Clingy Mingyu

1.3K 46 6
                                    


Clingy adalah istilah perilakuku yang selalu diberikan penggemarku, Carat. Memang benar aku clingy, itu tergambar jelas saat aku bersama keluargaku bahkan anggota Seventeen yang lain. Tapi yang paling aku suka adalah clingy ke salah satu kakakku. Wonwoo hyung.

Dia tidak pernah mengomel saat aku melakukan skinship atau apapun yang menyangkut sentuh menyentuh. Tapi aku tau diri untuk tidak menyentuhnya melewati batas teman. Walau kadang wajah manisnya sangat membuatku gemas sendiri bahkan bisa menatapnya intens tanpa sebab.

Senyumnya selalu menjadi daya tarik, kalau kata penggemar kami. Hidungnya yang mengkerut dan senyum lebarnya. Sangat menyenangkan dan juga lucu. Itu hal yang membuatku nyaman berada bersama Wonwoo hyung walau kadang otak kita tidak sinkron.

"Game." Ucapnya spontan dan aku hanya memutar mata malas.

"Ish, selain itu." Aku merengut saat dirinya tak henti-hentinya membicarakan game dan game lagi.

"Mungkin kau dan game?" balasnya.

"Huh?" aku tersontak bingung dan spontan menarik alisku ke atas. Jujur aku mendengarnya menyebutku, tapi aku tidak mau percaya diri. Seketika wajahnya berubah berpikir lalu menatapku sambil tersenyum.

"Mau bermain game denganku?" tanyanya dan aku mengerti maksudnya.

"Tapi aku tidak pandai." Balasku rendah hati. Eoh, aku memang tidak pandai dalam game pc.

"Aku akan mengajarimu." Ucapnya bersemangat. Aku tidak mengira jika seorang manusia bisa-bisanya kecanduan game. Tapi aku juga kecanduan Wonwoo hyung. Bagaimana ini? Carat tolong aku!

"Benarkah? Baiklah, habis makan aku akan menemanimu bermain game seharian." Ucapku sambil tersenyum lebar lalu dia mengangguk dan kami kembali makan.

"Ah aku lupa nasinya masih di microwave."

Selagi dia bangkit untuk pergi ke dapur. Wajah cerahku menghilang karena merasakan hal aneh. Wonwoo hyung menepis tanganku saat aku mengelus permukaan kulit putih itu tadi. Rasanya sakit, tapi aku tidak mau berpikir banyak. Karena setelah itu dia membenarkan letak kacamatanya walau kesannya kacamatanya tidak akan lepas dari hidunganya dan masih setia bertengger disana.

Aku menyuap beberapa dakgangjeong dan juga kimchi yang sangat lezat. Tapi makan tanpa nasi sama saja tidak makan bagiku. Aku tau Wonwoo hyung itu mengerti kebiasaan makanku yang seperti monster. Makanya ia menawarkan nasi padaku. Lalu disinilah empat kotak nasi panas yang sudah mengebul di hadapanku.

"Nasinya masih panas. Makanlah pelan-pelan." Ucapnya setelah membenarkan posisi duduknya.

"Terimakasih hyung."

"Tentu."

Setelah itu kami sibuk memakan habis empat makanan di hadapan kami. Bercengkrama sambil menonton tayangan televisi yang sebenarnya tidak meminat atensi kami. Sesekali aku menawarkan budae jjigae, karena merasa tidak enak jika hanya aku yang memakannya. Walau sebenarnya aku bisa menghabiskannya sendiri dalam sekali suap.

Wonwoo hyung menghabiskan satu kotak nasi dan semangkuk ramyeon, beberapa kimchi dan dakgangjeong. Lalu ia mengelus perutnya setelah kenyang. Sedangkan sisanya aku habiskan dalam beberapa menit.

Ia sibuk bermain ponselnya setelah makan, menungguku yang masih berkutat dengan makanan di hadapanku. Tinggal air bumbu sebenarnya, tapi sayang jika tidak dimakan. Jadi aku menuang semua nasi instan itu dalam satu panci dan mengaduknya lalu memakan semua hingga habis.

"Sudah? Sini aku yang cuci." Ucapnya setelah aku mengelus perutku kekenyangan. Makanan yang enak.

Aku mengangguk dan dia mengambil alih semuanya. Aku meminum soda yang sudah ia siapkan dan beranjak membantu mengambil beberapa sampah untuk dibuang. Meringankan bebannya agar cepat bisa berdua bermain game bersamanya. Ah, sepertinya aku harus meminjam komputer Seungcheol hyung. Mengingat hanya ada satu set komputer di kamar Wonwoo hyung.

LIVING WITH MEANIE | ONESHOT STORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang