Get A Room, Please [M]

3.6K 82 2
                                    

WARNING 21+!

TOLONG BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN, JIKA KALIAN MASIH DIBAWAH USIA 21 SILAHKAN HENGKANG DARI CERITA YANG SATU INI. BISA LANGSUNG SKIP KE HALAMAN SELANJUTNYA.

SEKALI LAGI, BIJAKLAH MEMILIH BACAAN!

.

.

.

.

.

Kehidupan pernikahan memang memabukkan. Asmara dan cinta akan selalu hadir diantara dua insan yang saling memberi kasih sayang. Begitu juga Wonwoo dan Mingyu di tahun kedua pernikahan mereka. Banyak kesan bahagia maupun sedih dalam kehidupan percintaan mereka. Ucapan sayang dan pertengkaran yang akan selalu hadir dalam rumah tangga bahkan di tahun-tahun selanjutnya.

Wonwoo yang seorang pendiam dan sangat teratur bersanding dengan Mingyu yang seorang cerewet, clingy dan ceroboh. Tak lupa juga otak Mingyu yang pintar tapi penuh dengan asupan 21+ di sel otaknya. Sudah berkali-kali Wonwoo digoda oleh Mingyu. Berkali-kali juga Wonwoo sebisa mungkin menampaki wajah datar dan tidak tertarik pada suaminya itu. Tapi tubuh kurusnya akan berakhir di dalam kukungan lengan kekar suaminya.

Tak heran jika pesona Mingyu diatasnya selalu membuat nafsu gairahnya meningkat bahkan menggebu-gebu. Tubuhnya seakan meminta bibir tebal Mingyu menyentuh dan memanjakan inci kulit putihnya. Juga kejantanannya yang akan selalu berereksi saat Mingyu beraksi. Seperti kisah kali ini yang membuat pembaca lebih fokus pada adegan ranjang mereka.

Lebih tepatnya adegan panas di kantor Mingyu. Ya, desahan panas dua pria itu seakan memenuhi sudut-sudut ruangan. Mingyu berdiri dengan tangan kanan menopang tubuhnya pada meja dan tangan kirinya yang mencengkram erat pinggul ramping istrinya. Wonwoo duduk di atas meja–menopang tubuhnya dengan siku, kedua kakinya dibuka lebar untuk memberikan Mingyu akses memasukinya lebih.

Wonwoo menengadahkan kepala dan mengigit bibir bawahnya, merasakan tubuhnya yang terhentak akibat dorongan keras dari Mingyu dibawah sana. Mingyu sesekali menatap sayu wajah istrinya itu lalu beralih ke pautan tubuh mereka dan menggeram keenakan. Bagi Mingyu, tidak ada apapun dan siapapun yang bisa memuaskan hasrat bercintanya selain Wonwoo. Wonwoo terlalu rapat dan selalu menyedot kejantanannya bahkan walau sudah berkali-kali ia terobos.

Kemeja, celana dan ikat pinggang keduanya sudah berserakan entah kemana. Buku-buku yang tersusun rapi di ruangan itu menjadi saksi bisu hubungan intim keduanya di ruangan kantor milik Mingyu. Lenguhan dan geraman keduanya sangat mengintimidasi. Dua suara berat itu saling bertabrakan seakan meminta lebih pada satu sama lain. Mata sayu Wonwoo dan bibir plum yang menganga itu membuat libido Mingyu kembali terusik, membuat desisan sang dominan seperti ular yang kelaparan.

Wajah Mingyu memerah dan rahangnya sesekali dikantupkan dengan keras, merasakan tubuhnya semakin tersedot liang istrinya. Erangan tertahan semakin menjadi-jadi saat tubuh mereka merasakan titik kenikmatan yang hampir sampai. Napas mereka tertahan dan dahi mereka saling berantuk menyalurkan tatapan cinta dan nafsu yang membara. Tubuh mereka memanas dan gejolak perut sudah diambang batas. Sekali hentakan dan aktivitas percintaan mereka selesai...

TOK TOK TOK

...kalau saja tidak diganggu oleh ketukan menyebalkan dari balik pintu ruangan kebanggaan Mingyu.

Mingyu melepas pautan tubuhnya dengan istrinya. Buru-buru ia memungut kemejanya dan celana, tak lupa dengan milik Wonwoo. Wajahnya memerah menahan nafsu yang tertahan juga marah di pucuk ubun-ubun. Pelepasannya belum tuntas dan ia akan memecat siapa saja yang berani menjeda adegan panasnya dengan Wonwoo.

LIVING WITH MEANIE | ONESHOT STORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang