᯾ ------------- ᯾
Hidupku tak akan bergantung lagi pada manusia
Melainkan dengan butiran kecil yang sangat menyakitkan᯾ ----------- ᯾
----------------------------------------
"Apa masih bisa disembuhkannya dok?"
"Saya tidak yakin,tapi jika pasien mau melakukan pengobatannya secara rutin akan saya pastikan pasien akan sembuh" ucap dokter han diruangan pribadi miliknya. "Lalu dokter menunggu apa? Lakukan pengobatannya sekarang, setidaknya pengobatan pertama bisa sedikit menghambat masa pertumbuhannya" ucap perawat 1."Saya akan melakukannya jika pasien menyetujui semuanya, bukan hal mudah membujuk seseorang untuk melakukan pengobatan seperti ini" ucap dokter han.
Para perawat itu saling bertatap lalu kemudian mengangkat ke 2 bahunya, tanda jika mereka berdua tidak paham/ mengerti."Lalu apa yang harus kami lakukan sekarang?" Ucap perawat 2. "Kalian periksa saja kondisinya, jika dia sudah bangun panggil saya kemari" ucap dokter han. Kemudian sedetik setelah itu mereka ber 2 mengangguk lalu berjalan pergi dari ruangan dokter han.
Mereka berdua pergi kearah ruang ICU tempat dimana Joan berada, mereka berdua dengan pelan memutar knop pintu secara berhati hati karna takut membangunkan Joan.
Ceklek
Mereka ber 2 masuk secara bergantian lalu setelah itu pergi berjalan kearah Joan. Mereka ber 2 mendapati Joan yang sedang tertidur dengan pulas, tapi tetap saja masih dengan alat alat bantu yang dokter pasang di tubuhnya. "Dia tidur biarkan saja, lebih baik kita pergi" ucap perawat 2 dengan nada berbisik. Setelah itu para perawat itu keluar dari ruangan Joan untuk membiarkan penghuni ruangan itu istirahat.
"Bagimana kondisinya, apa dia sudah bangun?" Ucap dokter han saat keluar dari ruangan miliknya. "Ah, pasien belum bangun dia masih tidur" ucap perawat 1.
"Baiklah kalian ber 2 kembalilah bekerja jika saya butuh sesuatu akan saya beri tau, saya permisi" ucap dokter han lalu pergi Kemudian para perawat itu berdua mengangguk lalu kembali melanjutkan tugasnya.—Disisi lain
"SEKARANG DIMANA? LO SEMUA GAK BISA CARI DIA!?" Marsen berteriak emosi pada ke 5 adiknya yang saat ini sedang berkumpul di ruang tamu. "LO SEMUA CARI DIA SAMPE KETEMU", "APA APAAN LO!? KENAPA LO JADI PEDULI SAMA DIA, BUKANNYA LO YANG NYURUH KITA BUAT BENCI SAMA DIA!? KALO LO MAU DIA BALIK CARI SENDIRI" ucap Bagas tidak terima saat marsen menyuruhnya pergi mencari Joan.
Marsen yang sudah tersulut emosi pun dengan kuat menarik kerah Bagas lalu meninju rahangnya sampai Membuat semua saudaranya kaget dan tak berani berkutik.
Buagh
"BENCI NGGAK NYA ITU URUSAN GUE, SEKARANG JUGA LO CARI DIA. KARNA GUE TAU PENYEBAB DIA HILANG ITU GARA GARA LO" ucap marsen penuh penekanan. Mendengar ucapan marsen barusan Bagas dengan cepat bangun dan langsung menghantam balik wajah marsen sampai dia tersungkur ke lantai. "LO MUNAFIK BANG" ucap Bagas, lalu sedetik kemudian Bagas pergi dari ruang tamu meninggalkan semua saudaranya dan meninggalkan marsen yang masih tersungkur di lantai.
Leon yang sedari tadi diam kini dia perlahan menghampiri marsen dan membantunya untuk bangun. "Bang ada darah" ucap Leon sembari menunjuk sudut bibir marsen, mendengar itu marsen langsung membersihkan darahnya dengan lengan baju yang dia pakai. "Kalian semua masuk kedalam" ucap marsen datar. Karna masih takut dengan situasi barusan mereka semua mengangguk lalu kemudian pergi keatas.
Tapi berbeda dengan adik marsen yang satu ini, dia sedari tadi hanya duduk di sofa sembari sibuk memainkan ponselnya. Tidak peduli ada baku hantam anatara ke 2 saudaranya tadi. "ngapain Lo masih disini? Masuk kedalam sekarang" ucap marsen yang masih berdiri di ruang tamu. Bukannya berdiri dan langsung pergi adik marsen yang satu ini hanya melirik marsen sekilas dan tertawa jahat seperti orang yang sedang memendam dendam.

KAMU SEDANG MEMBACA
Joan bukan tuhan || Jisung [END]
Actionsemua sudah menjadi takdir tuhan, apa yang diberikan Tuhan akan kembali padanya. dia sudah beristirahat dengan tenang, wajah damainya mampu meninggalkan duka yang cukup dalam. selamat tidur pangeran kehidupan 🥀