."
.................
Setelah kejadian perubahan wujud itu membuat Grisyel sangat lelah, ia memutuskan untuk tidur. Dengan baju yang belum terganti, Grisyel menidurkan tubuhnya di kasur empuk ini.
"Selamat tidur." setelahnya, gadis cantik itu benar-benar terlelap. Kekuatan yang dimiliki juga ikut tidur, dan hal yang paling unik ketika Grisyel tidur adalah tak bernafas dan tak bergerak. Ya, seperti orang mati, ia bisa begitu karna kekuatannya tidur.
Begitulah, tanpa kekuatan Grisyel hanya seorang gadis cantik. Namun, jangan terlalu sepele. Gadis cantik ini masih ada di ruangan yang ia cipatakan sendiri. Di dalam dirinya, Grisyel membuat ruangan untuk ia dan kekuatan tidur. Dari sana, Grisyel bisa memantau apapun yang terkesan mengancam.
Berbeda dengan Grisyel yang terlelap, Deros malah memasuki sebuah pintu tembus pandang. Ketika tubuh Deros sempurna menghilang, di saat itu juga tubuh Grisyel mengeluarkan aura gelapnya.
"AYAH!" Grisyel berteriak sangat keras, dadanya kembang kempis dengan keringat bercuran di dahinya. Ia kemudian meringkukkan tubuhnya, lalu terkekeh geli. "Kau licik ayah."
Tok...tok...
"Tuan Putri, apa kau sudah bangun?" Grisyel berdehem sebagai balasan. Ia kemudian berjalan ke arah pintu, membukakan pintu untuk seseorang yang mengetuk tadi.
"Tadi saya mendengar suara teriakan, Tuan putri tidak apa-apa?" seseorang itu berkata dengan khawatir, Grisyel tersenyum kecil.
"Jangan khawatir Rere, aku tak apa," ujar Grisyel menangkan gadis ini. Kemudian dengan santai ia berjalan ke arah aroma lezat di sana.
"Saya sudah siapkan serapan untuk Tuan Putri, apa lagi yang perlu saya bantu Tuan Putri?" Rere bersikap dengan sopan.
Grisyel menggeleng, "Kau duduk saja di sini." ia menepuk bangku di sebelahnya. "Kita makan bersama."
Deg..
Seketika tubuh Rere menjadi kaku dengan senyuman manis Grisyel, wajah Tuan Putrinya sangat cantik. "B-baik Tuan Putri."
"Apa tugas yang kuberikan sudah di kerjakan?"
Rere mengangguk cepat, "Sudah Tuan Putri."
Grisyel tersenyum penuh arti. "Kerja bagus Rere." kemudian mereka serapan dengan khidmat. Setelah siap, Grisyel segera bangkit dari duduknya.
"Buatlah jadwalku hari ini Rere, pastikan itu menarik," perintah Grisyel yang di angguki Rere.
"Tuan Putri!" Rere berteriak memanggil. Grisyel yang hendak pergi menghentikan langkahnya menunggu kelanjutan perkataan Rere. "A-appakah sa-ya bisa menanggap Tuan Putri keluarga saya."
Grisyel terkekeh dalam hati, tatapannya lurus kedepan tanpa menoleh ia berkata, "Tentu."
Rere tersenyum senang, "Saya sarankan Tuan Putri untuk mandi, sepertinya mengelilingi kota ak-"
Sebelum Rere menyelesaikan dialognya, Grisyel sudah menghilang. Seketika Rere menjadi panik, tapi setelahnya wajah Rere terkejud bukan main karna teriakan yang berasal dari arah kamar Grisyel.
"RERE!! APA-APAAN KAMAR MANDI SEPERTI INI!!"
...................
MOHON TANDAI TYPO MANTEMAN :)
KAMU SEDANG MEMBACA
TIME AT THE END OF TWILLIGHT
FantasyApakah Grisyel itu anak yang terlalu perasa? Atau memang rasa patah hati itu sesakit ini? Dunia terasa kosong dan hampa, seakan memintanya untuk pergi berlari sejauh-jauhnya. Lalu, seperti selalu ada batu berukuran besar menghempit dadanya, membuatn...