᯾ ————————————— ᯾
Hari ini aku pasrah
Semua yang tuhan berikan padaku
Akan ku terima
Meskipun harus kehilangan nyawa
᯾ ———————————— ᯾————————————————————————————————————————
Pukul 01.23
Joan terbangun dari tidurnya, Ahh dari sore tadi dia tertidur dan tengah malam dia terbangun. Sial memang pasti sebentar lagi dia tidak akan bisa tidur.
KRUYUKK
Anggap saja suara perut joanJoan lupa jika dari siang tadi dia belum makan sama sekali. Dia bangkit dari tempat tidurnya,Joan berdiri pandangannya buram kepalnya masih saja pusing dan sakit, sekeras itukah pukulan Bagas sampai² sakitnya tidak mau hilang dari kepalnya. Joan menggeleng pelan menetralkan pengelihatannya,setelah itu dia berjalan turun untuk mencari sesuatu di bawah.
Joan tidak melihat siapa siapa, sepi hanya terdengar suara detak jarum jam. Dia berjalan menuju dapur mengecek apa ada makanan atau tidak. Ternyata tidak ada sama sekali makanan di kulkas, bahkan roti isi dan roti tawar pun habis. Ingin dia memasak mie tapi dia tidak mau memakan mie terlalu banyak.
Tapi saat ini dia lapar, Joan pergi menjauh dari dapur dia berjalan menuju ruang tamu,disana dia menemukan makanan sisa saudaranya semalam. Hanya tersisa 2 roti coklat diatas meja, tanpa pikir panjang dia langsung mengambilnya membuka perlahan bungkus roti itu lalu memakan semua roti itu dengan lahab.Setelah menghabiskan roti itu Joan pergi kembali ke kamarnya dengan membawa satu gelas air putih ditangannya. Sampainya dikamar Joan meminum air itu lalu meletakkannya di meja samping tempat tidurnya. Joan berjalan ke balkon kamar,dia berdiri disana dengan berpegangan besi penghalang. Saat ini dia hanya berdiri membiarkan angin malam menerpa tubuhnya, angin malam membuat rambut Joan terbang kesana kemari membuat Joan terkekeh pelan melihat semua rambutnya tidak karuan karna tiupan angin.
Joan perlahan menutup matanya menghirup kuat udara malam lalu membuangnya pelan.
"Sampai kapan kalian benci Joan? Joan sebenernya capek bang...hampir setiap hari dapat pukulan dari kalian,belum lagi di sekolah Joan dapat pukulan lagi dari Angga. Sakit banget bang,Joan juga pengen ngerasain deket sama kalian. Joan adik kandung kalian bang bukan adik tiri kalian." Joan memegangi dadanya, sakit sungguh. Dada nya sesak saat mengucapkan kalimat terakhir,Joan berusaha menenangkan dirinya. Sakit memang,tapi mau bagaimana lagi. Semua saudaranya sudah terlanjur mebenci Joan, bahkan sejak kecil Joan sudah diasingkan oleh mereka. Jika kalian berfikir apakah ada anak yang masih bert 6-8 tahun membenci saudaranya sendiri yang saat itu masih berusia 5 tahun? Buktinya ada dan Joan lah anaknya.Sejak kecil Joan sudah dibenci oleh ke 6 saudaranya. Siapa yang mengajari mereka membenci si bungsu? Tentu saja saudara tertuanya lah yang menyuruh semua adik² nya untuk membenci Joan hingga saat ini.
Kejadian 12 tahun yang lalu joan masih ingat betul,meskipun Joan berusaha menghilangkan semua kenangan buruk itu tapi percuma karna setiap dia dihajar oleh saudara atau Angga mereka salalu membawa kejadian 12 tahun lalu itu.Joan mengusap kasar wajahnya itu, dia mengusap kasar wajah itu samapai tidak sadar jika dia mengusap luka lebam yang masih ada diwajahnya.
"Akhh,masih belum hilang juga.huh mendingan Joan sekarang masuk" setelah itu dia pergi ke dalam, Joan pergi ke tempat tidurnya berharap dia bisa kembali tidur karna sekarang sudah menunjukan
Pukul 2 lebih 20 menit.—pagi
Saat ini Joan sudah siap untuk berangkat kesekolah dengan memakai seragam hari Rabu. Joan memasukan buku mapel untuk hari ini, Joan ingat jika nanti akan ada ulangan harian dikelas. Dengan cepat Joan langsung pergi kebawah,Joan sempat melirik kearah dapur melihat para saudaranya sarapan. Mereka pun memperhatikan Joan sebentar dengan tatapan tajam lalu fokus kembali dengan makanan yang dimasak jendra. Joan tidak memperdulikan tatap semua saudaranya,dia tetap berjalan keluar sampai tubuhnya hilang dibalik pintu besar itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Joan bukan tuhan || Jisung [END]
Actionsemua sudah menjadi takdir tuhan, apa yang diberikan Tuhan akan kembali padanya. dia sudah beristirahat dengan tenang, wajah damainya mampu meninggalkan duka yang cukup dalam. selamat tidur pangeran kehidupan 🥀