Married (13)

18.9K 1.4K 249
                                    

Jeno kembali di sibukkan dengan pekerjaan kantornya setelah seminggu kemarin berbulan madu bersama Nana.

Deringan di ponselnya memecahkan fokusnya. Lantas ia segera mengangkat telponnya dan melihat siapa yang menelponnya. Senyum tersungging di bibirnya tatkala melihat nama yang tertera di layar telponnya.

"Hallo, sayang," Sapa Jeno pertama kali yang ternyata adalah istri tercinta, Nana.

"Kamu ninggalin aku gitu aja, Hubby! Berasa wanita bayaran aku tuh habis di pake langsung di tinggal," Gerutu Nana di ujung telpon.

Jeno bisa membayangkan bagaimana menggemaskannya istrinya itu dengan bibir mengerucut. Kalau Jeno ada di sana mungkin ia akan menyerang bibir sangat istri yang sudah menjadi candu baginya.

Semenjak merasakan manis bibir Nana, Jeno jadi ketagihan dan selalu mencuri kesempatan untuk menikmati bibir tipis Nana.

Hei! Mengapa Jeno jadi mesum seperti ini 🙈

Apalagi ketika Nana memanggilnya dengan sebutan hubby. Ia selalu suka dan seperti candu baginya. Sepertinya semua apapun yang di lakukan dan yang keluar dari mulut Nana akan selalu menjadi candu untuknya. Betapa bucinnya seorang Jeno ini.

Nana memang mengganti panggilannya pada Jeno dengan sebutan hubby. Entah dari mana ia mendapatkan ide itu sehinggaia bisa mencetuskan panggilan itu untuk Jeno. Dan tentu saja itu membuat Jeno senang karena mendapatkan panggilan kesayangan dari istrinya.

"Jangan bilang kayak gitu, sayang. Tadi aku mau bangunin kamu tapi aku gak tega kayaknya kamu kecapean makanya aku gak pamit," Sanggah Jeno yang tidak suka mendengar kalimat yang di lontarkan istrinya.

"Aku kecapean juga gara-gara kamu ya, hubby! Sekarang aja badan aku pegel-pegel udah kayak habis kerja rodi," Gerutu Nana kesal.

Bagaimana tidak kecapean! Semalam Jeno menggempurnya habis-habisan. Ia tak menyangka ternyata Jeno akan berubah menjadi sosok yang sangat liar ketika di atas ranjang. Bahkan ia kewalahan menghadapi gairah Jeno. Meskipun begitu, ia tetap bisa mengimbangi dan tentu saja menikmatinya. Sentuhan Jeno di tubuhnya benar-benar membuatnya tak berdaya dan pasrah di bawah kungkungan pria tampan itu.

Jeno begitu mendamba tubuhnya dan selalu melakukannya penuh dengan kelembutan.

Jeno selalu beralasan agar benihnya cepat tumbuh dalam rahim Nana dan menjadi calon bayi mereka.

Wajah Nana selalu menghangat saat Jeno membahas soal anak. Membayangkan dirinya mengandung anak Jeno saja mampu membuatnya bahagia. Dan perutnya seperti di gelitik ribuan kupu-kupu hanya karena Jeno selalu mengucapkan kalimat cinta untuknya.

Namun, disisi lain ia merasa bersalah karena sampai saat ini ia tidak pernah membalas ucapan cinta Jeno. Bukan, bukan karena ia masih mencintai Mark melainkan ia masih bingung dan ragu dengan apa yang ia rasakan saat ini.

"Sayang, kamu masih di sana?" Suara Jeno menarik Nana dari lamunannya.

"Huh? I-iya aku masih di sini," Sedikit tergagap Nana menjawab.

"Kenapa? Kamu mikirin kejadian semalem, ya?" Cetus Jeno dengan nada menggoda.

Nana mendengus. Kenapa suaminya sangat-sangat mesum dan selalu memikirkan hal seperti itu. Jeno benar-benar berbeda dengan yang ia kenal saat mereka baru saja menjadi suami istri. Saat ini Jeno begitu berbeda, atau dirinya saja yang baru mengetahui bagaimana tabiat seorang Jeno Arsello Ligantara?

"Ish, apaan sih, hubby! Siapa juga yang mikirin kejadian semalem? Mesum banget sih!"

"Dan sekarang kamu pasti belom mandi dan masih bergelung di balik selimut tanpa mengenakan apapun?" Jeno mengabaikan gerutuan Nana dan malah terus menggoda istrinya yang ia yakini wajah cantik Nana sudah memerah.

Married ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang