WARNING!
Cerita ini mengandung : kata kasar.
.
.
"Saya ingin kalian menyusun puisi tentang pengakuan, kepura-puraan dan cinta. Kumpulkan tugasnya hari Senin saat pelajaran saya."
"Awwww..."
Suara kecewa saling bersautan memenuhi ruang kelas itu. Beberapa manik mata menatap malas seseorang pria berkacamata yang berbalik badan setelah menuliskan 3 kata dipapan tulis untuk tugas mingguan mereka. Pria itu tersenyum gemas saat mendengar penuturan menyebalkan para muridnya yang mendapatkan tugas darinya. Lagipula siapa yang ingin punya pekerjaan rumah di akhir pekan?
"Kalian ini. Baiklah, kalau kalian bisa membuat puisinya dengan baik dan mendapat nilai sempurna... kita akan nonton film di pertemuan selanjutnya. Bagaimana?"
"Yeeaaaaaa!"
Menonton film? Tentu saja mereka akan bersemangat. Siapa yang tidak bersemangat untuk mendapat nilai bagus dan dijanjikan menonton film? Walau pria berkacamata itu sering membuat mereka kesusahan karena tugas mingguan, tapi dia adalah salah satu guru favorit para muridnya.
Salah satu guru favorit yang dicintai oleh muridnya. Termasuk salah satu murid yang tengah menatapnya dari bangkunya. Wajah puppynya menopang saat melihat senyum gurunya yang manis, tergambar dibalik kacamata. Senyum yang manis seperti gula yang ia dapat saat pesta dengan teman-temannya setiap malam halloween. Ia tidak ingin melewatkan ukiran indah itu sedikitpun.
KRINGGG
Suara bel berbunyi, menandakan berakhirnya kelas pada hari itu. Guru itu duduk di balik meja sambil tersenyum menatap muridnya yang mulai riuh sambil mengemasi barang-barang mereka. Ya, waktu untuk pulang dari sekolah yang melelahkan adalah hal yang paling menyenangkan.
Beberapa murid yang telah selesai mengemasi barang pun langsung berpamitan pada gurunya. Wajah manis mereka tersenyum sambil sesekali melambai pada pria yang masih duduk di depan, menunggu para muridnya untuk keluar kelas. Namun atensi pria itu berganti ketika melihat salah seorang muridnya masih setia duduk di tempatnya.
"Apa kamu baik-baik saja Mingyu?" ucap guru itu sambil membereskan beberapa buku yang berantakan di meja.
Laki-laki remaja yang dipanggil Mingyu itu tersadar dari lamunannya. Tangannya yang menopang dagu kini beralih membuka kotak pensil di mejanya. Ia membukanya lalu mengeluarkan benda kecil yang mengkilap. Sebuah cincin berwarna perak terhias permata berbahan kaca dengan warna merah di mengelilinginya. Cincin yang indah.
Mingyu beranjak dari tempat duduknya. Tangannya yang memegang cincin itu diselipkan di belakang punggung. Kaki jenjangnya dilangkahkan menuju meja guru tercintanya sambil tersenyum kikuk. Sambil berjalan, ia menghela napas, menetralkan rasa gugup yang menghantuinya tiba-tiba.
Setibanya di depan gurunya yang menatapnya bingung, Mingyu mengeluarkan tangannya dari persembunyian dan menyodorkan cincin yang sekarang menjadi atensi guru tercintanya itu. Guru berkacamata itu tersenyum saat melihat perlakuan Mingyu.
"Oh, Mingyu ini sangat indah." Ucap guru itu sambil melihat cincin yang Mingyu berikan.
"Aku menggunakan uang tabunganku minggu lalu."
"Oh, kenapa? Ini... terlalu berlebihan. Kau tidak perlu melakukannya."
Tatapan tak rela hadir di kedua manik dari balik kacamata itu. Ya menurutnya ini sangat berlebihan untuk seorang anak SMP yang memberikan hadiah pada gurunya. Bahkan membeli dengan uang tabungan minggu lalu yang pastinya lebih baik untuk tetap ditabung. Walau sejujurnya, perlakuan itu sangat membuatnya tersentuh.

KAMU SEDANG MEMBACA
LIVING WITH MEANIE | ONESHOT STORIES
FanfictionONESHOT STORY OF KIM MINGYU X WONWOO It's all about you and me; as a friends, couple, soulmate, roommate, and brother. Boy x Boy WARNING! Some mature content 21+! Genre : Soft Romance, Comedy, Life, etc. Other Cast : Seventeen members Original Onesh...