, karena suara teriakan ketakutan Jenny.
Sosok nenek-nenek yang menyeramkan itu tiba-tiba menghilang.
Jenny segera memeluk tubuh Anna.
Ia menceritakan apa yang Ia barusan alami kepada mereka berdua.
Wajah Yudi dan Anna terlihat ketakutan.
Tiba-tiba, perut Yudi terasa sakit sekali.
Ia ingin buang air besar.
"Ehm...aku ke WC dulu ya, ladies. Perutku sakit sekali", kata Yudi.
"Jangan lama-lama,Yud.", kata Anna.
Yudi hanya menganggukkan kepalanya dan berjalan menuju ke ruang WC.
Sudah selama 30 menit, Yudi berusaha mengeluarkan kotoran di dalam perutnya, dari lubang anusnya.
Tidak berhasil.
Keringat dingin membasahi keningnya.
Perutnya terasa sakit sekali.
Air di dalam bak berukuran kecil yang berada di samping kloset, tiba-tiba bergejolak pelan.
Yudi menengok ke arah bak kecil itu.
Air di dalamnya bergoyang-goyang pelan.
Seperti ada yang bermain dengan air di dalam bak berukuran kecil tersebut.
Tiba-tiba, ada sesuatu yang memasuki lubang anus Yudi dari dalam kloset.
Ada seperti jari tangan yang masuk ke dalam lubang anus Yudi dari dalam kloset.
Yudi berteriak kaget dan bangkit berdiri dari atas kloset.
Ia melihat bahwa tidak ada apa-apa di dalam kloset tersebut.
Yudi memutuskan untuk duduk kembali di atas kloset, karena perutnya masih terasa sakit.
Ia merasa ada yang mengamatinya di dalam ruang WC ini.
Yudi menengok ke kanan dan ke kiri.
Tidak ada siapa-siapa di dalam ruang WC ini selain dirinya.
Ia mendengar ada suara nafas yang terengah-engah dari arah atas kepalanya.
Dan ada sesuatu yang menjulur dari atas kepalanya dan menyentuh wajahnya.
Yudi menengadahkan wajahnya ke atas.
Ada wajah sosok perempuan berambut panjang yang memandang wajah Yudi dengan pandangan mata yang besar dan tanpa ekspresi.
Tubuhnya yang kurus dan terbalut oleh pakaian panjang berwarna putih kekuningan itu, terlihat menggantung dari langit-langit ruangan WC tersebut.
Bibir sosok wajah perempuan itu tersenyum lebar.
Kedua bola matanya yang besar, tidak berkedip sedikit pun.
Yudi berteriak ketakutan.
Ia segera memakai celananya dan mencoba membuka pintu ruangan WC itu.
Macet.
Pintu ruangan WC itu tidak bisa terbuka.
Yudi menarik-narik dan mendorong-dorong pintu ruangan WC itu dengan kasar.
Sosok perempuan berambut panjang itu melayang mendekati tubuh Yudi.
Mendekat.
Semakin mendekat.
Yudi bisa merasakan wajah sosok perempuan itu sudah sangat dekat jaraknya dengan bagian tengkuknya.
Ia tidak berani menolehkan tubuhnya ke belakang.
Ada sesuatu yang dingin, menyentuh bagian tengkuk Yudi.
Sesuatu yang tajam , dingin, dan lembab.
Kuku-kuku jari sosok perempuan yang mengerikan itu sedang mencakar-cakar ringan bagian tengkuk Yudi.
Bulu kuduk Yudi berdiri semua.
Yudi berteriak-teriak ketakutan, sambil menggedor-gedor pintu ruangan WC itu.
Telapak tangan sosok perempuan yang menyeramkan itu mulai mencengkeram bagian tengkuk Yudi.
Yudi menangis ketakutan.
Tiba-tiba, pintu ruangan WC itu terbuka dengan cepat dan lebar.
Wajah Yudi terbentur oleh pintu ruangan WC yang terbuka dengan cepat dan lebar itu.
Tubuh Yudi terjatuh ke belakang.
Sosok perempuan berambut panjang itu tiba-tiba menghilang dengan cepat di balik langit-langit ruangan WC itu.
Yudi melihat bahwa yang mendobrak pintu ruangan WC itu sehingga terbuka dengan lebar adalah Anna dan Jenny.
Nafas Yudi masih terengah-engah.
Jantungnya berdegup dengan kencang.
Tubuhnya bergemetaran.
Pandangan matanya berpendar-pendar.
Anna mengulurkan tangannya dan membantu Yudi bangkit berdiri dari lantai ruangan WC itu.
Mereka bertiga berjalan bersama-sama, kembali ke dalam ruang tamu.
Suara-suara menyeramkan seperti suara tertawa, suara tangisan,suara sesuatu yang berterbangan di atas kepala mereka bertiga, dan suara jeritan-jeritan ; terus-menerus terdengar dari arah ruangan gudang belakang, kebun rumah, dan kamar-kamar tidur.
Mereka bertiga merasa sangat ketakutan.
Suara-suara menyeramkan itu baru berhenti terdengar setelah dua jam kemudian.
Namun, tidak ada satu pun dari mereka bertiga yang bisa tertidur kembali, walaupun suara-suara yang menyeramkan itu sudah berhenti terdengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
66 iblis , A "Rumah 9 Hujan" Story
HorrorKisah lanjutan dari "Rumah 9 Hujan" (Kali ini, kisahnya merupakan fiksi/bukan berdasarkan cerita nyata)