Married (22)

12.4K 1K 78
                                    

Jeno keluar dari ruang rawat inap Nana dengan terburu-buru. Gejolak marah sudah menguasai dirinya. Ia begitu murka saat mendengar kalau yang sudah menyebabkan ia kehilangan anaknya dan sekarang istrinya terbaring di rumah sakit adalah Katrina dan Pricilla. Ia tidak akan tinggal diam, ia akan membalaskan apa yang telah Pricilla dan Katrina lakukan pada anak dan istrinya. Mereka tidak akan bisa lari lagi setelah ini.

Deryl dan Ibra menyusul Jeno yang sudah di kuasai amarah. Mereka berdua tidak mungkin membiarkan Jeno sendiri dan mereka tahu bagaimana Jeno jika sedang di liputi amarah. Dan mereka tahu ke mana sahabatnya itu pergi dan satu tujuan yang akan Jeno datangi adalah tempat di mana Pricilla dan Katrina berada saat ini.

Sementara itu, Mark dan Haechan yang baru saja tiba di rumah sakit di buat ke heranan oleh ketiganya. Ia mengernyitkan dahi bingung ketika melihat Jeno terburu-buru meninggalkan rumah sakit tanpa menegur ataupun menoleh ke arahnya. Kemudian ia melihat kedua sahabat Jeno yang juga terlihat terburu-buru mengikuti langkah Jeno, akhirnya memutuskan bertanya pada mereka.

"Deryl, Ibra, ada apa sama Jeno? Kenapa dia keliatan buru-buru gitu? Apa ada masalah?" Cecar Mark penasaran.

"Kita udah nemuin siapa orang yang udah nabrak Nana dan sekarang Jeno mau nemuin orang itu, kak," Terang Ibra menjawab ke bingungan Mark.

Mark terlihat terkejut mendengar jawaban Ibra lalu kembali bertanya.

"Siapa pelakunya?"

"Pricilla dan Katrina." Sahut Ibra.

"Bukannya Katrina udah masuk penjara? Kenapa dia masih bisa berkeliaran?" Tanya Mark lagi.

"Gue gak tahu, kak." Ibra kembali menjawab, "Yaudah, sekarang gue harus nyusul Jeno,"

Tanpa mengatakan apapun lagi, Ibra dan Deryl berlalu dari sana dan bergegas menyusul Jeno.

"Sayang, kamu masuk aja duluan. Aku mau nyusul Jeno dulu," Mark beralih pada Haechan.

"Iya, kak. Hati-hati!"

*****

Jeno melajukan mobilnya menuju rumahnya. Setibanya di sana lantas Jeno bergegas masuk ke dalam rumahnya dan melangkahkan kakinya menuju sebuah ruang bawah tanah yang di dalamnya terdapat beberapa senjata api dan senjata tajam.

Tidak ada yang tahu tempat itu selain dirinya dan kedua sahabatnya. Jika istrinya mengetahui tempat itu mungkin Nana akan sangat terkejut dan tidak menyangka kalau Jeno menyimpan beberapa senjata seperti di film-film action.

Jeno membuka pintu ruangan itu, yang pertama kali menyambutnya adalah ruangan yang sangat gelap. Jeno masuk lantas menyalakan lampu dan terlihat lah jelas barang-barang yang biasa Jeno gunakan untuk 'memberi pelajaran' yang berani mengusik atau mengkhianatinya.

Jeno mengambil satu buah pistol dan pisau lipat yang terlihat sangat tajam lalu menyelipkannya di pinggangnya setelah sebelumnya memakaikan sarung tangan pada kedua tangannya. Setelah mengambil apa yang ia butuhkan, Jeno bergegas keluar dan kembali memasuki mobilnya.

Namun, sebelum ia memasuki mobilnya, dua mobil memasuki perantara rumahnya dan keluarlah Ibra dan Deryl dari mobil pertama dan berikutnya Mark keluar mobil kedua.

"Jeno__"

"Gak usah banyak tanya! Kalian mau ikut gue atau nggak?" Jeno menyela ucapan Ibra yang belum tuntas.

Tanpa menunggu jawaban dari Ibra, Deryl dan Mark, Jeno masuk ke dalam mobilnya kemudian menancap gasnya, melajukan mobilnya menuju ke suatu tempat.

Tanpa pikir panjang ketiganya kembali memasuki mobil dan menyusul mobil Jeno.

*****

Ting nong... Ting nong...

Married ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang