terlalu berlebihan ( tiga-tiga)

1.3K 141 12
                                    

.

***

Saat ini keduanya masih berada di rumah sakit, tepatnya di ruang inap Reza. Setelah ketahuan jika dirinya hanya pura-pura sakit oleh Siti. Reza pun saat ini seperti anak kecil yang ketahuan memecahkan barang milik ibunya. Meringis ketakutan akan hukuman yang akan di dapatnya.

"Yaang plis, maafin aku." Reza pun menekuk kedua kakinya memohon agar Siti tidak mengacuhkan atau mendiamkannya.

Sedangkan Siti yang melihat itu hanya tersenyum acuh dengan apa yang dilakukan Reza tidak akan membuat Siti memaafkannya. Sungguh Siti kesal dengan apa yang di perbuat Reza. Hari ini, dirinya rela tidak masuk sekolah karena harus merawat Reza yang sakit akibat tawuran kemarin. Ia mengira Reza benar-benar terluka parah sehingga dirinya pun merawat Reza yang sebenarnya itu baik-baik saja.

"Gak ada maaf buat lo!" ketus Siti.

Dan Reza yang mendengar itu pun memeluk kedua kaki Siti.

"Yaang maafin aku. Aku itu hilaf," ucap Reza menundukkan kepalanya. Tapi ketika Reza melakukan itu, Reza di buat syok atas apa yang di lihatnya.

Lukisan si ungu dan si merah berdampingan di lutut Siti. Hal itu membuat Reza panik bukan main. Lalu tanpa komando Reza langsung saja menggendong Siti. Dan membaringkannya di atas kasur yang ia tempati sebelumnya.

Sementara Siti yang mendapat perlakuan Reza yang tiba-tiba itu terkejut bukan main.

"REZA APA YANG LO LAKUIN!" jerit Siti tertahan.

"Yaang kenapa kamu gak bilang kalau kamu itu terluka?" Reza pun memicingkan matanya.

"Siapa yang terluka Reza. Gue baik-baik aja. Gak jelas banget lo. Udah deh sebaiknya kita pulang sekarang," ucap Siti. Ia pun mencoba bangun. Namun hal itu malah di tahan oleh Reza.

"Enggak! Kita gak akan pulang sebelum dokter periksa lutut kamu yang memar itu."

"Reza lutut gue cuman memar. Dalam beberapa hari juga bakal hilang. Udah jangan banyak drama. Udah cukup ya. Gue capek mau pulang."

"Enggak yaang. Kamu tunggu di sini aku akan panggil dokter dulu. Buat cek luka kamu. Kamu tahu, ini itu bahaya. Luka dalam."

"Luka dalam  itu hati gue, yang kesel sama lo karena udah lo bohongin."

"Iya aku tau. Masalah itu obatnya beda lagi yang sama ini," balas Reza kemudian ia pun lebih memilih tombol darurat daripada harus keluar menemui dokter. Karena jika Reza beranjak jauh sedikit saja pasti Siti akan kabur dan tidak mau di periksa.

"Selamat pagi. Ada sesuatu yang bisa di bantu?" tanya dokter tersebut yang sepertinya sudah berganti dengan dokter laki-laki yang usianya masih muda dan juga tamapan. Dan Siti yang melihat itu pun sedikit terpana melihatnya.

"Lah dokter ngapain ke sini?" tanya Reza ketus. Karena dokter yang datang ternyata dokter muda dan juga tampan dan hal itu berhasil membuat dirinya cemburu. Karena Siti terlihat bahagia melihat dokter tersebut datang.

"Maaf apakah saya salah ruangan. Soalnya saya mendengar tombol darurat di tekan."

"Kenapa anda yang datang. Bukankah yang menangani saya adalah dokternya perempuan. Kenapa sekarang berubah jadi laki-laki."

"Ouh itu. Dokter Delia sudah pulang. Sekarang adalah jam kerja saya. Jadi ada yang saya bantu?" tanyanya lagi.

"Gak jadi. Sakitnya di cancel," balas Reza kemudian ia pun menghampiri Siti yang saat ini tatapannya belum beralih dari dokter tampan tersebut.

"Kok sakitnya di cancel," ucap dokter itu bingung. Apakah bisa seperti itu.

"Yaang, ayo kita pulang. Biar luka kamu. Aku yang obatin. Tenang aja aku punya berbagai macam obat baik luka dalam maupun luar. Lagipula rumah sakit di sini itu kurang berkelas. Masa aku di masukin ke kelas VVIP," ucap Reza.

Pernikahan Rahasia (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang