Hari ini Jeno mengajak Nana berkeliling ke kota Genewa salah satunya adalah Jardin Anglais (taman Inggris). Dimana di sana terkenal dengan jam bunga besarnya.
Keduanya berkeliling menikmati indahnya Jardin Anglais. Tidak lupa Jeno juga mengabadikan moment mereka berdua dengan berfoto. Senyumnya pernah luntur dari bibir keduanya. Jeno maupun Nana terlihat sangat bahagia.
Namun, di tengah kegiatan mereka menikmati suasana Jardin Anglais seseorang menghampiri mereka.
"Hello, Mr. Jeno! (Hello, tuan Jeno)" Sapa orang itu pada Jeno dengan bahasa Jermannya.
"Oh, hello Mr. Orlando! (Oh, hello juga, tuan Orlando)" Jeno membalas sapaan orang itu yang ternyata bernama tuan Orlando.
Lalu, keduanya saling berjabat tangan.
"schön, Sie kennenzulernen, Mr. Jeno. (Senang bertemu denganmu, tuan Jeno)" Kata tuan Orlando lagi.
"schön, Sie auch kennenzulernen, Mr. Orlando. (Senang bertemu denganmu juga, tuan Orlando)" Balas Jeno ramah.
"Was tun Sie hier? Wer ist dann der süße Mann neben dir? (Apa yang sedang Anda lakukan di sini? Lalu, siapakah pria manis di sebelahmu?)" Tanya tuan Orlando lagi lalu menunjuk Nana yang sedari tadi diam memperhatikan kedua pria itu mengobrol.
Sungguh, ia benar-benar tidak mengerti apa yang suaminya dan pria asing itu bicarakan. Nana pun tidak tahu mereka berdua berbicara menggunakan bahasa apa. Maka dari itu, yang bisa ia lakukan hanya menjadi pendengar yang baik dan planga-plongo seperti orang bodoh.
Jeno menoleh kearah Nana lalu tersenyum sebelum menjawab tanya tuan Orlando.
"Sie ist meine Frau, Jaemin. (dia adalah istriku, Jaemin.)" Jeno merangkul bahu Nana dengan mesra.
"Oh, sieht aus, als wären Sie mit Ihrer Frau auf Hochzeitsreise. Nicht wahr? (oh, sepertinya anda sedang berbulan madu bersama istri anda. bukankah begitu?)" Tebak tuan Orlando tepat sasaran membuat Jeno terkekeh karena tebakkan tuan Orlando benar.
Sedangkan Nana mengernyit bingung melihat suaminya tertawa. Apa ada yang lucu? Pikirnya.
"Dann viel spaß in den flitterwochen. Es tut mir leid, wir sehen uns. (kalau begitu selamat bersenang-senang dengan bulan madunya. saya permisi, sampai jumpa.)"
"Danke, bis bald! (Terimakasih, sampai jumpa!)" Balas Jeno setelah sebelumnya berjabat tangan dengan tuan Orlando.
Kemudian, tuan Orlando pamit undur diri dan berlalu.
"Kamu sama orang tadi ngomongin apaan sih, bang? Kamu gak ngomongin aku 'kan? Gak ngejelek-jelekin aku 'kan?" Cecar Nana sepeninggal tuan Orlando. Matanya memicing menatap Jeno.
"Nggak, sayang. Siapa yang ngejelekin kamu? Tadi tuh dia nanya aku disini lagi apa dan nanyain juga kamu siapa, ya aku jawab kita lagi liburan dan kamu istri aku,"
"Beneran gak ada ngejelekin aku?" Nana belum percaya ternyata.
"Iya, sayang!" Jeno mengangguk yakin, "Yaudah, yuk kita jalan lagi,"
Keduanya kembali melanjutkan berkelilingnya dengan tangan Jeno yang menggenggam jemari Nana.
*****
Malam harinya Jeno menyiapkan makan malam Istimewa untuk dirinya juga Nana yang temani alunan musik dari biola di bawah langit yang berbintang.
Jeno sengaja menyiapkan ini semua untuk Nana. Karena, selama ini ia tidak pernah makan malam romantis seperti ini lantaran hubungannya dengan Nana belum membaik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married ✔
FanfictionJeno terpaksa menggantikan posisi sang kakak menikahi Nararya Jaemin Arsyanendra. Calon istri sang kakak. Karena sebuah alasan klasik Mark pergi dihari pernikahannya. apakah Jeno dan Jaemin mampu mempertahankan pernikahan mereka atau justru berakhi...