Married (27)

13.3K 951 22
                                    


Jeno menghempaskan tubuhnya di kursi kebanggaannya kemudian menghembuskan nafas kasar. Ia baru saja menyelesaikan meetingnya dengan para kedua devisi. Mengingat Jeno belum mengecek handphonenya, ia segera meraih benda tersebut dalam saku jasnya untuk mengecek apakah ada pesan masuk dari istrinya atau tidak.

Untuk yang kedua kalinya Jeno menghembuskan nafas ketika melihat tidak ada satupun pesan atau panggilan dari istrinya. Jeno tidak akan sampai kapan ia dan Nana berada dalam situasi seperti ini. Jeno benar-benar sudah merindukan Nana. Namun apa daya, ia tidak bisa berbuat apa-apa selain menuruti keinginan Nana untuk tidak berdekatan dengan istrinya itu. Apalagi menampakkan wajahnya di hadapan istrinya.

Ia ingin menelpon Nana, namun Jeno kembali mengurungkan niatnya dan meletakkan ponselnya di atas mejanya.

Jeno menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi sembari memejamkan matanya. Ia butuh istirahat sejenak sebelum kembali bergelut berkas-berkas yang sudah berserakan di atas meja kerjanya.

Ddrrttt...

Suara getaran dan nada dering dering dari ponselnya membuat Jeno mengurungkan niatnya untuk beristirahat sejenak. Tanpa menunggu lama, Jeno segera meraih ponselnya karena yang menelpon adalah istri tercintanya.

"Hallo, sayang." Sapa Jeno pertama kali setelah mengangkat telponnya yang ternyata adalah video call.

"Hallo, hubby!" Suara Nana terdengar sumringah membuat Jeno mengernyitkan dahi keherananan.

"Ada apa, sayang? Suara kamu kedengerannya kayak lagi seneng  gitu? Kenapa?"

"Iya, aku emang lagi seneng, hubby, seneng banget malah!" Jeno tersenyum mendengar suara cerewet dan melihat wajah ceria Nana. Dan sepertinya Nana sudah tidak marah lagi padanya, terbukti sekarang Nana tidak mengomel saat mendengar suaranya dan melihat wajahnya. Bahkan, Nana sendiri yang lebih dulu menelponnya.

"Seneng kenapa, sayang?"

"Pokoknya hubby cepet pulang! Soalnya aku punya kejutan buat kamu."

"Kejutan?" Jeno bertanya dengan raut keherananan yang sangat kentara sekali di wajah tampannya.

"Iya. Pokoknya kamu cepet pulang!"

"Kejutan apa, sih, sayang? Jangan bikin aku penasaran." Jeno di buat penasaran oleh Nana yang katanya ingin memberinya kejutan.

"Ya, makanya hubby cepet pulang biar nanti pas udah di rumah aku kasih tahu kejutannya. Baby juga nunggu daddy di rumah__oops!" Buru-buru Nana menutup mulutnya dengan wajah panik ketika menyadari ia sudah keceplosan.

"Baby?" Jeno semakin di buat bingung oleh Nana. Baby? Maksudnya baby siapa? Bathin Jeno bertanya-tanya.

"Baby siapa, sayang?" Jeno bertanya lagi dengan nada tidak sabaran. Jeno benar-benar tidak paham apalagi ketika melihat wajah Nana yang terlihat panik karena sudah keceplosan.

Bukannya menjawab, Nana malah tersenyum makin lebar membuat Jeno semakin di landa rasa penasaran.

*****

Seketika, ingatan Nana melayang pada tadi siang ketika tiba-tiba saja Renjun dan putri mendatanginya ke rumah sakit. Jelas saja hal itu membuat Nana bingung dan bertanya-tanya  apa yang membuat Renjun dan putri mendatanginya langsung ke rumah sakit dan tanpa basa-basi, mereka menarik tangan Nana.

"Tumbenan kalian ke sini, mau ngapain?" Nama bertanya keheranan. Bukan jawaban, melainkan kedua tangannya di tarik oleh Renjun dan Putri membuat Nana terkejut.

Married ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang