Bab 19
Hari II
(12 Maret 2020 . Jam 09:30 – 11:00)
Listrik di dalam rumah ini masih padam.
"Kita mencari kelima bola berwarna merah tua yang lainnya saja sekarang. Siapa tahu setelah kita menemukan semua bola berwarna merah tua itu, kita bisa...dibebaskan dari rumah menyeramkan ini oleh Perusahaan XLIV.inc", kata Jenny sambil menghempaskan tubuhnya di atas salah satu kursi di ruang makan.
"Betul! Aku setuju dengan usul Jenny. Daripada kita menganggur, lebih baik kita semua menyibukkan diri untuk melakukan sesuatu...yang mungkin berguna", jawab Arya sambil mengunyah daging sapi siap saji yang Ia ambil menggunakan sendok dari dalam kaleng kemasannya.
Yudi mengambil roti tawar dari dalam bungkusan berwarna transparant di atas meja makan, dan mengolesinya dengan selai strawberry.
Ia berkata,
"Kita sudah memeriksa setiap ruangan dan lemari di rumah ini. Mau mencari kelima bola merah tua itu dimana lagi coba?"
"Lho...buktinya...salah satu bola merah tua itu muncul di dalam kamar tidur nomor 5. Berarti, kita kurang teliti mencarinya", jawab Jenny sambil menggigit pinggiran roti tawarnya.
"Bola merah tua itu kan...diberikan kepada Kathy...oleh setan di dalam kamar tidur nomor 5. Bukan karena Kathy menemukannya di dalam kamar tidur itu. Benar kan, Kath?", jawab Anna sambil menolehkan wajahnya ke arah wajah Kathy yang masih terlihat pucat dan ketakutan.
Kathy tidak menjawab pertanyaan Anna.
Ia terlihat melamun dan tenggelam di dalam pikirannya.
"Kath? Kamu mendengar kata-kataku kan?", tanya Anna kepada Kathy.
Mereka semua mengarahkan pandangan mereka ke arah wajah Kathy.
"Kath? Kamu tidak apa-apa?", tanya Danny.
"Aku...aku...tidak bisa...kalau menginap di dalam rumah ini...selama 5 hari lagi...Aku tidak bisa...menginap 1 hari lagi pun...di dalam rumah ini...Aku tidak sanggup...", jawab Kathy dengan suara yang pelan dan tanpa mengedipkan kedua matanya.
"Kath...jangan terlalu takut...Ada kita semua disini...yang akan menemanimu. Ada saya yang menemanimu", jawab Danny sambil memegang bahu Kathy menggunakan telapak tangan kanannya.
Yudi tertawa kecil mendengar jawaban Danny dan Ia menyemburkan sisa roti tawar dari dalam mulutnya.
"Cieeee...Danny...So sweet...", kata Jenny sambil tersenyum usil.
Warna wajah Danny langsung berubah menjadi merah.
"Apa-apaan sih kamu, Dan??? Apa-apaan sih kalian semua ini??? Kalian semua tidak mengalami yang aku alami tadi malam. Kalian tidak bisa mengerti perasaanku!!!", jawab Kathy dengan suara yang penuh dengan amarah.
Ia menepiskan telapak tangan kanan Danny dari bahunya dengan cepat dan kasar.
"Aku bisa mengerti perasaanmu, Kath. Aku tadi malam juga melihat sesuatu yang sangat menyeramkan. Ehm...Well, mungkin tidak semenyeramkan yang kamu lihat...Tapi, aku bisa mengerti perasaanmu. Aku juga sempat ingin menyerah, namun aku teringat akan uang sejumlah 6 miliar Rupiah, yang menanti saya 5 hari dari sekarang. Maka, mau tidak mau, aku tetap harus mencoba untuk kuat dan tabah menghadapi pencobaan selama 5 hari ke depan ini. Hehehehe...", jawab Yudi sambil tertawa terkekeh-kekeh.
Anna dan Arya ikut tertawa mendengarkan jawaban Yudi.
"Kalian kok masih percaya sih dengan janji 6 miliar Rupiah nya si Perusahaan XLIV.inc keparat itu? Pagi ini saja mereka sudah tidak menepati kata-kata mereka. Buktinya, si Tedja bajingan itu tidak muncul pagi ini di rumah ini!", jawab Kathy dengan suara yang terdengar ketus.
KAMU SEDANG MEMBACA
66 iblis , A "Rumah 9 Hujan" Story
HorrorKisah lanjutan dari "Rumah 9 Hujan" (Kali ini, kisahnya merupakan fiksi/bukan berdasarkan cerita nyata)