Happy Reading ❤️
🐊🐊🐊
Semenjak mengetahui jika Alisia hamil, Fathan semakin posesif dan semakin melarang Alisia ini itu. Terlebih lagi Mama mertua Alisia, kekeuh sekali ingin mencarikan asisten rumah tangga di rumah Alisia. Bahkan, saat ini mereka masih menginap di rumah orangtua Fathan. Tentu saja atas perintah ibu Jelita Gemilar yang terhormat.
Pulang dari rumah kedua orangtua Alisia, mereka langsung ke rumah orangtua Fathan. Karena Jelita sudah heboh dan segera ingin bertemu dengan menantunya. Saat Alma menelponnya, Jelita awalnya ingin menyusul ke rumah keluarga Danish. Namun, Fathan melarangnya karena besok juga mereka akan ke sana. Mengingat jarak rumah keduanya lumayan jauh.
"Pokoknya kalian di sini sampai Mama udah nemuin asisten rumah tangga buat kamu," perintah Jelita pada Keduanya tidak bisa diganggu gugat.
"Alisia masih bisa kok, Ma. Alisia masih kuat buat masak dan bersihin rumah," tolak Alisia halus. Karena dirinya memang masih kuat dan masih mampu untuk melakukan pekerjaan rumah sendiri. Sebatas masak dan menyapu bahkan mengepel masih bisa. Tidak terlalu perlu membutuhkan asisten rumah tangga.
"Kamu tuh nggak boleh capek-capek. Kamu harus banyak istirahat, kandungan kamu masih rawan." Jelita tetap kekeuh dengan pendiriannya.
"Yaudah, aku nurut apa kata Mas Fathan dulu gimana?" Alisia menatap suaminya meminta persetujuan.
"Aku sih nurut aja gimana baiknya." See, akhirnya Jelita yang menang.
"Oke. Sekarang Alisia kamu istirahat aja ya, biar mama masakin makanan kesukaan kamu." Alisia buru-buru menolak, Ia merasa tidak enak jika harus merepotkan mertuanya lagi. Apalagi kalau soal makanan, Ia masih bisa memasak sendiri.
"Eh, Alisia nanti aja, Ma bikin sendiri. Mama pasti capek kan baru pulang belanja," tolak Alisia halus.
"No no, mama mau masakin kamu. Mama tuh kangen sama kamu, apalagi kamu habis kabur gara-gara anak Mama. Mama jadi nggak enak sama kamu," ujar Jelita memelas, pandai sekali memang kalau soal merayu.
"Yaudah gini aja, Alisia bantu mama masak yah? Sekalian masakin orang rumah. Atau sekalian aja Nadhir disuruh makan di sini aja," tawar Alisia, tentu saja Jelita langsung mengangguk setuju. Siapa yang tidak senang jika bisa masak bareng mantunya.
"Ide bagus. Yaudah sekarang kita masak. Fathan, kamu lihat Alzam. Mandiin dia, udah sore," perintah Jelita pada anaknya.
Kemudian, Alisia bergegas menuju dapur bersama Jelita. Sebelum itu, Jelita memerintah anak bungsunya agar nanti malam makan di rumahnya. Sekalian anak sulungnya juga, siapa tahu bisa. Mumpung masih sore, belum saatnya jam pulang kerja.
🐊🐊🐊
Malam harinya, semua keluarga Gemilar berkumpul di meja makan. Kanza juga datang bersama anak dan suaminya, Zaki. Begitupun dengan Nadhir, datang bersama istrinya yang juga sedang mengandung anak pertama mereka.
Semua sangat antusias ketika mendengar Alisia hamil, terutama Tuan Gemilar. Seperti menerima jackpot bakalan menerima cucu dua sekaligus. Anak dari Fathan dan Nadhir.
Sampai-sampai, Anton Gemilar sudah merencanakan membelikan cucunya box bayi yang kembar. Tentunya akan ditaruh di rumah ini, di kamar anaknya masing-masing. Dengan alasan biar anaknya sering mengajak cucunya menginap. Seperti halnya anak Khanza, yang hampir seminggu sekali menginap. Tidak hanya satu atau dua hari, bahkan sampai satu Minggu. Karena Anton yang ingin selalu dekat dan selalu melihat cucunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alisia (END)
RomanceRomantis Story ‼️ NO PLAGIAT❌ HARGAI PENULIS❤️ Alisia sangat anti atau tidak pernah membicarakan tentang cowok. Bahkan teman-teman sebayanya sampai mengklaim dirinya sebagai wanita yang tidak doyan laki-laki. Jika ditanya mengenai kapan punya pacar...