BAB 19 : NEW VS KRIST

720 93 8
                                    

Ini adalah tanggal merah. Sangat menyenangkan tanggal merah pas di hari sekolah. Dan hari ini juga jatahnya New sama Singto.

Dan Si lembut ini ngajak New pergi ke pantai.

"hah seger banget" kata New membentangkan tangannya menikmati angin laut yang menerpanya.

"New kamu sudah pakai sunblock? Nanti kulit mu kebakar" kata Singto yang berlari menyusul New.

Kinu keduanya kompak mengenakan kemeja hawaai dan kacamata hitam sudah menghiasi wajah mereka.

"oh iya belum"

"ah sini aku pakaikan".

Singto pun mulai mengoleskan sunblock di wajah, tangan dan kaki New dengan rata.

"nah ayo kita jalan jalan" ajak New menarik tangan Singto. Mereka pun berlarian di tengah panasnya pantai sambil bergandengan tangan.

Singto menarik New ke pinggir pantai, sehingga membuat kaki keduanya basah.
Mereka main ciprat cipratan air, dan saling mengejar. Sesaat melupakan panasnya pantai hari itu.

"capek ih" kata New yang memang lelah karna habis kejar kejaran dengan Singto.

"ngadem aja yuk New. Sini aku gendong" kata Singto yang memosisikan dirinya agar bisa gendong New dari belakang.

"emang kamu kuat, kayaknya badan nya lebih gede aku deh"

"kuat dong. Aku gak mau kamu makin capek"

New pun mulai naik di punggung Singto, dan Singto pun menggendong New.

"kuat gak?" tanya New

"kuat dong. Pegangan ya" kemudian dia menuju ke arah resto di sekitar pantai.

New pun memeluk Singto dengan erat.

"hah panas banget" keluh New saat dia sudah turun dari gendongan Singto dan duduk disalah satu kursi di resto tersebut.

"iya, aku pesenin makanan sama minuman ya?. Kamu tunggu sini dulu" kata Singto yang akan pergi.

Tapi dia justru berhadapan dengan seorang lelaki.

"phi Sing" katanya

New pun menoleh.

"siapa ini Singto?" tanya New

Singto terlihat menaikan sebelah alisnya
"kamu Krist?"

"iya, phi Sing masih ingat. Phi Sing, sedang apa disini? Aku sedang liburan bersama keluarga ku, terus tadi aku kesini soalnya penasaran apa benar ini phi Sing" jawabnya panjang lebar. Dia terlihat masih polos.

Bukannya menanggapi Krist, Singto justru menatap New.

"New dia ini Krist teman masa kecil ku dulu waktu masih belum pindah ke Bangkok"

New hanya menganggukan kepalanya.

Terlihat lelaki yang bernama Krist tadi sedikit kecewa dengan respon Singto.

"Singto, aku udah haus nih" kata New sambil merapikan kerah kemeja hawaai Singto.

"iya, aku kesana dulu"

Dan Krist hanya melihat Singto yang semakin menjauh dari dia.

New menyelidiki lelaki ini.

"oi nong, kemari" kata New dengan tangan melambai, meminta nya untuk berdiri dekatnya.

Krist pun langsung mendekat ke New yang duduk.

"jadi kamu temannya Singto?" tanya New langsung

"iya phi" katanya sambil menunduk

"kamu mau tau gak kenapa Singto lebih milih ambilin aku minum daripada ngobrol sama teman lamanya yang udah lama gak ketemu?"

Krist menggelengkan kepalanya dengan kepala masih menunduk.

"nih phi kasih tau, asal kamu tau, gak semua cowok kalem, lembut itu suka sama yang innocent . Termasuk Singto, dia suka yang kayak phi, yang berani, tegas dan tentu saja memuaskan" kata New ambigu.

Krist pun langsung melihat tubuh New. Putih, beberapa bagian yang emang disukai pun bagus, wajahnya manis, cute, dan tegas.
Krist menelan ludahnya.

Astaga apakah phi Singto suka yang seperti ini?

"nah sekarang kamu pulang, lalu kembali lagi dengan kamu yang lebih berani, lalu rebut Singto dari aku"

"baik phi, terimakasih" kata Krist yang suaranya menjadi lebih keras.

Singto pun datang membawa makanan dan minuman ke New.

"maaf ya New agak lama"

"ehm gak masalah. Oh ya tadi temen mu udah balik duluan"

"oh iya ya tadi ada Krist"

Lah lupa.

"kamu sama Krist ada hubungan apa selain teman?"

"gak ada sih, aku udah nggangep dia adek aku malah. Kita dulu tetanggaan. Sering main bareng. Terus akhirnya aku pindah. Dan lost contact"

"tapi dia kayaknya ada sesuatu sama kamu?"

"dulu sih dia bilang dia suka aku, tapi itu kan masa kecil. Suka yang dia maksud paling cuman suka karna berteman aja kan"

New hanya menganggukan kepalanya.

"nanti sorean pulang ya New" kata Singto

"aw kenapa buru buru. Kan mau liat sunset"

"takutnya nanti kamu capek, kan besok masih sekolah"

"tapi masih mau main, mau liat ikan"kata New cemberut

Singto membenarkan rambut New yang berantakan terkena angin.

"nanti main lagi. Tapi gak disini ya" kata Singto lembut

New menganggukan kepalanya. Luluh dengan suara lembut Singto.

"nih ikan" kata Singto. New kemudian tertawa kecil.

New pikir akan dibawa ke Sea Life, ternyata dia dibawa ke penjual ikan hias.

"Singtooo, ku kira mau diajak kemana gitu, ternyata kesini" kata New yang masih saja tertawa geli.

"aw disana kamu cuman bisa liat aja, disini kamu bisa bawa pulang. Lagian terlalu mainstream disana"

"ehm iya deh"

"tapi kalau kamu mau kesana, ya gak masalah, nanti aku anter"kata Singto yang merasa bersalah.

New menggelengkan kepalanya.

"disini aja, aku mau ikan buat akuarium di rumahku" kata New

Singto tersenyum, dia pun berkeliling toko bersama New dan membeli beberapa ikan.

"nih ikan ini kayak kamu New, pipinya tembam" kata Singto yang menirukan wajah ikan.

Tak mau kalah New pun ikut menirukan gaya ikan berenang.

Dan mereka pun tertawa bersama.

New merasa tidak perlu tempat istimewa untuk bisa bahagia. Termasuk di toko ikan ini saja dia sudah bahagia banget.

Melihat punggung Singto yang masih memilih ikan membuat New sadar, bahwa dia ingin melihat banyak hal lagi bersama Singto.

Terlalu "UKE"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang