᯾ ——————————————— ᯾
Waktunya berdamai dengan
Ketidaksempurnaan
᯾ ————————————— ᯾——————————————————————————————————————————
—PAGI HARI
"APA APAAN LO NDRA? KENAPA LO ADA DI PIHAK DIA?" seseorang baru saja berteriak lantang sembari menyebut nama seseorang.
"Kalo iya kenapa? Masalah sama lo? Gue peduli sama dia emang bakalan buat rugi Lo? GAK KAN? JADI MENDINGAN SEKARANG LO DIEM DAN PERGI LO DARI KAMAR GUE" perdebatan antara 2 saudara ini membuat semua saudara yang lain mendekat keaumber suara.
Mereka masih tidak menyangka jika kakak ber adik ini bertengkar hebat di dalam kamar milik sang adik.
"Leon mendingan kekamar aja ya, ga baik lo disini" ucap Rengga menyuruh Leon untuk menjauh dari kamar itu.
"Tapi bang, nanti kalo ada apa apa Leon gak bisa bantu dong" ucap Leon pelan.
"Le mendingan Lo turutin ucapan Rengga dari pada kita semua nanti yang kena omel marsen, masuk kamar tutup pintu terus kunci jangan keluar sampe gue yang nyuruh Lo keluar" ucap Bagas tegas.
Setelah mendengar ucapan Bagas mau tidak mau Leon berjalan kearah kamar dan menuruti semua ucapan Bagas tadi.
Saat setelah Bagas memastikan kamar Leon sudah di kunci dengan cepat Bagas dan ke 2 saudaranya masuk kedalam kamar untuk melerai 2 saudara itu yang masih ber adu.
"Lepasin bang, dia gak salah" ucap Bagas.
Mendengar ucapan Bagas barusan mata marsen sepontan melihat kearah Bagas.
"Maksud Lo?" Ucapnya.
"Jangan kayak anak kecil bang, gue tau Lo benci Joan gue tau itu, Lo pikir kita semua ga benci dia? Kita juga sama bencinya kayak Lo, tapi jangan kekanak kanak an bang. Lo udah dewasa dan disini Lo itu paling tua, seharusnya Lo ngajarin kita caranya saling sayang satu sama lain. Bukan benci sama saudara sendiri apalagi yang Lo benci itu masih ADIK KANDUNG Lo sendiri" Ucap Rengga panjang.
Marsen yang saat itu masih tersulut emosi sedikit terkejut dengan penuturan Rengga, dia lupa jika Joan itu masih adik nya. Sebenarnya mereka semua sudah muak benci dengan Joan, hanya saja rasa ingin meminta maaf itu sulit, mereka lebih mementingkan gengsi untuk tidak meminta maaf pada Joan.
Selama 12 tahun jaon di kucilkan saudaranya sendiri dan baru sekarang saudaranya ini berdebat tentang peduli tidaknya pada Joan. Marsen saudara paling tua hanya bisa mementingkan gengsi dari pada perasaan Joan yang setiap kali dirundung dia selalu diam.
Ber kali kali dia menghajar Joan, marsen tidak pernah ada rasa belas kasian sama sekali pada joan. Baru saat dia ada panggilan ke sekolah Joan marsen sedikit ada rasa kasian pada Joan karna baru mengetahui jika jaon ADIKNYA itu juga mendapat rundungan di sekolah.
"Terus sekarang kita mau ngapain? Minta maaf sama Joan? Kalo gue rasa itu percuma sih,karna dari gelagat Joan beberapa hari lalu dia kayak udah benci sama kita" ucap seseorang yang sedari tadi diam. JAENDRA
Mendengar kata jaendra barusan membuat marsen ingat dengan Joan.
"Joan mana?, Beberapa hari ini gue ga liat dia dirumah?" Ucap marsen.
"Gue gak tau, beberapa hari ini juga kitgak ada yang liat mereka" ucap Bagas.
"Udah? Kalo udah berantem nanya mendingan Lo semau balik ke kamar masing masing,gak guna Lo ngonongin anak itu disini" ucap Rengga kemudian pergi dari kamar diikuti Bagas, jaendra dan marsen.

KAMU SEDANG MEMBACA
Joan bukan tuhan || Jisung [END]
Actionsemua sudah menjadi takdir tuhan, apa yang diberikan Tuhan akan kembali padanya. dia sudah beristirahat dengan tenang, wajah damainya mampu meninggalkan duka yang cukup dalam. selamat tidur pangeran kehidupan 🥀