29.

1.3K 154 29
                                        

᯾     ———————————————    ᯾
    Kali ini tujuanku adalah menyembuhkan
Trauma dan luka
    ᯾   —————————————   ᯾

——————————————————————————————————————————







"maaf"

Bagas menoleh ke arah haendra begitupun sebaliknya.
Tubuh Bagas merosot ke lantai, dia terduduk sembari menatap haendra dengan mata berkaca.

Haendra yang melihat tingkah Bagas langsung berdiri dan mengahmpiri saudaranya itu.
"Gue mohon kasih tau gue dimana Joan...gue, gue minta maaf sama kelakuan yang udah gue buat sama dia. Ayo ndra kasih tau gue dimana Joan" ucap Bagas, kali ini bukan berkaca melainkan sudah menangis.

Air mata Bagas lolos begitu saja saat mengucapkan kalimat maaf didepan haendra.

Sedangkan haendra mengangkat tubuh suadaranya itu untuk duduk kembali di atas. Rasanya saat ini haendra ingin memukul wajah saudaranya ini sampai babak belur tapi apa boleh buat.

Keadaan saat ini sangat rumit, di pikirannya hanya ada nama Joan, dia juga membayangkan kondisi Joan kedepannya apa semakin memburuk atau membaik.

"Gak mendingan Lo keluar aja gas, gue mau istirahat. Balik ke kamar lo kalo mau minta maaf sama Joan usaha, jangan ngandelin gue." Ucap haendra.

Bagas mendongak kearah Haendra dia sedikit memohon pada saudaranya itu, tapi tetap saja haendra tidak mau memberi tau dimana Joan berada.

"Gak gas, udah mendingan Lo balik kekamar Lo" ucap haendra.

Dengan terpaksa Bagas bangun dari dudukannya dan langsung pergi keluar dari kamar haendra.

Beberapa detik setelah Bagas keluar dari kamar haendra. Laki laki itu langsung saja merebahkan tubuhnya ke ranjang miliknya, sesekali mengusap matanya yang basah akibat air mata.

Selang beberapa menit setelah hening, tiba tiba haendra di kaget kan oleh bel rumah yang berbunyi.

TRING
TRING TRING

Tidak biasanya bel rumah ini berbunyi, baru pertama kali bel rumah ini berbunyi.

Haendra yang saat itu mendngarnya kemudian langsung beranjak dari tempat tidurnya dan langsung pergi kebawah untuk mengetahui siapa yang datang ke rumahnya.

"Ya ada a-" ucapnya berhenti, dia sedikit terkejut dengan kedatangan seseorang.

Haendra diam dia tidak bisa berkata kata, saat ini yang ada didepannya adalah Joan adiknya yang pulang dengan keadaan kepala dan tangan masih di perban, tidak lupa juga selang infus yang dia bawa.

Haendra meneguk ludah nya dan langsung menarik pelan tangan Joan membiarkan adiknya itu masuk kedalam rumah.

Joan yang saat itu melihat perlakuan saudaranya hanya bisa tersenyum kecil, dia menarik tangan Joan sampai didepan kamar milik Joan.

Tidak ada suara apapun, haendra diam begitupun dengan Joan. Kemudian haendra membuka pintu kamar Joan dan langsung mempersilakan pemilik kamar untuk masuk kedalam.

Setelah mereka berada didalam kamar Joan langsung mendudukan dirinya di meja belajar miliknya, kepalnya masih sangat pusing. Entah dia pulang sendiri atau di antar dokter han, haendra tidak tau.

Haendra berdiri di belakang pintu, dia menatap Joan dengan tatapan iba. Rasanya tidak tega melihat Joan pulang dengan keadaan seperti ini. Haendra tidak mau sampai Joan terluka lagi gara gara semua saudaranya, tapi bagaimana caranya??.

Joan bukan tuhan || Jisung [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang