[REMAKE from Romantic Short Film by Robert Jenne]
.
.
.
"Penampilannya terlihat sangat sempurna, sehingga pikiran Kate membeku dalam kerinduan yang membuta."
...
Sayup suara terdengar dari sudut meja cafe, tempat dimana seseorang tengah bercerita untuk dirinya sendiri. Atensinya tidak tergoyah seperti dunia hanya milikinya sendiri.
"Ia menggunakan jaket kulit usang juga rambut hitamnya yang tidak rapi, dia tampak seperti petualang misterius yang bisa membuat tubuhnya meledak dengan gairah."
Ia berbisikan dengan nafas teratur, seraya membaca kata demi kata untuk menyusun sebuah cerita yang ia baca. Untungnya cafe itu sepi, karena dia satu-satunya pelanggan yang ada di sana. Tanpa gangguan, ia pun melanjutkan ceritanya.
"Dia melemparkan sepotong kayu ke dalam tungku api dan nyala api meletus ke dalam malam yang gelap dan cerah."
Suara gemercing gelas yang disusun dari patry cafe tidak membuat dirinya tersadar ke dunia nyata, masih berkutik dengan imajinasinya. Ia masih melanjutkan cerita.
"Untuk sesaat, percikan menerangi wajahnya secara misterius. Di seberang api..." Ia menarik nafas, menghembuskannya "...dia melirik Kate."
Genggaman tangannya semakin erat pada buku di depan wajahnya. Tatapan dari balik kacamatanya semakin intens ketika adegan demi adegan tergambar jelas di otaknya. Membaca kalimat demi kalimat yang membawanya ke dalam isi buku. Ia, ingin menjadi Kate.
"Matanya seperti bola api, Kate merasakan panas naik di dalam tubuhnya. Kemudian ia bangkit dan berjalan ke arahnya. Detak..."
Tangan rampingnya menahan gelas yang ditarik oleh pelayan. Dia menoleh dan menggeleng tanda bahwa belum waktunya gelas itu diambil. Pelayan berlalu dan ia melanjutkan cerita yang sempat tertunda.
"...detak jantungnya bergetar ketika dia tiba-tiba jatuh di depannya."
Wajahnya semakin serius saat kalimat selanjutnya yang ia baca sukses membuat tubuhnya menegang. Membaca kalimat yang membuatnya semakin masuk ke dalam cerita. Kalimat yang sangat ingin ia gambarkan, membuat semua atensinya berpusat pada nubuat. Sungguh ia merasakan dirinya menjadi tokoh utama.
"Dia menyipitkan alisnya, ia gemetar ketika dia perlahan membungkuk ke depan dan..."
BRAKKK
Laki-laki berkacamata itu tercekat. Wajahnya terlihat kaget saat mendengar suara gemerisik barang dan kaca yang menganggu aktivitasnya. Matanya terangkat dari balik buku, dan irisnya menangkap sesosok pria tinggi yang baru bangkit akibat tersandung. Pria itu berkulit tan, memakai topi kupluk merah, jaket hoodie biru dengan jaket kulit hitam sebagai luaran, dan celana jeans biru. Pria itu juga menatapnya dengan wajah yang menyiratkan ketakutan dan terlihat kebingungan.
Tubuh pria jangkung itu menopang pada kusen pintu lalu terdiam beberapa detik dan menggeleng padanya seakan memberitahu sesuatu. Sedangkan dirinya yang kebingungan hanya mengerutkan alis seperti bertanya.
Pandangan pria itu berbalik menyusuri ruangan seakan mencari sesuatu. Namun, belum sempat laki-laki berkacamata itu berpikir lebih jauh tentang prasangkanya, matanya langsung mengekor saat pria itu berlari tergesa masuk ke dalam toilet wanita.
'Toilet wanita?' gumamnya penasaran.
Mata dari balik kacamatanya itu berpusat pada pintu yang pria berkulit tan itu masuki. Nafasnya semakin berat seakan ikut andil dalam kegelisahan yang pria tadi rasakan. Ujung matanya tak berkedip, masih menitik pada pintu yang tak kunjung terbuka. Ia tau pria tadi pasti cemas di dalam sana. Entahlah, pikirnya ia hanya berprasangka.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIVING WITH MEANIE | ONESHOT STORIES
FanficONESHOT STORY OF KIM MINGYU X WONWOO It's all about you and me; as a friends, couple, soulmate, roommate, and brother. Boy x Boy WARNING! Some mature content 21+! Genre : Soft Romance, Comedy, Life, etc. Other Cast : Seventeen members Original Onesh...