nikah ( tiga belas)

3K 262 16
                                    

Selamat membaca...

***"

"Apalagi ini," lirih Siti dan Reza bersamaan.

Setelah warga yang memergoki Siti dan Reza di rumah kosong keduanya pun dibawa ke balai desa untuk disidang atas apa yang telah mereka lakukan. Meskipun itu tidak benar akan tetapi kondisinya menunjukkan jika mereka telah melakukan hal yang tidak boleh dilakukan oleh pasangan yang belum menikah.

"Pak kami bisa jelaskan. Ini semua salah paham." Siti mencoba memberi penjelasan kepada warga.

"Kami semua sudah melihatnya. Jadi kalian tidak bisa lagi mengelak. Sebagai hukuman orang yang berzina adalah diarak keliling kampung atau cambuk."

"Tunggu pak kita itu bukan di tinggal di Aceh loh pak kalau melakukan itu dicambuk," protes Reza ketika mendengar cambuk.

"Nah kan pak. Itu dia ngaku sendiri kalau mereka sudah melakukan hal itu. Sudahlah kalian jangan banyak alasan. Sebaiknya kita laporkan kepolisi saja pak!" saran dari salah satu warga.

"Arak aja pak! keliling kampung jangan pake baju!"

"Sudah-sudah. Biar saya saja yang akan memutuskan itu semua," kepala desa pun mencoba menengahi para warga yang ribut karena masalah hukuman yang pantas untuk Siti dan juga Reza.

Sedangkan Siti yang sejak tadi mendengar perkataan para warga hanya bisa tertunduk lesu karena tidak diberikan kesempatan untuk menjelaskan semuanya. Jangankan menjelaskan semuanya, diberikan kesempatan untuk meyela pun tak bisa. Mereka sudah mengambil keputusan dengan asumsi mereka sendiri.

"Pak..." Siti menunjukkan wajah permohonannya. Masih dengan merapatkan bajunya.

Akan tetapi kepala desa baik RT dan juga RW di sana tidak bisa mengelak kebenaran, dengan warga yang menyaksikan dan juga mendengar percakapan mereka. Mungkin kepala desa akan mempertimbangkan lagi jika hanya satu warga tapi ini banyak sebagai saksinya.

"Ya elah pak jangan pusing-pusing nikahin ajalah mereka!" cetus yang lain memberikan saran.

Jika Reza mendengar itu merasa berbunga-bunga bahagia. Bahkan binar senang dari mata Reza begitu terpancar. Bahkan dengan semangat Reza mengacungkan tangannya setuju.

"Nah pak kalau hukuman itu saya setuju," ucap Reza.

Sedangkan Siti yang mendengar kata menikah merasa terkejut dan juga takut. Bahkan Siti menggelengkan kepalanya dengan keras ide itu.

"Enggak pak saya gak mau nikah!" tolak Siti.

"Loh kok gitu?" Reza sedikit kecewa dengan keputusan Siti.

"Lagipula, apa yang lo pikirkan tentang pernikahan. kita itu masih sekolah!" balas Siti.

"Pak saya mohon. Jangan hukum kami. Kami itu gak bersalah, kami gak melakukan hal itu. Apa yang kalian lihat itu belum tentu benar!" kali ini Siti benar-benar menyela karena tidak ingin dinikahkan.

"Ya sudah pak! kalau enggak mau dinikahkan. Arak aja pak keliling kampung!"

Sementara kepala desa dan juga RT di sana bingung apa yang harus dilakukan. Karena salah satu dari pihak menolak untuk menikah.

"Aduh Siti. Lebih baik kita nikah aja. Dari pada kita diarak keliling kampung. Malu tau," bujuk Reza.

"Emang nikah dengan kondisi seperti ini juga emang gak malu!" kesal Siti dengan keputusan Reza.

"Di arak malu, dinikahkan dengan cara seperti ini malu Dua duanya malu. Dari pada ini malu, itu malu. Lebih baik kita nikah aja kan lumayan bisa langsung malam pertama." Dan perkataan Reza sukses mendapatkan pukulan keras dari Siti.

Pernikahan Rahasia (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang