Halo, semua!
Apa kabar?
Bagaimana hari ini?
Vote dan komen jangan ketinggalan
Ya!
Makasih ^o^(♡˙︶˙♡)
Dendam, Romi menaruh dendam pada Grisyel. Ia dengan sengaja mencari kelemahan Grisyel dan memanipulasi hidup gadis itu. Romi suka ketika ia menang, dan ia benci ketika ia kalah. Mata tajamnya menatap tak suka pada sosok Raja Deros di depan sana, tidak ada ketakutan dalam hatinya saat melayangkan tatapan benci itu. Ambisinya membuat ia melupakan di mana ia berada, ambisinya itu membunuhnya. Ego yang Menuntut hal yang tidak bisa menjadi bisa, dan keabadian tidak akan pernah Romi genggam jika ia terus seperti itu.
Simplenya, Romi salah arah. Ia terlalu buta dan naif. Mau dia membunuh siapapun dan melakukan seribu cara, ia tidak akan pernah berhasil. Impiannya harus musnah bersamaan dengan tubuhnya yang akan di musnahkan. Di depan semua makluk yang Deros undang, di depan itu juga harga dirinya direndahkan.
Romi tak suka melihat senyum licik putri itu. Siapa lagi jika bukan Grisyel? Gadis cantik dengan gaun hitam kebanggannya. Seharusnya Romi harus sadar sedari dulu, Grisyel tetaplah pemeran utama yang hidupnya akan selalu berlanjut sebelum cerita ini selesai. Kisah gadis itu masih berlanjut, dan ia tidak akan mati semudah itu. Ibunya pasti kecewa jika ia mati dengan cepat.
Berbalik keadaan dari kejadian kemarin. Romi sekarang terlihat sangat menyedihkan. Ia hanya diperbolehkan untuk menutupi kemaluannya dengan selembar kain. Dengan panas matahari yang menyengat kearahnya, tubuh yang tidak berpakaian itu menjadi comohan gratis banyak makhluk. Padahal, pakaian adalah martabat tertinggi yang harus dijaga. Semakin panjang jubah yang dipakai, semakin dihormati ia. Di sini, pakaian adalah harga diri. Sekarang Romi terlihat lebih rendah dari apapun. Namun, Romi tetaplah Romi yang sulit untuk sadar.
Di depan sana Grisyel tersenyum senang. Romi akan mati! Grisyel rasanya ingin tertawa terpingkal-pingkal. Namun, ia adalah seorang Tuan Putri, imagenya harus dijaga dengan baik. Memang kemarin jiwanya hampir terenggut, tapi tentu saja ia tidak akan mati. Deros menolongnya dan langsung menghukum Romi. Senyum liciknya terbit, penguasa punya tahta.
Deros berdiri dengan gagah, mahkota emas yang ia pakai berkilau memancarkan kekuasannya. Semua makluk menghormati kekuasan Raja Deros. "Para Puan dan Tuan. Kita mempunyai banyak aturan di dunia ini. Tanpa basa-basi, saya sebagai Raja akan menghukum siapapun yang berbuat kesalahan, termasuk seseorang di depan anda sekalian." Deros menatap Romi yang dibalas decihan dari pria itu. Deros melanjutkan, "Bisa diketahui bahwa makluk itu meresahkan kita semua!"
Semua warga Deros langsung bersorak-sorak ria dengan semangat dan penuh emosi membuat keadaan ramai seketika. "Musnahkan makluk itu! Musnahkan!" teriak mereka bersahut-sahutan.
"Musnahkan! Musnahkan makluk itu!" Sorak-sorak yang dapat membuat telinga Romi mengeluarkan darah. Namun, siapa yang perduli dengan penjahat sepertinya?
KAMU SEDANG MEMBACA
TIME AT THE END OF TWILLIGHT
FantasyApakah Grisyel itu anak yang terlalu perasa? Atau memang rasa patah hati itu sesakit ini? Dunia terasa kosong dan hampa, seakan memintanya untuk pergi berlari sejauh-jauhnya. Lalu, seperti selalu ada batu berukuran besar menghempit dadanya, membuatn...