Daddy Kink

1.2K 45 1
                                    

Menghela napas, Wonwoo lagi-lagi melakukan itu dalam waktu kurang lebih 10 menit. Tidak ada kegiatan lain selain menghela napas, menghirupnya dan bergumam sendiri seperti orang gila. Di tengah kampus yang lumayan ramai ia menelungkupkan wajahnya di antara dua tangannya yang bersilang di atas meja. Jihoon dan Seungkwan, sahabatnya yang sembari tadi duduk dihadapan saling berpandangan heran. Tak biasanya Wonwoo lesu seperti ini jika bukan karena...

"Lu udah gak laku lagi?"

"Dia dapet yang lebih seksi dari gue."

Jihoon sekarang yang menghela napas. Sudah bukan rahasia antara mereka lagi, seorang Wonwoo adalah simpanan para pria yang kebanyakan duit di luar sana. Dari yang sudah beristri sampai yang masih ting-ting. Untungnya belum ada yang melabraknya lantaran dua tahun menjadi sugar baby dan memuaskan hasrat romantisme semu semata.

Iming-iming gaya hidup yang diluar kapasitas di tengah ibu kota. Wonwoo sudah menjalani hal yang bagi orang sangat aneh dan menjijikan. Untungnya orang tua di kampung sana tidak tau apa yang menjadi alasan Wonwoo tidak mau dikirimi uang kecuali untuk membayar semesteran. Wonwoo mau mandiri, tetapi jalan yang ia lalui sangat menguras harga diri. Miris sekali.

Kali ini juga, persoalan dan masalah kembali hadir dalam hidupnya. Lantaran sang sugar daddy terakhirnya memutuskan hubungan sepihak lantaran sudah mendapat cem-ceman baru. Dirinya yang melabeli diri sebagai sugar baby terprofesional pun harus rela mundur dan mencari pegangan baru. Dia bisa bagaimana lagi jika si sugar daddy yang memutuskan. Toh dia juga tidak mau terlibat suasana cinta dengan sugar daddynya. Hanya perasaan ingin dimanja dan dibelikan ini itu.

"Kenapa sih kak harus jadi sugar baby? Apa enaknya coba?"

Seungkwan yang sedari tadi menyedot boba green teanya akhirnya membuka suara. Teman satu jurusan Wonwoo yang lebih muda darinya. Bertanya tentang apa untungnya menjadi sugar baby? Walau kini kalian bisa melihat seberapa brandednya barang yang ada di tubuh Wonwoo. Semua di beli dengan uang dari sang sugar daddy tercintanya. Mahal? Tentu. Bukan uang Wonwoo ini.

"Cobain deh Kwan, lumayan kalau mau beli ini itu gak usah keluarin duit. Tinggal minta sambil manja-manja... BOOM barang yang lu mau ada di depan mata."

"Gak usah dengerin dia Kwan. Sesat dia."

Jihoon yang sedari tadi ikut memperhatikan langsung menutup kedua telinga Seungkwan dengan tangannya. Menghindari godaan setan yang dibawa teman sugar babynya. Seungkwan terlalu polos, tidak boleh dikotaminasi oleh otak kotor Wonwoo yang hanya memikirkan kesempatan dalam kesempitan.

"Eh, lu juga bakal doyan kan kalau sugar daddynya macem Soonyoung. Apalagi yang bibirnya tebel macem dia."

Lelaki mungil itu langsung menggertak dengan pukulan yang langsung ditahan oleh Wonwoo. Lihat lah hidung bangir yang mengerucut lantaran cengiran lebar dari manusia rubah satu itu. Sudah menandakan bahwa dirinya jauh dari kata waras untuk manusia yang hidup di bumi.

Namun baru saja menenangkan Jihoon agar tidak terlibat baku hantam. Mata rubahnya menyipit tajam saat melihat sosok jangkung berkacamata berjalan ke arah mereka. Pria dengan setelah kemeja kasual dengan tas laptop hitam dan buku tebal di masing-masing tangannya. Pria itu menyapa sesekali mahasiswa yang berlalu lalang melewatinya di koridor. Sedangkan Wonwoo sudah melebarkan seringainya dan tersenyum penuh arti.

"Eh eh Pak Mingyu lewat!"

Wonwoo heboh saat pria yang diyakini adalah Pak Mingyu itu sudah dekat dengan keberadaan mereka. Wonwoo merapihkan baju dan surainya yang sedikit kusut. Lalu melayangkan senyuman paling manisnya pada sosok yang kini menatapnya heran.

"Selamat siang pak. Makin ganteng aja dah. Mau ngajar ya?"

"Selamat siang. Iya, kenapa? Mau nemenin saya?"

LIVING WITH MEANIE | ONESHOT STORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang