Nana sedang menikmati indahnya suasana Singapura bersama Putri dan Renjun. Ya, Ibra dan Deryl ikut serta membawa calon istrinya. Mereka tidak ingin kalah dan hanya menjadi penikmat keromantisan Jeno dan Nana. Maka dari itu Ibra dan Deryl membawa Putri serta Renjun untuk menemani mereka.
Suasana Singapura yang di hiasi beberapa landmark Singapura dan beberapa lampu yang gemerlap dan terang benderang terlihat cantik di malam hari.
Nana, Renjun dan Putri memutuskan berjalan-jalan di sekitar restoran tempat Jeno, Deryl dan Ibra meeting bersama kolega bisnisnya.
Nana terlihat begitu bahagia dan berbinar saat letupan kembang api di atas langit. Jeno yang berada tidak jauh dari tempat Nana berada pun mengembangkan senyumnya kalau melihat betapa bahagianya istrinya.
Dalam hati ia berjanji. Tidak akan membiarkan siapapun menyakitinya lagi walau hanya seujung kukupun.
Atensi Jeno kembali teralihkan ketika kolega bisnisnya kembali berbicara membuyarkan Jeno dari lamunannya.
Selang beberapa saat akhirnya Jeno, Deryl dan Ibra selesai meeting. Ketiganya saling menjabat tangan koleganya dan beranjak untuk menghampiri pasangannya masing-masing.
Ketika Jeno mengalihkan pandangannya kearah dimana Nana berada ia mengernyitkan dahinya saat tidak menemukan keberadaan sang istri. Jeno mengedarkan pandangannya kesana kemari mencari keberadaan Nana namun ia tak menemukannya. Jeno berusaha menghubungi Nana namun ponselnya tidak aktif dan itu semakin membuatnya khawatir.
Jeno berlari menembus keramaian sambil terus menghubungi Nana. Jeno terus melihat kesana kemari berharap bisa menemukan istrinya. Jeno hampir putus asa karena tidak bisa menemukan istrinya. Sulit untuknya menemukan istrinya itu di jalan yang ramai seperti ini. Jeno terus berlari dan akhirnya ia menemukan Nana di lokasi street food dan senang meniup-niup sosis panggang dari penjual pinggir jalan.
Nana terlihat lucu dan menggemaskan saat memakan sosis panggang itu dengan pipi bulatnya yang penuh. Jeno tersenyum lega telah menemukan Nana setelah mencemaskannya karena tiba-tiba saja menghilang dari pandangannya.
"Hubby!" Nana melambai kearahanya dengan sosis di tangannya dan menggerakkannya kekanan kiri hingga membuat sosis panggang itu terlepas dari tusukkannya membuat Jeno terkekeh geli. Kemudian dengan langkah cepat Jeno bergegas menghampiri Nana.
"Sayang, aku nyariin kamu ternyata kamu ada disini. Kenapa nggak nungguin aku dulu?" Tanya Jeno lalu membersihkan noda bumbu yang ada di sudut bibir Nana dengan ibu jatinya kemudian menjilatnya.
"Ih, hubby, jorok!" Protes Nana melihat Jeno menjilat bekas bumbu yang terdapat di ibu jarinya.
"Gapapa, bekas istri aku ini," Jawab Jeno acuh. "Kamu kenapa sendirian disini? Renjun sama Putri mana?"
"Tadi kak Putri sama Renjun bilangnya mau liat show laser. Aku tadi di ajak juga sih, tapi aku liat sosis panggang jadi aku makan sosis dulu sekalian nunggu kamu selesai meeting. Kamu udah selesai, 'kan meetingnya?"
Jeno menganggukkan kepalanya, "Udah kok. Memangnya makanan di restoran tadi nggak bikin kamu kenyang?"
Nana menampilan cengirannya kemudian menggeleng.
Jeno menatap takjub istrinya. Akhir-akhir ini nafsu makan Nana memang naik drastis. Bahkan bisa di bilang selalu merasa lapar setiap satu jam sekali dan yang lebih aneh lagi istrinya itu selalu terbangun di dini hari untuk mencari makanan.
"Kenapa kamu nggak mesen lagi aja kalo masih laper, sayang?" Tanya Jeno perhatian sambil menyibak poni Nana yang mulai memanjang.
"Aku takut bikin kamu malu sama kolega bisnis kamu karena aku makannya banyak,"
![](https://img.wattpad.com/cover/253533332-288-k702335.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Married ✔
FanfictionJeno terpaksa menggantikan posisi sang kakak menikahi Nararya Jaemin Arsyanendra. Calon istri sang kakak. Karena sebuah alasan klasik Mark pergi dihari pernikahannya. apakah Jeno dan Jaemin mampu mempertahankan pernikahan mereka atau justru berakhi...