Married (19)

14.5K 1K 53
                                    

Semenjak kejadian di pesta resepsi pernikahan Ibra dan Putri sebulan lalu, Jeno semakin protektif terhadap Nana. Bahkan sekarang Jeno menyuruh anak buahnya untuk mengawasi Nana selama 24 jam penuh. Sejak saat itu pula Jeno lebih sering menghubunginya juga mengiriminya pesan. Hampir setiap jam atau mungkin beberapa menit sekali Jeno akan menanyakan bagaimana keadaan istrinya itu.

Jeno tidak ingin kecolongan lagi dan sesuatu yang mengancam keselamatan istri dan calon buah hatinya menimpa mereka. Jeno akan melakukan apapun untuk orang yang di kasihinya. Sekalipun nyawa taruhannya. Ia tidak akan tinggal diam saat ada yang berusaha menyakiti Nana dan calon buah hatinya.

Jika Jeno harus berubah menjadi iblis sekalipun ia rela jika itu bisa menjamin keselamatan istri dan calon  buah hatinya. Jeno berjanji pada dirinya sendiri, ia akan membalas siapapun yang mengusik keluarganya. Tanpa terkecuali.

Tapi Nana merasa tidak nyaman dengan keberadaan bodyguard yang di tugaskan Jeno untuk menjaganya. Ia tak terbiasa.

"Kenapa harus pake bodyguard segala sih, hubby? Aku nggak nyaman dan gak enak juga di liatin orang-orang di rumah sakit." Protes Nana saat Jeno mengutarakan kalau ia akan menyuruh kedua anak buahnya untuk menjadi bodyguardnya.

Bukan apa-apa. Nana merasa tidak nyaman saja kalau harus di ikuti dua orang bodyguard dan pasti orang-orang rumah sakit akan memandangnya aneh karena tidak biasanya ia membawa bodyguard.

"Tapi 'kan ini untuk keselamatan kamu sama baby, sayang. Aku nggak mau kecolongan lagi dan mengancam keselamatan kamu," Jelas Jeno tetap kukuh pada pendiriannya.

Nana menghembuskan nafasnya, "Aku bisa jaga diri aku kok, hubby!"

Namun Jeno tetap pada pendiriannya dan tak ingin di bantah.

"Nggak, sayang. Kamu tetap harus pake bodyguard. Nggak ada bantahan!" Ujar Jeno final.

Nana hanya bisa menghela nafas pasrah. Jika Jeno sudah berkata tidak ingin di bantah maka yang bisa ia lakukan hanya menurut daripada ujung-ujungnya mereka bertengkar.

*****

Dan benar saja. Saat Nana memasuki rumah sakit, Orang-orang yang berlalu lalang memandang kearahnya terlebih lagi pada dua pria berpakaian serba hitam yang mengekornya dari belakang. Dan itu sungguh-sungguh membuatnya merasa tidak nyaman.

"Pagi dokter, Arsya!" Seorang perawat wanita menyapa Nana.

Nana tersenyum kecil sebelum membalas sapaan si perawat itu.

"Pagi juga, Intan!"

"Tahu gak, dok? Pagi ini dokter jadi pembicaraan orang-orang rumah sakit lho, karena dokter bawa bodyguard." Kata perawat bernama Intan itu memberitahu.

Nana menghembuskan nafas kasar. Sudah ia duga pasti ia akan jadi bahan ghibahan orang-orang yang ada di rumah sakit ini.

"Lagian tumbenan dokter bawa bodyguard, 'kan biasanya nggak, dok?" Intan bertanya dengan keheranan.

"Sebenernya saya juga nggak mau pake bodyguard tapi ya gimana? Karena ada kejadian yang bikin suami saya akhirnya mengharuskan saya pake bodyguard," Terang Nana namun ia tak menceritakan kejadian apa yang sudah menimpanya.

Intan mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Itu artinya suami dokter sayang dan cinta banget sama dokter Arsya. Apalagi sekarang, 'kan dokter lagi hamil. Jadi, gak aneh kalo suami dokter protektif banget. Dokter Arsya beruntung punya suami kayak pak Jeno. Udah mah ganteng, mapan, setia, cinta banget sama dokter," Ucap Intan memuji Jeno.

Married ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang