25.

1K 137 5
                                        

᯾     ———————————————    ᯾
    Akan ada masanya dimana
Anda harus menerima sebuah kenyataan yang tidak biasa anda terima
    ᯾   —————————————   ᯾

——————————————————————————————————————————





Saat ini Joan termenung didalam ruangannya, dia menatap kosong kearah jendela. Entah kenapa setelah kejadian Joan membentak saudaranya, dia sedikit lega. Keluh kesahnya hampir dia luapkan pada saudaranya itu, tapi Joan juga tidak peduli dengan keadaan saudaranya. Biar dia juga merasakan apa yang selama ini Joan rasakan.

Ceklek

Suara pintu itu membuyarkan lamunan Joan, dia menoleh kearah pintu. Dia melihat dokter han masuk sembari membawa kotak kecil dan juga amplop coklat. Dokter han mengahmpiri Joan, dia melempar senyum kecil kearah Joan dan disambut senyuman hangat juga oleh Joan.

"Bagaimana kondisi kepalamu?" Tanya dokter han untuk memastikan apakah ada yang sakit atau tidak, karna dokter han tau jika Joan tadi berteriak maka kemungkinana itu akan menimbulkan efek sakit di bagian kepalanya.

"Kepala saya tidak apa apa hanya berdenyut kecil" ucapnya sopan.
Dokter han yang berdiri disebelah Joan hanya tersenyum tipis lalu memberikan kotak kecil itu pada Joan membuat anak laki laki itu setengah kebingungan.

Joan mengambil kotak itu lalu menelitinya baik baik, tapi meskipun begitu dia tidak tau benda apa yang ada ditangannya itu.
Dia membuka kotak itu dan menemukan sebuah alat seperti corong berbentuk L.
Pikirannya makin kacau, dia tetap tidak tau alat apa itu.

Dokter han yang melihat tingkah laku Joan sedikit tersenyum dan mengambil halus alat itu. Dia memegang alat itu untuk menjelaskan kegunaan alat itu pada Joan.

"Kau tau apa ini?" Tanyanya.
Joan hanya menggeleng kecil.

"Ini Inhaler alat bantu pernafasan" ucapnya lagi.

Sejenab Joan terdiam, Alat bantu pernafasan? Ada apa dengan dirinya sampai² dokter han memberikan alat itu untuknya.

"Alat bantu pernafasan?" Tanyanya pelan untuk memastikan.
Dokter han mengangguk, dia memberikan alat itu lagi pada Joan.

"Kamu butuh itu Jo" ucap dokter han.
"Saya? Memangnya saya kenapa?" Ucap Joan. Perasaannya sedikit cemas, dia takut akan terjadi sesuy padanya.

"Bukannya waktu itu saya sudah memberi tahu kamu?" Ucap dokter han.
Joan terdiam sejenak kemudian menggeleng.

"Apa kamu belum membuka amplop yang saya beri waktu itu?" Ucapnya.

Sejenak Joan berfikir, Amplop?Amplop apa?

Setelah beberapa detik mengingat ternyata yang dimaksud dokter han adalah Amplop coklat yang waktu itu Joan simpan di laci meja miliknya. Tapi Joan sama sekali belum membuka amplop itu, "Memangnya isi amplop itu apa? Bukankah itu tagihan rumah sakit" Tanya Joan polos.

Dokter han terkekeh saat mendengar ucapan terakhir Joan, dia kemudian menggeleng cepat sembari tertawa kecil.
"Hahaha itu bukan tagihan rumah sakit, bukankah saya sudah bilang kalau tagihan rumah sakit mu tidka perlu membayar" ucapnya.

"Lalu Isi Amplop itu apa?" Tanya Joan lagi.
"Haha sudahlah lupakan amplop itu, sekarang ambil saja alat ini dan amplop ini" ucap dokter han sembari memberikan amplop coklat lagi.

"Tapi dok, data masih belum paham fungsi alat ini" ucap Joan sembari menjulurkan inhaler yang ada ditangannya.

"Gunakan alat ini saat kau kesulitan bernafas, Sebelum kau mengunakannya kau harus kocok alat itu selama 5 detik dan langsung hisap ujung ini" ucap dokter han menjelaskan kegunaan alat itu.

Joan bukan tuhan || Jisung [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang