22.

976 144 14
                                        

"Kenapa sakit? Apa obatnya gak berpengaruh? Akh... Kenapa gak berpengaruh sama kepalaku..." rintihnya.

Joan baru saja bangun dari tidur siangnya, saat ini pukul 5 sore itu tandanya semua saudaranya sudah pulang. Seharian ini Joan tidak melakukan hal apapun, saat ini juga dirinya ingin membersihkan tubuhnya karna sudah beberapa hari kebelakang dia tidak mandi. Tapi ternyata baru saja dia bangun tiba tiba kepalanya dilanda sakit alhasil dia menunda lagi acara mandinya.

"Obat mana obat, akhh i....yaak, huh dapat Ju..ga" setelah meraih obat miliknya dia langsung mengambil 2 butir obat itu lalu meminumnya untuk yang ke 2 Kali. Setelah meminum obat itu Joan menyenderkan kepalanya di tembok kamar miliknya.
Dia menghela nafas, berusaha menetralkan rasa sakit di kepalanya. Akhirnya perlahan lahan sakit yang ada di kepalanya sedikit hilang. Dirasa sudah tidak merasakan sakit,Joan perlahan bangun untuk membersihkan tubuhnya. Dia berjalan sembari berpegangan pada dinding kamarnya, Setelah itu Joan masuk kedalam Kamar mandi lalu mulai membersihkan dirinya.

15 Joan didalam kamar mandi akhirnya dia keluar kamar mandi dengan pakaian rapi, kepalanya yang semua ada perban putih yang mempunyai tetesan beberapa darah kini sudah lepas dari Kapala Joan. Dia tidak mau menggunakan perban itu karna dirasa baginya kepala miliknya tidak kenapa Napa. Padahal saat dia melepas perbannya terdapat bekas jahitan di samping kanan kepalanya, tapi tidak di tanggapi oleh Joan. Dia merapikan pakaian miliknya lalu memasang sepatu yang biasa dia buat untuk keluar. Dia menarik jaket miliknya lalu memakainya, setelah itu Joan turun kebawah entah untuk apa.

Sampai nya Joan dibawah dia mihat disana ada semua saudaranya berkumpul diruang tamu sembari berbincang. Joan memperhatikan mereka sebentar tapi mungkin Rengga menyadari keberadaan Joan alhasil pandangan mereka bertemu satu sama lain. Setelah mengetahui jika Rengga menoleh kearahnya Joan dengan ceoatcepat mengalihkan pandangannya dan berjalan pergi kearah pintu depan. Tapi sebelum dia keluar dari rumah milik ya seseorang berusaha mencegah dirinya untuk tidak pergi.

"Balik, mau kemana Lo sore sore begini?"

Joan yang awalanya berjalan pun sedikit terhenti, lalu dia membalikkan tubuhnya menatap orang yang barusan bicara dengan nya. "Mau keluar" ucapnya singkat. Setelah berucap seperti itu Joan dengan cepat langsung pergi dari rumah milik ya melewati beberapa beban semesta yang tengah duduk bersantai disana. Sementara itu mereka semua hanya bisa diam mendengar ucapan Joan. Mereka berfikir tidak biasanya Joan bicarang seperti itu dengan nada itu. Ah sudahlah lupakan tidak ada gunanya mereka memikirkan hal seperti itu.

Joan berjalan di trotoar jalanan, dia tidak tau harus kemana. Kepalnya masih sakit tapi dia tidak mau ada dirumah terus menerus, setelah sekian lama dia berfikir sembari terus berjalan akhirnya Joan melangkahkan kakinya kearah barat.
Setelah sekian lama berjalan sendirian akhirnya dia sampai pada tempat yang dia tuju. Kaki jenjangnya melangkah masuk memasuki gedung besar itu.

Dia berjalan masuk tanpa ragu, namun samponya di tengah tengah perjalanan kaki jenjang miliknya berhenti dan kepalanya berputar seperti sedang mencari sesuatu. Dia masih berdiri disana sembari memutarkan tubuhnya kesana kemari hanya untuk mencari sesuatu, karna sudah lelah mencari tapi tak kunjung ketemu. Joan memutuskan untuk bertanya pada orang yang berlalu lalang disana.
"Maaf sus ruangan dokter han dimana ya?" Ucap Joan pada seorang wanita yang lewat disebelahnya.
"Oh, ada perlu apa ya dengan dokter han?" Ucap wanita itu. "Tidak, saya hanya ingin meminta resep obat sus" ucap Joan sedikit ragu. Kemudian wanita didepannya itu mengangguk kecil lalu menyuruh Joan untuk mengikutinya.

Setelah berjalan menelusuri lorong lorong yang terang, mereka ber 2 berhenti disalah satu ruangan yang bertuliskan "RUANG PRIBADI". "Silahkan masuk, dokter han ada didalam. Saya permisi" ucapnya, sebelum wanita itu benar benar pergi Joan sempat mengucapkan kata terima kasih sebagi tanda karna sudah membantunya mencari ruangan orang yang dia cari. Setelah itu Joan perlahan mendekat kearah pintu dan mulai mengetuknya ragu.

Joan bukan tuhan || Jisung [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang