10

31 6 0
                                    

Kalau kalian suka bisa vote :-)
Aku terima dengan ikhlas.
Tunggu apa lagi, ayo vote.
Vote doang yaelah, tinggal tekan :)
Gak bayar kok, gratis.

..................

Ayah...
Ini aku putri kecilmu.
Ayah...
Aku lelah, boleh menyerah?
Hatiku terasa sangat sesak Yah...
Setiap kali aku mencoba untuk kuat, aku selalu tak bisa menahan itu.
Ayah...
Apakah aku terakhir menjadi lemah?
Jujur Yah, aku tak suka menjadi lemah.
Aku ingin berkuasa seperti biasa, Yah...
Ayah...
Aku sebenarnya ingin berkata banyak padamu, tapi tak sempat tanganku sudah bergetar.
Izinkan aku tidur yah, sebentar saja.

Di kegelapan air yang dalam Grisyel mengambang penuh dengan luka-luka, hatinya seakan sudah tak berbentuk. Ia tak sanggup untuk bergerak, Grisyel pun tak tau mengapa ia bisa selemah ini.

"GRISYEL BANGUN! KAMI MEMBUTUHKANMU!"

"TUAN PUTRI KUMOHON BANGUNLAH!"

"TUAN PUTRI BANGUN!"

"TUAN PUTRI BANGUNLAH!"

"TUAN PUTRI KAMI MENUNGGUMU BANGUN!"

"HEI GADIS NAKAL BANGUN!!KAMI MENUNGGUMU!!"

suara teriakan bersahut-sahutan mengganggu ketenangan Grisyel, matanya terbuka secara perlahan. Tidur seperti ini sangat tenang, Grisyel ingin terus seperti ini. Ini sangat menyenangkan, tetapi teriakan itu menggeser ulu hatinya. Seketika ia menjadi bimbang.

"Kalian membutuhkanku?"

Sementara tubuh Grisyl yang asli sudah di kelilingi banyak orang, mereka sangat kalut ketika Tuan Putri kerajaan tak bangun sedari tadi. Mereka sudah melakukan segala cara, bahkan Deros sudah hampir frustrasi. Para pelayan dan warga desa berbondong ingin melihat Tuan Putri mereka, percayalah mereka sangat khawatir.

Grisyel itu memang jahil dan kejam, tetapi ia punya cara tersendiri untuk menyatakan kasih sayangnya. Warga kerajaan tau itu, walaupun mereka sangat menganggap Grisyel itu meresahkan, tetapi ia tetaplah Tuan Putri mereka.

Tuan putri yang biasanya berteriak dan mengacau, kini terbaring lemah di ranjangnya. Tubuhnya ditutupi aura kegelapan yang kapan saja bisa membunuh seseorang.

Di dunia manusia, Rere menangis karna Tasya tak kunjung bangun. Perasaannya kian tak enak, ia berteriak menyalahkan kedua orang tua Tasya. Yang Rere khawatirkan adalah Grisyel yang sepertinya sedang tak baik-baik saja, Rere sudah merasakan dari awal.

"Mereka menungguku bangun?"

"Tunggulah beberapa waktu, disini sangat nyaman."

Pikiran gadis ini memang sangat aneh, di saat semua orang mengharapkannya bangun, sementara ia menolak dan menyuruh menunggu. Apa ia tak sadar diri?

Grisyel tersenyum manis, senyuman yang sangat jarang ia perlihatkan. Ia kembali memejamkan mata, tenggelam dalam kegelapan, pasti akan sangat menyenangkan.

"Hei Tuan Putri, kau tak ingin bangun hmm? Aku menunggu, cari aku."

Grisyel tersentak di tempatnya, suara itu? Ia langsung bangkit mencari suara dari seseorang yang ia rindukan. Tolong jangan bercanda.

"KAU SIAPA?! JANGAN MAIN-MAIN!" matanya memancar  amarah, ia tak suka dipermainkan seperti ini. Ia menoleh kekanan dan kekiri mencari suara itu.

"KELUAR! MARI KITA BERHADAPAN!"

Pria dibalik suara itu terkekeh gemas, "Apa kamu yakin gadis kecil?"

TIME AT THE END OF TWILLIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang