᯾ ------------- ᯾
Mungkin bagimu semua ucapanku
Hanya sebutir sampah yang tidak berguna᯾ ----------- ᯾
----------------------------------------
"Dokter bagaimana kondisi pasien" ucap seorang perawat yang berdiri di samping tubuh Joan. "Keadaannya masih sama, cukup lama untuk memulihkan pasien. Apa kalian tidak mengenali anak ini? Jika kalian mengenali anak ini tolong kabari pihak keluarga" ucap dokter itu pada ke 2 perawat. Tapi mereka berdua menggeleng kecil, "kami tidak mengenali pasien, tapi saat saya membersihkan seragam sekolahnya saya seperti tidak asing dengan seragamnya" ucap perawat 1.
"Kalian tidak menemukan nama anak ini di seragamnya?" Ucap dokter itu. "Kami menemukan name tagnya, disana terdapat nama pasien" ucap perawat 2. "Kalau begitu tunjukan saya dimana kalian menyimpan baju pasien" ucap dokter lalu diangguki ke 2 perawat itu. "mari ikut kami" ucap mereka.
Mereka semua perlahan menjauh dari bangkar Joan, mereka semua pergi menjauh dari ruang ICU. Meninggalkan Joan yang masih terbaring dengan dikelilingi banyak kabel dan alat alat dokter.-Dirumah
" DIA BELUM BALIK DAN KALIAN MALAH DIEM DIRUMAH!? SEKARANG JUGA KALIAN CARI DIA" teriak lantang seseorang memenuhi ruangan yang kedap suara itu. "Ngapain dicari? Buang buang waktu, mungkin dia juga udah mati dijalan"
Brugh
"Dia sekarat kemarin juga karna Lo juga"
"Lo apaan anak itu? Kenapa sampe sekarang dia belum balik? LO APAAN DIA!!"
"Lo apa apaan sih ndra, peduli banget Lo sama dia? Udahlah lagian juga percuma Lo cari dia""OK TERSERAH KALIAN, KALO SAMPE MARSEN TAU BUKAN SALAH GUE"
"APA APAAN LO NGGA? INGET LO JUGA ADA DISANA KEMARIN DAN LO JUGA IKUT IKUTAN PUKULIN DIA. JANGAN MENTANG MENTANG LO ABANG KE 2 LO SEENAKNYA AJA. KALO KITA SALAH LO JUGA IKUT SALAH"."KALO KAYAK GITU SEKARANG JUGA LO SAMA JAENDRA CARI DIA, SEKARANG!!" ucap Rengga penuh penekanan.
Mereka semua berdecak kesal lalu sedetik kemudian pergi keluar untuk mencari sesuatu. "Ngapain Lo masih disini?" Ucap Rengga pada adik 1nya ini. "Ngapain juga gue harus ikut? Gue gak ikut ikut, itu urusan Lo sama semua adik² Lo kecuali gue" ucapnya lalu melengos pergi kearah kamar meninggalkan Rengga sendirian diruang tamu. "Akh gila gue lama lama kalo kayak gini" ucap Rengga lalu kemudian pergi keluar.
"Jujur gue gak tega" gumam seseorang.
-DIRUMAH SAKIT
Di ruang khusus dokter terdapat 1 orang yang sedang menatap kertas putih dengan raut wajah sedih. Dia memegang kertas itu sembari terus membaca tulisan yang tertera disana. "Apa dia akan melakukannya? Hah kurasa dia mau melakukannya hanya ini jalan satu satunya" ucapnya sendiri. Lalu kemudian dia bangkit dari tempat duduknya dan mulai berjalan keluar kearah ruang ICU.
Ceklek.
"Oh, tunggu" ucapnya tiba tiba lalu berlari cepat kearah Joan. "Jangan bangun, tubuhmu masih lemah. Tak apa istirahat lah, biar ku periksa keadaan mu" ucapnya lalu mulai mengambil beberapa alat dan mulai memeriksa kondisi Joan.
Tak lama setelah memeriksa keadaan Joan dokter itu izin pamit untuk pergi. "masih ada yang perlu saya selesai kan, kamu disini sebentar saya akan panggilkan beberapa perawat untuk mengawasimu" ucapnya lalu pergi.
Sesaat setelah itu Joan berusaha menggerakkan tangannya untuk meraih infus yang ada disebelahnya. Cukup sulit dia mengangkat tangan kurus miliknya, tubuhnya benar benar lemas. Banyak perban ditubuhnya, mulai dari kepala tanggan dan beberapa bagian tubuh lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Joan bukan tuhan || Jisung [END]
Aksisemua sudah menjadi takdir tuhan, apa yang diberikan Tuhan akan kembali padanya. dia sudah beristirahat dengan tenang, wajah damainya mampu meninggalkan duka yang cukup dalam. selamat tidur pangeran kehidupan 🥀