Bab 51

13.5K 719 25
                                    

Yuhuuuu Happy Reading, Besti❤️

🐊🐊🐊

Begadang setiap malam sudah menjadi kebiasaan Alisia sejak lama sebelum menikah dan punya bayi. Namun, kali ini Alisia begadang karena anak perempuannya adalah tipe bayi yang siang tidur terus dan malam bangun sampai subuh. Alisia melakoni perannya sebagai seorang ibu kali ini benar-benar seperti sudah berpengalaman. Yang awalnya ia tidak bisa atau malah belum pernah melihat sama sekali, semenjak resmi menjadi ibu yang sesungguhnya nalurinya sudah semakin terasah.

Mempunyai anak seperti Alzam yang sudah tidak pernah rewel dan banyak menuntut membuat Alisia sedikit lega. Namun, yang membuat Alisia bingung ketika kedua anaknya rewel bersamaan. Misalnya ketika Baby Sha rewel tidak bisa diam, Alzam sang kakak ikut merajuk karena Bundanya terlalu fokus kepada Baby Sha. Untung saja Alzam merajuknya tidak begitu lama dan masih bisa diatasinya.

"Kamu tidur dulu gih, Baby Sha biar sama aku dulu. Semalem kan kamu nggak tidur gara-gara Baby Sha rewel." Fathan mengambil alih Baby Sha dari gendongan Alisia. Memang, semalam Alisia tidak tidur sama sekali. Selepas subuh ia baru bisa tidur setelah menyusui Baby Sha dan anak perempuannya itu digendong oleh nenek-neneknya. Namun, tidak sampai satu jam ia tertidur, Baby Sha kembali menangis dan rewel tidak mau sama siapapun selain dirinya, hingga malam hari. 

"Alzam udah tidur kan, Mas?"

Fathan hanya mengangguk dan terus menimang-nimang anak perempuannya. Entah karena apa, Baby Sha jika digendong oleh Fathan selalu tenang tanpa ada nangis sedikitpun. Saat bersama Alisia, Baby Sha kalau rewel akan susah untuk ditenangkan. Namun, saat sudah digendong Fathan akan selalu diam. Ikatan batin ayah dengan anak perempuan memang sangat kuat.

"Yaudah, nanti kalau Baby Sha minta minum kamu bangunin aku ya, Mas?"

"Iya, Sayang. Kamu tidur gih, eh sini dulu." Alisia kembali mendekat. Cup. Benda kenyal itu mendarat dengan mulus di keningnya. Membuat Alisia lagi-lagi tersipu malu, padahal itu bukan kali pertamanya Fathan melakukan hal yang sama.

"Bunda salting nih," goda Fathan membuat Alisia langsung menutup wajahnya dengan guling.

Alisia malu jika harus dipanggil 'bunda' oleh suaminya. Kalau yang memanggil anak-anaknya masih biasa aja. Namun, ketika yang memanggil adalah suaminya, rasa malunya akan bertambah dua kali lipat.

Tidak butuh waktu lama, sudah terdengar dengkuran halus Alisia. Fathan membenarkan selimut dan kembali mencium kening istrinya. Selanjutnya ia kembali fokus pada anak gadisnya yang juga sudah tertidur dengan damai. Ditimang-timangnya Baby Sha sambil bersholawat lirih. Diletakkannya Baby Sha dengan pelan di box bayi sambil terus bersholawat.

Setelah memastikan anaknya tidur dengan tenang, Fathan langsung melihat kamar jagoannya. Ia bernapas lega karena Alzam juga masih tidur dengan pulas. Kemudian ia langsung mematikan lampu dan kembali ke kamarnya. Menyusul sang istri yang sudah mengarungi alam mimpi sedari tadi.

🐊🐊🐊

"Uuu, sayang. Pantesan nangis ternyata ngompol anak Bunda."

Alisia dengan telaten mengganti popok dan setelah itu menyusui anaknya. Alisia membawa Baby Sha untuk tidur bersama dirinya dan suaminya. Sebenarnya Alisia lebih suka dan lebih suka jika Baby Sha tidur bersamanya, bukan di box bayi. Dengan alasan jika menyusui anaknya lebih enak tanpa harus berdiri dan mengambil Baby Sha.

"Eh!" Alisia menampar tangan Fathan yang ingin memeluknya. "Ssstt... anaknya bangun lagi nanti."

"Kok dipindah?"

Alisia (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang