Kacamata, seragam rapi, buku dan kepala yang menunduk dalam ketika berjalan. Itu gambaran siswa lugu dan kutu buku di SMA Hybe yang lebih tepatnya mendefinisikan seorang manusia bernama Jeon Wonwoo.Laki-laki kurus itu berjalan melalui lorong sekolah. Kakinya melangkah menuju gudang penyimpanan alat olahraga. Beberapa menit yang lalu dia diminta untuk mengambil alat basket oleh kakak kelasnya. Tentu saja Wonwoo tidak bisa menolak karena jika sekali dia mengeluarkan kata 'tidak' tubuh ringkihnya akan dihajar habis-habisan.
Dia sudah dua tahun menjadi alat bully kakak kelasnya. Komplotan paling berpengaruh dan terkenal se SMA Pledis. Bahkan terkenal sampai ke sekolah-sekolah lain. Sepuluh laki-laki yang selalu menyiksanya, terkecuali satu yang lebih suka melihat dirinya disiksa.
Wonwoo membawa 3 bola basket di tangannya setelah keluar dari gudang. Kacamatanya turun ketika berjalan terburu-buru karena tidak mau sembilan dari sepuluh laki-laki itu menunggu dan berbuat seenaknya lagi. Ketika sampai di ruangan besar itu, tak sengaja dia tersandung kakinya sendiri dan bola basket di tangannya memantul ke sana kemari.
Tak disadarinya beberapa pasang mata sudah melihatnya yang kesulitan meraih ketiga bola itu. Seringai mereka melebar dan tatapan tajam juga menggoda ditujukan padanya.
"Akhirnya pelayan kita tiba juga."
Wonwoo masih kesulitan mengambil ketiga bola itu. Tangan rampingnya menggenggam dua bola yang berhasil dia tangkap. Saat bola ketiga, dia sedikit berjongkok untuk meraihnya karena kesulitan dengan dua bola yang sudah ia peluk.
"Argh!"
Salah seorang laki-laki dengan wajah tajam itu menarik surai Wonwoo ketika dirinya sudah memeluk bola ketiga. Ia dipaksa berdiri masih dengan wajah yang meringis kesakitan.
"To-tolong le-lepaskan. I-ni sakit." ujarnya terbata-bata. Tapi bukannya dilepaskan, wajah tajam itu malah mendekat dan semakin Wonwoo kesakitan, semakin lebar pula seringainya.
"Apa? Aku tidak dengar."
Kedelapan laki-laki lainnya hanya tertawa melihat adegan bully yang seharusnya mereka tengahi. Tapi merekapun tak peduli pada Wonwoo.
"Dengarkan aku. Sekali lagi kau memohon seperti itu... akan ku potong kemaluanmu. Menjijikan!"
BRAK
Seiring suara gebrakan pintu itu, tubuh ringkih Wonwoo didorong kuat oleh tangan laki-laki berwajah tajam itu. Kesembilan mata menoleh ke arah suara dan mendapati laki-laki jangkung mendekat ke arah mereka dengan wajah datar. Ia melirik Wonwoo sekilas lalu membalas high five dari laki-laki wajah tajam itu.
"Mingyu. Kau telat lagi huh? Padahal tadi sedang seru." ucap laki-laki itu.
"Bermain-main lagi dengan sampah, Taehyung-ah?" balas Mingyu, si laki-laki jangkung itu tanpa ekspresi.
"Ya, senang kau ikut bergabung. Kami baru saja mau memotong kemaluannya." ujar Taehyung diiringi tawa delapan orang lainnya.
Mingyu hanya mendengus kesal lalu berjalan lurus tanpa menghiraukan mereka dan Wonwoo hanya menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan. Wonwoo menunduk dalam, tubuhnya sakit karena terlempar Taehyung tadi dan dia tidak bisa bangkit sebelum laki-laki itu menyuruhnya. Atau dia akan celaka lagi.
"Bangun kau brengsek!" Wonwoo langsung bangkit ketika suara Taehyung menerpa telinganya lagi.
"...Hari ini kau harus jadi samsak kami."
***
Wonwoo meringis saat mengobati lukanya. Ia berdiri di depan kaca dengan tangan yang menopang tubuhnya. Badannya gemetar sejak pulang tadi, beberapa lebam terlihat di rahang dan pipinya, juga pusing karena wajahnya harus terkena bola basket berkali-kali. Ia baru boleh disuruh pulang ketika hampir tidak sadarkan diri. Bahkan ia masih harus menunggu bus di halte untuk pulang.
![](https://img.wattpad.com/cover/271938563-288-k941928.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LIVING WITH MEANIE | ONESHOT STORIES
FanfictionONESHOT STORY OF KIM MINGYU X WONWOO It's all about you and me; as a friends, couple, soulmate, roommate, and brother. Boy x Boy WARNING! Some mature content 21+! Genre : Soft Romance, Comedy, Life, etc. Other Cast : Seventeen members Original Onesh...