LIVING WITH MEANIE | ONESHOT STORIES

Friend With Benefits [M]

WARNING 21+!

WARNING 21+!

WARNING 21+!

TOLONG BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN, JIKA KALIAN MASIH DIBAWAH USIA 21 SILAHKAN HENGKANG DARI CERITA YANG SATU INI! BISA LANGSUNG SKIP KE HALAMAN SELANJUTNYA.

SEKALI LAGI, BIJAKLAH MEMILIH BACAAN!

.

Wonwoo's POV.

Siapa yang bilang hubungan pertemanan akan berakhir dengan salah satunya memiliki perasaan berlebih atau disebut cinta? Sepertinya itu tidak berlaku hubunganku dan Mingyu yang sudah berjalan hampir 5 tahun.

Melewati masa-masa senang dan sedih bersama sejak kuliah hingga bekerja sekarang. Bahkan aku sudah tau tabiat buruk dan baiknya Mingyu sampai ke dalam-dalamnya. Iya, sangat dalam bahkan transparan.

5 tahun juga kami memanggil hubungan kami sahabatan. Mungkin jika dilihat dari luar memang kami sangat akrab bahkan seperti keluarga. Namun yang tidak kalian ketahui adalah kami merupakan salah sekian orang yang saling memanfaatkan satu sama lain. Terutama urusan ranjang.

Siapapun paham, aku dan Mingyu adalah lelaki normal yang membutuhkan pelampiasan libido seksual. Tidak miskin seperti laki-laki diluar sana yang bergantung dengan tangan sendiri untuk memuaskan kendali nafsu.

Kami memiliki cara kami sendiri untuk saling berbagi kehangatan di sepertiga malam. Setelah bahkan salah satu dari kami terangsang akibat kiriman video laknat dari teman kantor kami, Seungcheol.

Itu Mingyu, yang malam ini mengukungku dalam gagahan birahinya. Sehabis selesai menonton video dewasa dengan volume ponsel yang kencang (bahkan suara itu mengangguku mengerjakan laporan perusahaan) dia langsung memelukku dari belakang. Mendusalkan ciumannya di perpotongan leherku, membuatku kesal tapi terangsang akan sentuhannya.

Hei, aku juga sedang lelah dan seks adalah satu cara untuk merilekskan diri.

Ngomong-ngomong, kami tinggal di satu kamar flat karena tidak mau membuang uang hanya untuk tempat tinggal. Sejak kuliah hingga sekarang, bahkan tempat itu sudah menjadi saksi bisu desahan kami ketika sedang butuh. Terutama desahan ku saat selatan tubuhku dimasukkan benda berurat milik Mingyu.

"Eunghh~ hahhh Gyuuhh~"

Aku bahkan tidak tau kenapa aku bisa berakhir menjadi seorang submisif. Padahal dulu aku selalu menjadi dominan untuk mantan kekasihku. Tak dipungkiri banyak yang puas saat aku menggagahi mantan-mantanku, terutama Jihoon yang belakangan masih mengejarku lantaran tidak puas di ranjang saat bersama kekasih barunya, Soonyoung.

Kasihan, tapi aku lebih suka digagahi Mingyu setelah kami memutuskan untuk melakukan hal laknat ini. Entah mengapa aku jadi tertarik untuk mencari dominan, yang untungnya aku sudah punya satu.

Dan kebersamaan kami berakhir tanpa kepastian hubungan, yang tidak kami permasalahkan.

"Eughhhh~ haahhh... ja-jangan menciumku Gyuu~."

Oh ya! Satu kesepakatan kami saat melakukan hubungan dewasa adalah tidak memberikan afeksi ambigu terhadap lawannya. Termasuk berciuman yang hanya kami lakukan dengan kekasih kami masing-masing.

Lebih tepatnya aku pada kekasihku, Songkang yang sudah menjalin percintaan selama 2 tahun belakangan. Kami bertemu saat dia menjadi salah satu pelatih karyawan di perusahaan tempat aku bekerja dan Mingyu terus saja menggoda ku bagaimana Songkang melihatku dengan tatapan penuh cinta.