.
Gun shots memekakan telinga manusia-manusia yang berada di basement parkir gedung terbengkalai itu. Tidak ada yang peduli, semua hanya saling menyerang dan menyerang. Tidak tersentuh simpati sedikitpun ketika rekan-rekan mereka semakin banyak yang tumbang dan berlumuran darah.
Semua hanya melemparkan peluru untuk memenangkan pertandingan. Bukan pertandingan sebenarnya, tapi sebuah perjanjian bisnis yang tiba-tiba dilanggar oleh salah satu dari mereka dan salah satunya tidak terima.
Siapa yang suka dirugikan. Bahkan pengemis pun tidak suka uang mereka diambil oleh para preman. Tapi dua pemimpin itu bukan pengemis yang bisa dengan mudah memberikan milik mereka secara cuma-cuma kepada lawannya.
Lawan sesama mafia yang terkenal ditakuti seluruh daratan Asia.
Kim Mingyu dan Jeon Wonwoo.
Keduanya, berselisih bahkan ketika mereka memiliki kesepakatan untuk berbisnis. Tidak ada yang bisa melerai keduanya kecuali salah satu dari mereka mati. Dunia akan lebih aman dan damai tanpa ada keduanya. Tapi takdir tidak bisa melepaskan mereka dari raga. Terlalu kuat bahkan anak buah yang masih saling menyerang tumbang bisa di saat yang bersamaan. Didikan yang kuat dari pemimpin mereka.
"Menyerahlah Jeon Wonwoo!"
Mingyu membawa matanya memandang Wonwoo tajam melalui lensa bidik AK-103. Diseberang sana Wonwoo terus meluruskan tangannya dengan satu pistol magnum miliknya. Mereka tidak menyerah untuk menumbangkan satu sama lain.
"Tidak akan pernah dalam hidupku, Kim Mingyu!"
Sebenarnya hanya masalah sepele. Sebuah perjanjian jual beli senjata dari Russia yang sudah menjadi kebiasaan Wonwoo untuk menjual senjata ilegal. Tapi Mingyu mengacaukannya dengan membidik salah satu anak buah Wonwoo dan mengambil kembali transaksi mereka. Berniat mencuri senjata-senjata itu dari tangan kematian Wonwoo.
Sudah hampir separuh anak buah Mingyu tumbang dan Wonwoo beserta bawahannya bersembunyi dengan baik diantara beton bangunan. Ia tidak ingin menyerah tapi jika terus-terusan seperti ini ia akan kehilangan banyak orang kepercayaan.
"Tuan! Kita tidak bisa menahannya, Wonwoo terlalu kuat."
Seungcheol, sayap kanan Mingyu masih membidik disela percakapan yang menjadi titik Mingyu seharusnya menarik pasukan. Seungcheol paham betul bagaimana bengisnya pertempuran itu dan Wonwoo adalah orang yang sama kuatnya dengan Mingyu, bahkan melebihi karena senjata-senjata itu berpihak pada pemiliknya. Jika Mingyu terus egois dengan mempertahankan senjata-senjata yang ia inginkan, ini tidak akan berakhir baik.
"Pull back!"
Mingyu berteriak dalam bisingnya suara peluru yang masih memekakan telinga. Beberapa anak buah Mingyu mulai mundur dan meraih mobil mereka masing-masing begitupun Mingyu. Seungcheol, melindunginya dengan menembak beberapa peluru tepat pada Wonwoo yang bersembunyi di balik pilar beton.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIVING WITH MEANIE | ONESHOT STORIES
FanficONESHOT STORY OF KIM MINGYU X WONWOO It's all about you and me; as a friends, couple, soulmate, roommate, and brother. Boy x Boy WARNING! Some mature content 21+! Genre : Soft Romance, Comedy, Life, etc. Other Cast : Seventeen members Original Onesh...