Bab 34

12.9K 684 4
                                    

Happy Reading ❤️

🐊🐊🐊

•••

Hari ini, Alisia mendapat kabar kalau Dinda akan melangsungkan acara lamaran. Kaget? Tentu saja Alisia kaget. Pasalnya, Dinda tidak pernah ada bicara apa pun tentang pacarnya yang ingin melamar. Namun, Dinda malah bilang kalau dirinya akan melangsungkan acara lamaran dengan orang yang berbeda. Tentu saja membuat Alisia tambah kaget.

Dinda sebelumnya tidak pernah bicara apa pun tentang calon suaminya ini. Dinda hanya bilang, dirinya nikah sama anak tunggal kaya raya macam Jaehyun. Dinda sepertinya sudah terkena virus Alisia yang sedikit halu. Bukan sedikit, tapi sudah halu tingkat dewa. Halu artis Korea lebih tepatnya.

Alisia sedang bersiap-siap untuk menghadiri acara lamaran Dinda. Alisia tinggal memakai kerudung dan menyiapkan sepatunya, serta sepatu anak dan suaminya. Alisia membantu Alzam memakai baju dan menyisir rambutnya.

"Udah siap?" tanya Fathan yang sudah siap dengan baju yang senada dengan Alisia dan Alzam.

"Bentar. Aku belum pakai jilbab. Kamu sama Alzam tunggu dulu di bawah." Alisia buru-buru mengambil kerudung di lemari. Sebelum itu, Alisia mengambilkan sepatu Alzam dan meminta Fathan memakaikannya untuk Alzam.

"Baiklah."

Alisia dengan cepat memakai kerudung, karena sudah hampir pukul 9. Tidak sampai 10 menit, Alisia sudah siap dan turun ke bawah. Di sana terlihat Alzam di pangkuan Fathan yang sesekali menguap.

"Kok ngantuk sih Alzam?" tanya Alisia. Fathan hanya menaikan bahunya tanda tidak mengerti.

"Nungguin Mamanya yang lagi dandan, makanya ngantuk," jawab Fathan, Alisia yang tidak merasa dirinya lama saat dandan langsung memukul perut suaminya.

"Enak aja! Nggak ada aku lama dandan. Nggak ada 10 menit."

"Iya-iya. Sekarang yuk berangkat, keburu telat nanti." Fathan mengangkat tubuh Alzam, berniat menggendong. Namun, Alzam langsung minta turun dan jalan sendiri.

Dalam perjalanan menuju rumah Dinda, Alisia tidak berhenti untuk menceritakan kisah cinta Dinda. Bagaimana Dinda yang sering curhat karena pacarnya yang jarang sekali mengirim kabar. Memang, seorang pria berseragam yang sedang bertugas di perbatasan jarang memberi kabar. Alisia juga mendengar cerita Bundanya yang sama dengan Dinda. Mengingat ayahnya dulu juga seorang TNI.

Sesampainya di rumah Dinda, Alisia langsung masuk ke dalam kamar Dinda bersama Alzam. Sedangkan Fathan langsung bergabung dengan tamu undangan yang lain.

"Assalamualaikum, Alisia cantik dan Alzam ganteng datang," sapa Alisia saat memasuki kamar Dinda. Terlihat Dinda sedang membenarkan kerudung dan memakai high heels. Membuat Alma bergidik ngeri melihatnya.

"Waalaikumussalam. Jahat banget sih baru datang." Dinda yang kaget langsung memekik kegirangan karena melihat Alisia, ralat Alzam.

"Alzam! Sayangnya Onty sini, Sayang." Dinda langsung memeluk Alzam. Membawa Alzam ke pangkuannya.

"Nasib, Lo kangennya cuma sama anak gue ya, Kak?" tanya Alisia kesal. Ingat, Alisia sangat sensitif permisa.

"Anak Lo kenapa makin ganteng sih, Al? Eh iya lupa, bapaknya juga ganteng."

"Eh, Lo pacaran sama siapa, lamaran sama siapa. Siapa sih calon Lo, Kak?" tanya Alisia penasaran. Pasalnya, dari kemarin Dinda memberitahunya jika ingin lamaran, tidak menjawab pertanyaan Alisia siapa calon suami Dinda. Tentu saja membuat jiwa kepo Alisia meronta-ronta.

Alisia (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang