part 9

25.5K 2.4K 56
                                    

Vote sebelum membaca!

❤️Happy Reading ❤️

Sesampainya di kantor Bima langsung menghentikan motornya tepat di gerbang kantor.

Rissa langsung turun dari motor Bima,dan merapikan dulu baju dan rambutnya sambil ngaca di spion motor Bima.

"Mana bayarannya."ucap Bima sambil mengarahkan tangan kanannya ke arah sang kakak.

Rissa memutar kedua bola matanya malas tapi tidak urung juga ia memberikan dua lemabr uang berwarna merah.

"Makasih kakak ku yang cantik."ucap Bima girang sambil mengecup pipi sang kaka.

Bima langsung menancap gas motornya dengan cepat sebelum terkena amukkan dari sang kakak.

"Bima anjirr,pipi gue udah gak perawan huaaa."ucap Rissa sambil memanyunkan bibirnya kedepan.

"Bukannya masuk malah pacaran di depan gerbang kantor."

Rissa menengok kesamping dan betapa kagetnya melihat Nathan yang sedang menatap dirinya dingin.

Rissa menelan salivanya dengan susah,ia mengerjapkan matanya sambil terseyum ke arah Nathan.

"Hehe,dari kapan bapak di situ."ucap Rissa sambil cengengesan.

"Masuk!!"ucap Nathan tegas,setelah berucap seperti itu Nathan langsung menancap gas mobilnya ke arah parkiran.

"Haduh gawat,Bima sialan awas aja kalo gue sampe di pecat sama pak bos gue mutilasi Lo Bima."gerutu Rissa sambil jalan masuk ke dalam kantor.

****

Rissa langsung mendudukkan bokongnya di kursi dengan muka di tekuk,gara-gara Bima ia di kasih kerjaan banyak.

"Awas Lo Bima,sampe rumah gue mutilasi Lo beneran."ucap Rissa sambil menekuk wajahnya kesal.

Rissa langsung mengerjakan berkas-berkas yang menumpuk di hadapannya,Ig rasanya berkas-berkas itu Rissa bakar tapi ia tau berkas itu penting.kalo gak penting udah dia siramm pake bensin.

*****
Jam sudah menunjukan pukul 12 Rissa langsung membereskan berkas-berkas yang berserakan di atas meja.

Rissa langsung berjalan keluar dari ruangan,ia ingin mengisi perutnya yang sudah keroncongan sedari tadi.

Sesampainya di kantin ia langsung memesan makanan,ia langsung mencari meja yang kosong setelah menemukan meja yang kosong Rissa langsung duduk.

Sehari menunggu makanannya selesai ia memainkan handphonenya.

"Ini neng pesanannya."

Rissa menegakkan kepalanya ketika melihat ada orang yang berbicara ternyata bi Surti yang mengantarkan pesannya.

"Oh makasih bi,ini uangnya."ucap Rissa sambil memberikan satu lembar uang berwarna merah.

"Ok neng,nanti kembaliannya saya anterin."ucap bi Surti.

"Eh gak usah bi kembaliannya ambil aja."ucap Rissa.

Pengen Nikah [Repub]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang